Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Contoh Membuat Ilmu [3]

29 Maret 2019   06:50 Diperbarui: 28 April 2019   23:18 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Jika pada contoh membuat ilmu  pada tulisan [1] saya meminjam pendasaran filsafat  Aristotle tentang   empat "Causa Proxima"; kemudian pada tulisan ke [2]   filsafat Immanuel Kant (1724-1804),  Kritik Akal Budi Murni (KABM). Ada dua pendekatan   berpikir apriori dan aposterioria.  

filsafat Kant adalah apriori dan aposterioria penilaian analitik dan sintetis. Penilaian pada pengalaman adalah sintetik aposteriori karena  disatukan (sintetis) pada objek pengalaman (aposteriori). Matematika terdiri pada penilaian apriori sintetis.

Pada tulisan ke [3] saya meminjam  meminjam alat  akademik [tools academic]  filsafat Ren Descartes (1596-1650), metode meragukan (Skepticism) atau Discourse on Method (metode wacana atau diskursus melalui (1) Berpikir (res cogitans), dan (2) Res Extensa (materi atau tubuh), dengan menggunakan daya "Intellectual Perception" yang jernih, terpilah-pilah (clara et distincta). Hanya dengan metode melalui "Intellectual Perception"  Clear, and Distinct, dan ide-ide bawaan (innates ideas).

dokpri
dokpri

Maka dengan meminjam alat  akademik filsafat Ren Descartes (1596-1650),   memungkinkan untuk  contoh cara "Membuat Ilmu".  Dengan cara memperoleh ilmu Penalaran (logika), Trikotomi apriori-aposterori, fenomena-nomena, form content, Knower, Known (=merupakan objek, realitas, fenomena, nomena), Knowing (bernalar/berpikir), Knowledge, Teori Menjelajahi Kebenaran, Esensi Teori dapat dihasilkan dengan baik dan memiliki nilai;

dokpri
dokpri

Hasil Penelitian Prof Apollo Daito, dan Pia Oliang  [2014-2019] membuat 5 kasus cara membuat ilmu melalui Deducto Hypothetico- Empirico Verification, Meditasikan, Metodologi Penelitian (deducto hypothetico- empirico verification), Matematika (Logika Deduksi), Statistika (logika induksi), Paradigma Ilmu, Paradigma Dalam Riset, Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, Tangga-tangga ilmiah metodologi penelitian.

Berikut ini disajikan contoh kedua [3] pada tulisan  sebagai contoh cara membuat ilmu teori "kecerdasan emosional (emotional intelligence)" manusia".  Berikut ini adalah tahap-tahap General Skepticism artinya meragukan semua hal (keraguan umum umat manusia), merupakan cara memperoleh kepastian pengetahuan melalui "uji substansi"  untuk membuat ilmu pada kasus "kecerdasan emosional (emotional intelligence)," manusia.

Tahap ke [1] mencari episteme Bentuk silogisme disjunktif deduktif, Logika deduktif silogisme alternatif, Tahap Penelaahan Konsep (Conceptioning), Tahap Pertimbangan atau Putusan (Judgment), Tahap Penyimpulan (Reasoning), Postulat (Asumsi/Aksioma), Hipotesis yang dapat dipatuhi;

 Berikut ini adalah rangkuman sebagian tahap Proses Epistimologi (Bagian Tinjauan Pustaka) atau aktivitas bernalar umum sebagai upaya mencari  dari  Kesamaan Kepada Pembedaan pada "Materi bahan diskursus bernama kasus "kecerdasan emosional (emotional intelligence)" manusia. 

Hasil studi Goleman (2002:76-80) menunjukkan keberhasilan orang-orang sukses ditentukan oleh kecerdasan emosional yang mereka miliki dengan nilai 80%, sedangkan kecerdasan intelektual hanya berperan 20% dalam kesuksesan mereka. Kemampuan sesorang mengendalikan emosinya pada saat krisis maupun kondisi organisasi yang rumit merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. 

Penelitian menunjukkan orang Jepang telah menerapkan nilai-nilai yang ada dalam agama Tokugawa yang didalamnya mengandung unsur-unsur etika Protestan (etika Webber), seperti nilai kejujuran, kedisplinan, bekerja keras, menghargai kinerja, menghargai waktu, mengadakan evaluasi secara terus menerus, menghargai nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat.

Emotional intelligence adalah kekuatan dahsyat yang dapat melampaui kesadaran fisik manusia. Pikiran mempengaruhi emosi, dan emosi mempengaruhi kualitas tindakan. Tindakan seseorang dipengaruhi oleh pertarungan antara emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan yang akan menentukan sukses dan kegagalan seseorang. Karena itu, menurut Anthony Dio Martin (2006:95-98) kesuksesan = visi + imajinasi + aksi + emosi.

Visi yang jelas mengikatkan diri kita pada suatu masa depan yang jelas, semua energi dan sumber daya yang ada bisa diarahkan secara efisien untuk mencapainya. Imajinasi dapat tersampaikan apabila otak kita dapat menghidupkan imajinasi supaya otak kita bisa melihat gambaran  mimpi kita. 

Visi saja tidak cukup, kita perlu memberi kesempatan kepada otak kita untuk menciptakan dan menangkap imajinasi  impian kita. Elemen sukses ketiga adalah aksi. 

