Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Analisis Intelligence: Down Secara Bersamaan WhatsApp, Instagram, dan Facebook

15 April 2019   00:04 Diperbarui: 15 April 2019   00:38 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke [5] Maka ucapan [Thrasymachus] duapuluh dua abad lalu  masih bisa dipakai untuk memahami mengapa teknologi WhatsApp, Instagram, dan Facebook yang mengalami kegagalan pada hari ini.  Bahwa realitas kehidupan dilihat sebagai persaingan terus-menerus untuk mendapatkan lebih banyak (lebih banyak uang, lebih banyak kekuatan, mendomniasi), dan siapa pun yang paling sukses dalam kompetisi memiliki kekuatan menyebut apa itu "keadilan". {"Keadilan tidak lain adalah kepentingan dari orang yang lebih kuat"].

Ke [6] Supaya lebih jelas dan kongkrit bahwa  memahami mengapa teknologi WhatsApp, Instagram, dan Facebook yang mengalami kegagalan pada hari ini, maka saya meminjam isi pada buku kedua Republik Platon atau Platon , mitra dialog bernama Glaucon menceritakan kisah Gyges the Lydian (Cincin Lydia), yang pada suatu hari menemukan, secara kebetulan, sebuah cincin yang bisa membuatnya "tidak terlihat" ketika dia memutar satu arah di jarinya dan terlihat lagi ketika dia mengubahnya menjadi lainnya (teks Republic Platon :359c-360b). Matinya atau gagalnya teknologi WhatsApp, Instagram, dan Facebook secara bisa dimaknai pada tatanan hermeneutika dan semiotika sebagai Ring of Gyges atau wujud operasi  tidak terlihat atau dalam bahasa kongkrit disebut ["strategic intelligence"]  atau wujud tak terlihat atau disebut Lapisan tersembunyi [Hidden Layer]. 

Matinya atau gagalnya teknologi WhatsApp, Instagram, dan Facebook secara bisa dimaknai dengan meminjam buku Republic Platon dialog dengan Glaucon  dengan  pemikiran cincin Gyges secara harfiah dan memadai watak maling penjahat dengan sebutan sebagai manusia tak telihat tak tersetuh indra atau hukum degan kemampuan "The Invisible Man". Kekutan tak terlihat adalah simbol (dan yang kuat) dari kemampuan untuk melarikan diri ditangkap atau terdeteksi demi menguasi atau memenangkan motivasi  apapun yang dinginkan terutama kekuasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun