Maka tindakan "mendeskritkan pribadi orang lain" adalah menggunakan kelemahan orang lain atau dosa orang lain kemudian menjadikan tulisan, seolah-olah penulis lebih suci lebih baik apa lagi jika tanpa dukungan data logika atau tanpa dukungan {deduksi induksi}.
Immanuel Kant menyatakan Rumusan Kant tentang imperative kategoris: ["Bertindaklah semata-mata menurut prinsip (maksim) yang dapat sekaligus kaukehendaki menjadi hukum umum"]. Copy faste adalah mencuri gagasan orang lain tanpa repleksi, dan itu bertentangan dengan hukum umum Kant. Maka tulisan ["Kaleidoskop 2018: Yang Terjadi di Kompasiana"] telah memenuhi kriteria fakultas akal budi yang baik.
Ketiga {3} pada artikel ["Kaleidoskop 2018: Yang Terjadi di Kompasiana"] memenuhi kriteria The General Problem of Pure Reason" yakni (a) Aposteriori, dan (b) Apriori atau relasi keduanya (c) apriori aposteriori. Baik secara Analytical, dan Synthetical.Â
Maksudnya pendekatan Aposteriori, bahwa tulisan yang baik memenuhi unsur induksi dan memiliki data atau statistika, atau data empiric, atau positivism. Sedangkan pendekatann Apriori memenuhi unsur deduksi, atau rasionalisme matematika logika, memiliki proposisi atau grand theory yang baik. Â Maka pada tulisan artikel ["Kaleidoskop 2018: Yang Terjadi di Kompasiana"] telah memenuhi dualism ilmu secara empisteme apriori aposteriori dan dapat menjadi acuan tulisan berbobot pada masa yang akan datang. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H