Ada ungkapan yang mengatakan " aksi tanpa visi hanya akan menyia-nyiakan waktu, tetapi visi tanpa aksi hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan tanpa menjadi kenyataan". Dapat disimpulkan impian tanpa aksi tidak ada artinya. Elemen terakhir sukses adalah emosi. Intinya, kaitkanlah emosi dengan imajinasi sukses yang ingin di raih.

Dalam membangun kecerdasan emosional, yang harus dapat dikendalikan dalam dirinya antara lain adalah kecemasan, ketakutan, kualitas, persepsi, smart solution, negative emotional self talk, dan emotional blackmail. Elemen-elemen tersebut apabila tidak di kelola dengan sebaik mungkin, akan menimbulkan penurunan etos kerja yang akhirnya akan berpengaruh secara langsung pada pencapaian tujuan organisasi.

Penemuan terbesar generasi ini adalah manusia dapat meningkatkan kehidupannya dengan memperbaiki sikap berpikir, dan emosional. Kemampuan mengelola emosional manusia akan mempengaruhi katalisator perubahan organisasi dalam pencapaian visi dan misi, kualitas mutu produk, proses bisnis internal, pelayanan,  dan akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. 

Hasil penelitian dilakukan (1999), menunjukkan hanya terdapat 44% pengaruh IQ, jumlah jam belajar terhadap prestasi nilai siswa di Bandung. Dengan merujuk pada penelitian ini dapat di duga pengaruh lain di luar model penelitian adalah kecerdasan emosional. 

Kecerdasan emosional merupakan campuran reaksi afektif yang kompleks terhadap suatu target tertentu, yang tidak hanya sekedar perasaan baik atau buruk. Emosi ini diduga juga sering muncul dalam proses pemilihan alternatif investasi modal dan pembuatan keputusan penting.

Kemampuan mengelola emosional dengan baik akan menciptakan kemapanan pimpinan seluruh jajaran organisasi perusahaan. Setiap perusahaan dipastikan ingin memiliki sukses besar dan berumur pajang. Kesuksesan perusahaan ditentukan oleh multi faktor di antaranya adalah peran sumberdaya manusia, teknologi, modal, dan sumberdaya alam. 

Menurut data, perusahaan sukses pada masa yang akan datang sangat dengan kreativitas dan inovasi berbasis pengetahuan (knowledge). Pengetahuan manusia berasal pada pikiran, pengalaman, dan suasana batin dalam mencapai sukses yang terbesar tersebut. Sesungguhnya  manusia memiliki tiga dimensi yakni kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. 

Studi yang dilakukan oleh  Hendrick dan Ludemen menyimpulkan  setidaknya 75% kesuksesan manusia lebih ditentukan  oleh kecerdasan emosional, dan hanya 4% yang ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya.  Selanjutnya menurut penelitian Pricewaterhouse Coopers tahun 1998 dalam Teng (2002:15) kegagalan perusahaan ditentukan: 29% hilangnya persaingan pasar, keuangan 18%, dan 24% dipengaruhi oleh pengelolaan tingkat kecerdasan emosional CEO perusahaan.

Kajian pustaka menggunakan banyak sumber dan literatur, secara sederhana misalnya saya meminjam Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) dengan dimensi sesuai dengan konsep Osborn (2005:15) Robbins, Judge (2007:248); Greenberg, Baron (2003:15); Wood et al (1994:104); Goleman (1995:62) Othman et al (2005), Charles Fombrun et al [1999], Kida et al (2001)  adalah  (a) Pengenalan diri (self awareness), (b) Pengendalian diri  (self regulation/ management),  (c) Motivasi (Motivation), (d) Empati (Emphaty), (e) Keterampilan sosial (social skills).

Menurut Osborn (2005 : 14) emotional intelligence is the ability to manage oneself and one's relationships effectively. Emotional intelligence with its emphasis on managing emotions both personnally and in relationships with others, is now considered an important leadership competency. Osborn (2005: 339 & 534) menjelaskan emotional conflict involves interpersonal difficulties that arise over feelings of anger, mistrust, dislike, fear, resentment, and the like.

Sedangkan menurut Greenberg, Baron (2003:15) emotions are overt reactions that express feelings about events. All emotions share four key properties such as: (1) emotions always have an object, (2) there are six major cattegorues of emotions, (3) expression of major emotions is universal, (4) culture determines how and when people express emotions.

Wood et al (1994 : 104) emotional adjustment covers traits reflecting how much an individual uses and displays emotion in actual behaviours. While there are many such traits in the literature, probably the one most often encountered is the type A/ type B orientation. Type A orientation is an orientation characterised by an individual's impatience, desire for achievment and perfectionism. Type B orientation is an orientation characterised by an individual being easygoing and less competitive in daily life.

Menurut Handoko (2007:306) emosi adalah salah satu jenis affect yang seringkali muncul dalam hubungan interpersonal. Kida et al (2001) emosi merupakan campuran reaksi afektif yang kompleks terhadap suatu target tertentu, yang tidak hanya sekedar perasaan baik atau buruk. Emosi ini diduga juga sering muncul dalam proses pemilihan alternatif investasi modal.

Metode "Harris Fombrun Reputation Quotient (RQ)" dirumuskan Harris Interactive, Charles Fombrun et al (1999: 44) menyusun kuisioner yang digunakan untuk mengukur reputasi perusahaan dengan mengajukan 20 pertanyaan yang digolongkan dalam 6 kategori besar, yaitu: (1) Emozional Appeal, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai perasaan terhadap perusahaan, apakah kagum dan hormat atau percaya terhadap perusahaan tersebut, (2) Produk dan jasa, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai inovasi, kualitas serta nilai produk dan jasa, (3) Kinerja keuangan, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai probabilitas dan risiko investasi serta bagaimana prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan, (4) Visi dan kepemimpinan, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan perusahaan dalam merancang visi yang baik serta bagaimana kepemimpinan perusahaan dapat mencapai terget yang telah dicanangkan, (5) Lingkungan kerja, yaitu pertanyaan-pertanyaan menganai pengelolaan perusahaan dan hubungannya dengan cara kerja karyawan, dan, (6) tanggung jawab sosial, yaitu pertanyaan-pertanyaan mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan perlakuan terhadap manusia.

Emotional intelligence merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosional antara pribadinya dengan orang lain secara efektif. Kemampuan mengelola emosional akan berpengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan. Dengan demikian penelitian ini di anggap sangat menyakinkan terhadap pengaruh atau hubungan yang kuat antara emotional intelligence dengan kepemimpinan. 

Kemampuan mengelola konflik emosional antara perasaan marah, tidak mempercayai, tidak menyukai, ketakutan, merasa tidak aman dalam setiap kondisi yang nyaman atau tidak nyaman. Emosional seseorang sangat tergantung pada objek, kategori, ekspresi pada umumnya, dan nilai budaya individu ketika seseorang memberikan ekspresi. 

Tingkat kemampuan sifat  penyesuaian emosional  individu akan tercermin pada saat individu tersebut melakukan tindakan. Tindakan akan menggambarkan karakter individu pada empati, keinginan pada prestasi atau penyempurnaan sikap, atau kondisi kedua berorientasi pada karakteristik individu lemah dan kompetisi yang kurang berprestasi.

Kecerdasan emosional (emotional intelligence) dikaitkan dengan penilaian perusahaan mencakup seluruh nilai yang terdapat dalam diri individu, bagaimana kesan mereka dengan kualitas output jasa tersebut pada persepsi dan pengalaman selama menggunakan produk tersebut apakah memiliki nilai tambah atau kepuasan. 

Apabila pelanggan merasa puas dampak berikutnya pelanggan akan menjadi loyal untuk bersedia menyediakan uang dalam pembelian barang tersebut. Kepuasan ini membuktikan terjadinya internal bisnis yang baik telah berjalan dalam perusahaan termasuk implementasi total quality management pada fokus pelanggan internal dan eksternal dalam menentukan kualitas produk dan/atau jasa sehingga menjadi unggul dan istimewa baik pada segi harga, ketepatan waktu, keamanan. 

Disamping itu harus memiliki obsesi tinggi pada kualitas jangka panjang, adanya dukungan team work, dan memperbaiki proses secara berkesinambungan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan visi dan kepemimpinan yang baik dalam menjembatani kepentingan seluruh stakeholders tersebut. 

Nilai tersebut diantaranya respek terhadap orang lain dimana setiap orang dalam perusahaan memiliki kemampuan dan talenta masing yang dibutuhkan perusahaan. Pengambilan keputusan berdasarkan manajemen fakta dan bukan berdasarkan pada perasaan dapat memperkirakan hasil yang akan diperoleh seorang pemimpin. 

Lingkungan kerja yang baik dan kondusif nyaman dengan melakukan nilai-nilai kerjasama, keseimbangan hak dan kewajiban, perbaikan secara terus menerus dangan menerapkan (plan-do-check-action) perencanaan yang baik, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh. 

Keberhasilan yang baik harus meliputi aspek secara menyeluruh termasuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat dalam upaya pemberdayaan sehingga menghasilkan pembangunan yang berlanjutan.

Dimensi Kecerdasan Emosional. Dimensi kecerdasan emosional memiliki persaman pada dua buku teks Osborn (2005:15) dan Robbins, Judge (2007:248) emotional intelligence is composed of five dimensions: (1) self awareness- being aware of what you're feeling, (2) self regulation/management-the ability to manage your own emotions and impulses, (3) motivation- the ability to persist in the face of setbacks and failures, (4) emphaty-the ability to sense how others are feeling, (5) social skills-the ability to handle the emotions of others. Menurut Osborn (2005:78) dalam the big five personality dimensions salah satu dimensi terpenting adalah emotional stability- unworried, secure, relaxed, sedangkan dimensi lainnya adalah (1) extraversion- outgoing, sociable, assertive; (2) agreeableness- good natured trusting, cooperative; (3) conscientiousness- responsible, dependable, persistent; (4) openness to experience- imaginative, curious, broad-minded.

Indikator-indikator Kecerdasan Emosional. Menurut Osborn (2005:15) dan Robbins, Judge (2007:248) emotional intelligence have a view indicators such as: (1) ability to understand your own moods and emotions (2) ability to think before acting and control disruptive impulses; (3) ability to work hard and persevere; (4) ability to understand the emotions of others; (5) ability to gain rapport with others and build good relationships.

Sumber: Interprestasi bebas dari Goleman (2000)
Sumber: Interprestasi bebas dari Goleman (2000)

Model penelitian oleh Goleman's dalam Osborn (2005:15) research suggests that a leader's emotional intelligence contributes significantly to his or her leadership effectiveness. Dengan menginterprestasikan model Goleman tersebut seorang pemimpin yang mampu mengelola emosional yang baik supaya bisa sukses dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG).

Tahap ke [2] Deduksi kajian pustaka pada proses [1] kemudian disusun operasionalisasi variable, dalam upaya menyusun konstruksi kuesioner atau sehingga seluruh   instrumen pada N of Items 50 pertanyaan. Setelah diketahui dimensi, indikator pada tahap berikutnya akan di susun operasionalisasi variabel, penentuan skala, dan penyusuanan kuesioner. Pada penelitian ini akan dipakai lima dimensi masing-masing memiliki 10 item kuesioner sebagai indikator:

(1) pengenalan diri (self awareness), mempunyai 10 item kuesioner antara lain:  (a) saya menyukai diri saya apa adanya, (b) saya tahu betul kekuatan diri saya, (c) saya sering merasa khawatir tanpa alasan tertentu, (d) saya mudah marah tanpa alasan tertentu, (e) saya sering meragukan kemampuan saya, (f) saya sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu, (g) saya merasa khawatir terhadap masa depan saya, (h) saya berani tampil beda diantara teman-teman saya, (i) saya mempunyai kemampuan mendapatkan apa yang saya inginkan, (j) saya akan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya, meskipun saya tidak menyukai,

 (2) pengendalian diri (self regulation/ management) mempunyai 10 item kuesioner antara lain:  (a) saya kurang sabar bila menghadapi orang lain, (b) saya sulit pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa, (c) saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum bertindak, (d) saya tetap tenang, bahkan dalam situasi yang membuat orang lain marah, (e) saya dapat mengendalikan hidup saya, (f) saya lebih cepat tenang daripada orang lain, (g) saya sering merasa cepat bosan dan jenuh dalam melakukan sesuatu, (h) persaingan yang ketat mengurangi semagat saya, (i) demi saran lain yang lebih besar, saya dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat saya, misalnya mengobrol, menonton TV, main game, jalan-jalan, main hape,  (j) saya segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya rencanakan dengan tidak mengulur waktu,

(3) motivasi (motivation) mempunyai 10 item kuesioner antara lain:  (a) rasanya saya tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya, (b) saya suka mencoba-coba hal baru, (c) saya malas mencoba lagi jika ernah gagal pada pekerjaan yang sama, (d) saya berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan, (e) saya senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah, (f) bila saya memenuhi hambatan dalam mencapai suatu tujuan, saya akan beralih pada tujuan lain, (g) saya mudah menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit, (h) saya lebih banyak dipengaruhi perasaan takit gagal daripada harapan untuk sukses), (i) saya tertarik pada pekerjaan yang menuntut saya memberikan gagasan baru, (j) saya sering melakukan instropeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya, 

(4) empati (emphaty) mempunyai 10 item kuesioner antara lain:  (a) saya mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang yang beragam, (b) saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain terhadap saya, (c) saya merasa bahwa teman saya akan menjatuhkan saya, (d) sulit bagi saya memahami sudut pandang orang lain, (e) saya merasa canggung ketika berbicara dengan orang lain yang tidak saya kenal, (f) saya dapat membuat orang lain yang tidak saya kenal bercerita tentang diri mereka, (g) dalam suatu pertemuan, apa yang saya sampaikan biasanya menarik perhatian orang lain, (h) saya dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya, (i) ketika teman-teman saya memiliki masalah, mereka meminta nasehat pada saya, (j) saya bisa menempatkan diri pada posisi orang lain, 

(5) keterampilan sosial (social skills) mempunyai 10 item kuesioner antara lain: (a) saya dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat dibenarkan, (b) saya merasa sulit untuk mengembangkan topik pembicaraan dengan orang lain, (c) saya merasa sulit menemukan orang yang bisa diajak bersahabat secara dekat, (d) saya berpedoman pada etika ketika berhubungan dengan orang lain, (e) masalah-masalah pribadi saya tidak mengganggupergaulan saya dengan orang lain, (f) saya dapat merasakan suasana hati suatu kelompok ketika saya memasuki suatu ruangan, (g) saya merasa tertekan dan tidak banyak bicara ketika berada diantara orang banyak, (h) pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, saya sering salah tingkah karena banyak orang lain yang memperhatikan, (i) saya mempunyai cara yang meyakinkan agar ide-ide saya dapat diterima orang lain, (j) saya mampu mengorganisasi dan memotivasi suatu kelompok.

Tabel  Operasionaliasi Variabel Penelitian Kecerdasan Emosional

Variabel

Dimensi

Indikator

Item

Skala

Sumber Data

Kecerdasan Emosional (emotional intelligence) (X2)

Osborn (2005:15)

Robbins, Judge (2007:248);

Greenberg, Baron (2003:15);

 Wood et al (1994:104); Goleman (1995:62)

Othman et al (2005), Jesica Handoko (2007), Melandy dan Aziza (2006),

Windyastuti dkk (2005), Budhiyanto dan Nugroho (2004), Eka Indah Trisnawati dan Sri Suryaningsih (2003)

Pengenalan diri

(self awareness)

Menyukai diri apa adanya

1

Ordinal

Kuesioner

Tahu betul kekuatan diri

2

Ordinal

Kuesioner

Sering merasa khawatir tanpa alasan tertentu

3

Ordinal

Kuesioner

Mudah marah tanpa alasan tertentu

4

Ordinal

Kuesioner

Sering meragukan kemampuan

5

Ordinal

Kuesioner

Sering  merasa tidak mampu melakukan sesuatu

6

Ordinal

Kuesioner

Merasa  khawatir terhadap masa depan

7

Ordinal

Kuesioner

Berani tampil beda diantara teman-teman

8

Ordinal

Kuesioner

Mempunyai  kemampuan mendapatkan apa yang diinginkan

9

Ordinal

Kuesioner

Akan  menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab, meskipun tidak disukai

10

Ordinal

Kuesioner

Pengendalian diri

(self regulation/ management)

Kurang  sabar bila menghadapi orang lain

1

Ordinal

Kuesioner

Sulit  pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa

2

Ordinal

Kuesioner

Memikirkan  apa yang diinginkan sebelum bertindak

3

Ordinal

Kuesioner

Tetap  tenang, bahkan dalam situasi yang membuat orang lain marah

4

Ordinal

Kuesioner

Dapat  mengendalikan hidup

5

Ordinal

Kuesioner

Lebih  cepat tenang daripada orang lain

6

Ordinal

Kuesioner

Sering  merasa cepat bosan dan jenuh dalam melakukan sesuatu

7

Ordinal

Kuesioner

Persaingan  yang ketat mengurangi semagat

8

Ordinal

Kuesioner

Demi saran lain yang lebih besar, dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat

9

Ordinal

Kuesioner

Segera  menyelesaikan pekerjaan yang sudah direncanakan

10

Ordinal

Kuesioner

Motivasi (Motivation)

Tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup

1

Ordinal

Kuesioner

Suka  mencoba-coba hal baru

2

Ordinal

Kuesioner

Malas  mencoba lagi jika pernah gagal pada pekerjaan yang sama

3

Ordinal

Kuesioner

Berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan

4

Ordinal

Kuesioner

Senang  menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah

5

Ordinal

Kuesioner

Bila mengalami hambatan dalam mencapai suatu tujuan,  akan beralih pada tujuan lain

6

Ordinal

Kuesioner

Mudah  menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit

7

Ordinal

Kuesioner

Lebih  banyak dipengaruhi perasaan takut gagal daripada harapan untuk sukses

8

Ordinal

Kuesioner

Tertarik  pada pekerjaan yang menuntut  memberikan gagasan baru

10

Ordinal

Kuesioner

Sering  melakukan instropeksi untuk menemukan kembali

hal-hal yang penting dalam hidup

11

Ordinal

Kuesioner

Empati (Emphaty)

Mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang yang beragam

1

Ordinal

Kuesioner

Biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain

2

Ordinal

Kuesioner

Merasa teman akan menjatuhkan

3

Ordinal

Kuesioner

Sulit  memahami sudut pandang orang lain

4

Ordinal

Kuesioner

Merasa  canggung ketika berbicara dengan orang lain yang tidak dikenal

5

Ordinal

Kuesioner

Dapat  membuat orang lain yang tidak dikenal bercerita tentang diri mereka

6

Ordinal

Kuesioner

Dalam suatu pertemuan, apa yang disampaikan biasanya menarik perhatian orang lain

7

Ordinal

Kuesioner

Dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya

8

Ordinal

Kuesioner

Ketika teman-teman memiliki masalah, mereka meminta nasehat

9

Ordinal

Kuesioner

Bisa menempatkan diri pada posisi orang lain

10

Ordinal

Kuesioner

Keterampilan sosial

(social skills)

Dapat  menerima kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat dibenarkan

1

Ordinal

Kuesioner

Merasa  sulit untuk mengembangkan topik pembicaraan dengan orang lain

2

Ordinal

Kuesioner

Merasa  sulit menemukan orang yang bisa diajak bersahabat secara dekat

3

Ordinal

Kuesioner

Berpedoman pada etika ketika berhubungan dengan orang lain

4

Ordinal

Kuesioner

Masalah-masalah pribadi tidak mengganggu pergaulan dengan orang lain

5

Ordinal

Kuesioner

Dapat merasakan suasana hati suatu kelompok ketika memasuki suatu ruangan

6

Ordinal

Kuesioner

Merasa  tertekan dan tidak banyak bicara ketika berada diantara orang banyak

7

Ordinal

Kuesioner

Pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, sering salah tingkah

8

Ordinal

Kuesioner

Mempunyai  cara yang meyakinkan agar ide-ide dapat diterima orang lain

9

Ordinal

Kuesioner

Mampu  mengorganisasi dan memotivasi suatu kelompok

10

Ordinal

Kuesioner

Tahap ke [3] melakukan pretest data berulang-ulang melalui kuesioner  sebelum dijadikan instrumen alat pengukuran pada kondisi empirik.  Pilih Jwaban Responden Kecerdasan Emosional: Sangat tidak sesuai; Tidak sesuai; kurang sesuai; Ragu-ragu; Cukup sesuai;       Sesuai;     Sangat sesuai

Pengenalan Diri

Saya menyukai diri saya apa adanya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya tahu betul kekuatan diri saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sering merasa khawatir tanpa alasan tertentu

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya mudah marah tanpa alasan tertentu

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sering meragukan kemampuan saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa khawatir terhadap masa depan saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya berani tampil beda diantara teman-teman saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya mempunyai kemampuan mendapatkan apa yang saya inginkan

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya akan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya, meskipun saya tidak menyukai

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Pengendalian diri

Saya kurang sabar bila menghadapi orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sulit pulih dengan cepat sesudah merasa kecewa

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya memikirkan apa yang saya inginkan sebelum bertindak

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya tetap tenang, bahkandalam situasi yang membuat orang lain marah

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya dapat mengendalikan hidup saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya lebih cepat tenang daripada orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sering merasa cepat bosan dan jenuh dalam melakukan sesuatu

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Persaingan yang ketat mengurangi semagat saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Demi saran lain yang lebih besar, saya dapat menunda pemuasan kesenangan sesaat saya, misalnya mengobrol, menonton TV, main hape, main game, jalan-jalan, dll

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya rencanakan dengan tidak mengulur waktu

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Motivasi

Rasanya saya tidak tahu apa yang menjadi tujuan hidup saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya suka mencoba-coba hal baru

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya malas mencoba lagi jika ernah gagal pada pekerjaan yang sama

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya berperan serta dalam berbagai informasi dan gagasan

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah

Bila saya memenuhi hambatan dalam mencapai suatu tujuan, saya akan beralih pada tujuan lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya mudah menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya lebih banyak dipengaruhi perasaan takit gagal daripada harapan untuk sukses

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya tertarik pada pekerjaan yang menuntut saya memberikan gagasan baru

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya sering melakukan instropeksi untuk menemukan kembali hal-hal yang penting dalam hidup saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Empati

Saya mempunyai banyak teman dekat dengan latar belakang yang beragam

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya biasanya dapat mengetahui bagaimana perasaan orang lain terhadap saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa bahwa teman saya akan menjatuhkan saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Sulit bagi saya memahami sudut pandang orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa canggung ketika berbicara dengan orang lain yang tidak saya kenal

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya dapat membuat orang lain yang tidak saya kenal bercerita tentang diri mereka

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Dalam suatu pertemuan, apa yang saya sampaikan biasanya menarik perhatian orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya dapat melihat rasa sakit pada orang lain, meskipun mereka tidak membicarakannya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Ketika teman-teman saya memiliki masalah, mereka meminta nasehat pada saya

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya bisa menempatkan diri pada posisi orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Keterampilan sosial

Saya dapat menerima kritik dengan pikiran terbuka dan menerimanya bila hal itu dapat dibenarkan

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa sulit untuk mengembangkan topik pembicaraan dengan orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa sulit menemukan orang yang bisa diajak bersahabat secara dekat

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya berpedoman pada etika ketika berhubungan dengan orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Masalah-masalah pribadi saya tidak mengganggupergaulan saya dengan orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya dapat merasakan suasana hati suatu kelompok ketika saya memasuki suatu ruangan

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya merasa tertekan dan tidak banyak bicara ketika berada diantara orang banyak

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Pada waktu berbicara dalam suatu diskusi, saya sering salah tingkah karena banyak orang lain yang memperhatikan

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya mempunyai cara yang meyakinkan agar ide-ide saya dapat diterima orang lain

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

Saya mampu mengorganisasi dan memotivasi suatu kelompok

1 Sangat tidak sesuai

2 Tidak sesuai

3 Kurang sesuai

4 Ragu-ragu

5 Cukup sesuai

6 Sesuai

7 Sangat sesuai

 

Tahap ke [4] melakukan dan  menguji validitas kesesuaian antara butir soal dan kisi-kisi konstruknya digunakan membuat analisis faktor atau PCA analysis

Tahap ke [5] Menuji Reabilitas (konsistensi)  atau pengujian reliabilitas (uji keandalan) pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha. Cronbach Alpha apabila angka menunjukkan di atas angka  0,60 berarti di anggap realibel.

Pada tahap ke [3] dan ke [4] Pengujian Pengujian Reabilitas dan Validitas Variabel kecerdasan emosional (emotional intelligence).  Buka program SPSS versi 18, masukkan data di kolom "data view", Selanjutnya berikan nama tiap nomor pertanyaan misalnya X2_1,  X2_2, X2_3 dan seterusnya sampai X2_50.       Data Variabel Independen (X2 kecerdasan emosional/ emotional intelligence)

R

E

S

P

O

N

D

E

N

 

N o m o r    P e r t a n y a a n

X2_1

X2_2

X2_3

X2_4

X2_5

X2_6

X2_7

...

X2_50

1

3

2

2

3

2

2

3

3

3

2

4

2

3

3

2

3

3

3

3

3

2

2

3

2

2

3

2

2

2

4

3

4

3

3

4

3

3

3

3

5

3

3

4

3

3

4

3

3

3

6

3

3

4

3

3

4

3

2

2

7

4

3

4

2

3

4

2

3

3

...

4

3

4

3

3

4

3

3

3

134

4

4

4

3

4

4

3

3

3

Setelah itu lakukan analyze, pilih scale, pilih reability, pilih pindahkan semua X2_1, X2_2,X2_3 dan seterusnya sampai X2_50 pindahkan ke-kolom items, klik statistic, akan muncul reability analysis statistics, klik item, klik scale, klik inter item correlation, covarinnces, klik summaries kolom means, dan variance, klik continue, klik ok.

                                        Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,902

,899

50

 

Angka ini menunjukkan reability statistics cronbach's Alpha ,902 atau lebih besar dari   ,60 berarti intrumen penelitian tersebut Reliabel, sehingga seluruh   instrumen pada N of Items 50 items pertanyaan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliable berarti instrumen tersebut baik sehingga mampu mengungkap data yang ingin diungkapkan.

Uji kedua adalah uji validitas, yaitu dapat melihat t hitung harus lebih besar dari t tabel product moment, dengan rumus N-k-1, sehingga angka 134-4-1 atau sebesar 129, pada tabel product moment adalah (0,176), angka ini dibandingkan dengan output SPSS-  Item-Total Statistics yaitu pada kolom Corrected Item-Total Correlation, berdasarkan output seluruh dari X2_1, X2_2,X2_3 dan seterusnya sampai X2_50 maka semua item pertanyaan adalah valid. Bila tidak valid maka item pertanyaan tersebut dihilangkan dalam proses pengolahan data, proses interasi maksimal 3 kali, dan kalau masih tidak valid maka dilakukan penelitian ulang penyebaran kuesioner.

                                              Item-Total Statistics

 

Corrected Item-Total Correlation

ttable 

Simpulan

X2_1

,218

0,176

Valid

X2_2

,361

0,176

Valid

X2_3

,394

0,176

Valid

X2_4

,371

0,176

Valid

X2_5

,452

0,176

Valid

dan seterusnya

dan seterusnya

dan seterusnya

dan seterusnya

X2_50

,431

0,176

Valid

Tahap ke [6] Menggunakan Rumus Transformasi Data Ordinal (Kuesioner) ke Interval atau  menstranformasi data ordinal menjadi data interval untuk memenuhi analisis statistik parametrik, di mana data minimal mempunyai skala interval.Formulasi yang di pakai menstranformasi data ordinal ke data interval adalah: I = 50 + 10 * (p -- )/;; Di mana: I = tranformasi data interval  P = variabel data ordinal yang ditrasformasikan,  ) = rata-rata hitung (mean)   = standar deviasi

Cara yang dilakukan adalah dengan melakukan perhitungan pada data SPSS versi 18, yaitu dengan klik tranform, klik compute, akan muncul cumpute variabel, isi kolom dengan target variabel iY1_1, dan iY1_2 dan setersunya, klik Numeric Expresion isi 50 + 10 * (data ordinal X2_1 -- 2,1716)/ 1,04433  maka akan muncul seperti pada iX2_1 dan seterusnya iX2_2 dan seterusnya.

                                             Item Statistics

 

Mean

Std. Deviation

N

X2_1

2,1716

1,04433

134

X2_2

2,4701

1,06686

134

X2_3

3,3134

1,70103

134

Sedangkan hasil tranformasi data ordinal ke interval (disajikan sebagian data) sebagai berikut;

iX2_1      iX2_2

48,36                45,59

48,36                45,59

48,36                45,59

38,78                64,34

38,78                45,59

38,78                36,22

38,78                54,97

57,93                64,34

38,78                36,22

38,78                45,59

38,78                36,22

57,93                45,59

38,78                45,59

48,36                45,59

38,78                45,59

48,36                36,22

48,36                54,97

48,36                45,59

48,36                36,22

48,36                45,59

48,36                45,59

67,51                54,97

67,51                54,97

48,36                45,59

48,36                45,59

48,36                64,34

48,36                45,59

38,78                36,22

48,36                54,97

38,78                36,22

48,36                54,97

38,78                36,22

77,08                73,71

57,93                54,97

77,08                64,34

67,51                54,97

48,36                36,22

38,78                54,97

57,93                54,97

57,93                64,34

48,36                45,59

57,93                64,34

48,36                54,97

67,51                64,34

48,36                54,97

38,78                54,97

lanjutan

iX2_1      iX2_2

38,78                45,59

48,36                45,59

57,93                54,97

38,78                36,22

57,93                45,59

67,51                54,97

48,36                45,59

38,78                54,97

48,36                45,59

48,36                45,59

48,36                36,22

57,93                45,59

38,78                45,59

67,51                54,97

38,78                45,59

48,36                54,97

48,36                45,59

48,36                45,59

48,36                54,97

48,36                54,97

38,78                54,97

38,78                45,59

48,36                36,22

48,36                36,22

57,93                45,59

57,93                54,97

48,36                54,97

38,78                54,97

48,36                45,59

48,36                45,59

57,93                64,34

57,93                64,34

57,93                36,22

38,78                83,09

38,78                45,59

38,78                36,22

67,51                54,97

57,93                45,59

38,78               45,59

77,08                73,71

57,93                54,97

38,78                64,34

67,51                64,34

57,93                45,59

67,51                54,97

lanjutan

iX2_1      iX2_2

38,78                36,22

38,78                36,22

57,93                45,59

38,78                36,22

48,36                45,59

38,78                36,22

48,36                45,59

38,78                45,59

57,93                64,34

38,78                36,22

57,93                64,34

48,36                45,59

57,93                64,34

77,08                64,34

48,36                54,97

48,36                45,59

38,78                36,22

57,93                45,59

57,93                45,59

57,93                54,97

38,78                45,59

48,36                54,97

57,93                64,34

57,93                64,34

48,36                54,97

57,93                45,59

48,36                54,97

67,51                64,34

38,78                73,71

38,78                36,22

48,36                54,97

57,93                54,97

38,78                36,22  57,93                54,97

48,36                45,59

67,51                54,97

48,36                45,59

48,36                45,59

48,36                64,34

48,36                45,59

38,78                36,22

48,36                54,97

38,78                36,22

Tahap ke [7] menyusun Theoria Analisis Faktor (PCA) atau Principal component analysis (PCA) atau Analisis komponen utama (AKU) melalui Vektor Eigen dan Nilai Eigen dari Model Dekomposisi digunakan untuk melakukan reduksi dimensi dari banyak variabel sebelumnya menjadi sebuah nilai tunggal dari variabel latennya. Kemudian merotasi factor dengan nilai metode varimax, quartimax, equamax, quartimin, biquartimin dan covarimin serta oblimin yang dipakai.

Rotated Component Matrix

Component

1

2

Pengenalan diri (self awareness)

0.89

0.96

Pengendalian diri  (self regulation)

0.48

0.49

Motivasi (Motivation)

0.46

0.25

Empati (Emphaty)

0.30

0.44

Keterampilan sosial (social skills).

0.55

0.30

Extraction Method: Principal Component Analysis; Rotation Method Varimax wih Kaiser Normalization.

Catatan: Hasil riset menunjukkan bahwa Pengenalan diri (self awareness) sebagai PCA membentuk kecerdasan emosional

 

Tahap ke  [8] Validasi Ulang pada PCA. Validasi ulang atau silang dilakukan dengan Temuan Theori dibuat instrument kuesioner sebagai gagasan utama, jika hasilnya konsisten secara terus menerus maka pada saat inilah "Ilmu Ditemukan" termasuk melalui studi etnografi khususnya pada hasil riset ini pada Pengenalan diri (self awareness) sebagai factor utama) sebagai PCA membentuk kecerdasan emosional. Demikian sebaliknya, jika tidak maka proses awal dari langkah {1] dilakukan kembali untuk mendapatkan rigoritasnya.

Tahap ke [9] Uji pengalaman sendiri (kehidupan yang dialami) dengan metode Hermeneutika Geisteswissenschaften, sekaligus membedakan dengan (ilmu alam lahiriah) atau Naturwissenschaften. Penggunaan Metode Dilthey menyatakan hermeneutika sebagai [Geisteswissenschaften], artinya semua ilmu social dan kemanusian, semua ilmu yang menginterprestasikan ekspresi-ekspresi atau "kehidupan batin manusia" baik dalam bentuk ekspresi (afeksi), perilaku historis, kodifikasi hukum, karya seni atau sastra

Berikut ilmu  Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) sebagai Novelty hasil riset ini. Ke [1] adalah secara normative bahwa Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  adalah genealogi manusia pada papan, empan, andepan. Maka Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) sama keutamaan manusia (manusia berkeutamaan) dengan dokrin Jawa Kuna pada gagasan papan, empan, andepan untuk menciptakan harmoni kehidupan non konflik.

Papan adalah kemampuan menyesuaikan diri dalam semua situasi dan tempat atau pengenalan diri (self awareness); Empan adalah mutu kehidupan pada tatanan keterampilan sosial (social skills). Andepan kemampuan melakukan Pengendalian diri  (self regulation) pada konteks semua diskursus kehidupan yang dihayati;

Ke [2] Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  adalah wujud paling utama adalah sebagai representasi "Stimung" pada pemikiran Martin Heidegger. Pada akhirnya Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  menyembunyikan sesuatu atau semacam [stimug] dalam pemikiran Martin Heidegger tentang perhubungan (keterikatan, keterlibatan, komitmen, keakraban) manusia terlempar dan dunianya ditandai oleh peran ["Stimung atau suasana hati"]. Maka Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  adalah wujud Stimung atau suasana hati, memberi andil besar dalam memberi pemahaman (verstehen) pada benda-benda, manusia, dan kemungkinan eksistensinya.

Ke [3] Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) sebagai wujud Genealogi Moral atau dalam istilah Friedrich Nietzsche: Zur Genealogie der Moral (1887), translated "On The Genealogy of Morality" atau Genalogi Moral adalah "berkehendak untuk berkuasa". Bahwa kecerdasan emosional pada hakekatnya  menunjukkan secara sembunyi-sembunyi  kehendak untuk berkuasa (will to power) semacam dorongan mendasar yang memotivasi semua hal. Keinginan untuk hidup; sarana pada  semua manusia ["kita"] mengejar pelestarian diri dengan naluri kebebasan.   

Untuk memahami nilai Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)  dikaitkan dengan  moralitas, manusia ["kita"] perlu memahami gerak mental atau roh (Geist) bagaimana hal itu muncul di antara manusia ["kita"] daripada hanya menerima perintahnya sebagai kebenaran yang tak terbantahkan atau riset yang sudah mapan.

====== dilarang keras mengcopy gagasan ide hasil riset singkat ini, tanpa mencantumkan sumber pustaka, atau citasi  =======

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun