Spiritualitas "Gunung Madu Rahu"  Metak Ranu Madu Rahu, Lawu Ma Tene Tipak Sulau. Ontologi  merupakan respons manusia terhadap karya Tuhan dalam berbagai situasi, baik bencana rasional, musim panceklik, perang, kekalahan maupun kelepasan dari bahaya, kelimpahan panen, kemenangan, kesembuhan, kesejahteraan. Berikut ini adalah ontologi Iman Kaharingan.
Kejadian penciptaan alam Semesta: tanah, air, angin, api, Â dan segala isinya oleh Allah mula Allah, berisikan esensi pokoknya pada tujuh tetesan air ke tanah sekitar kaki manusia berdua bernama "munta datu mula manta (manusia laki-laki), dan dara mula lapeh (manusia wanita)".
Berdasarkan keyakinan iman Kaharingan ada tujuh tetesan ini berasal dari wanita, sedangkan kedua tetesan air lagi dari manusia laki-laki. Adapun tetesan-tetesan tersebut semuanya jatuh ke tanah, dari atas ke bawah, dan bukan dari bawah ke atas.
Berikut ini adalah prosesnya  "Uhuk Dara Mula Lapeh, Suraibu Hengkang Ulun. Metak Ranu Madu Rahu, Lawu Ma Tane Tipak Sulau":
- Metak isa  welum jari kayu saramelum, tumu malar mangamuan matei, diterjemah tumbuh menjadi pohon yang buah dan daunnya biasa dipergunakan untuk membangun (menghidupkan orang yang mati)
- Metek lagi ma handrueh, ruruh rimis mangapurun, jari wusi parei gilai, janang wini gunung lungkung, diterjemah menjadi tumbuh jadi biji berbagai padi, dan pokok gunung padi.
- Metek lagi mangatalu, jari ilau manyamare, awai supu mangujahan, diterjemah menjadi minyak sakti dalam supu dan kapas dapat dipergunakan penyembuhan kepada orang sakit
- Metak lagi mangapat, jari wundrung amirue, janang lunsing salulungan, diterjemah menjadi roh,  kemudian jiwa, dan tubuh atau "jiwa yang hidup" yang hidup dalam diri mereka berdiam dalam roh, jiwa badan kita manusia.
- Metak lagi mangalima, jari nanyu saniang, janang hiang piumung, diterjemah menjadi roh-roh malaikat pelindung yang biasa membantu dan melindungi manusia dari bahaya dan gangguan perjalanan hidup termasuk jenis penyakit apa pun
- Metak kanamangapat, jari suling wulian, janang riak rayu rungan, diterjemah menjadi Dewa Dewi yang masuk dan dipergunakan dalam diri guna membantu para Mantir Adat,  atau Wadian Welum-Wadian Matei
- Metak lagi kepitulempat, jari tumpuk tunyung punu, guha mari dandrahulu diterjemah menjadi menjadi  kampung  tempat roh orang yang sudah mati atau kehidupan sorga.
Luwan metak ma tane pirarahan, ruruh rimis ma gumi tampajakan:
- Jari rikut sa irunrean, jari tanang kayu, diterjemah menjadi rerumputan yang subur, dan semua jenis pepohinan.
- Wurung sa ngawuwean wurung, janag eha ngawuean eha, diterjemah menjadi semua jenis  burung dan semua hewan yang dapat berkembang biak.
Demikianlah esensi sejarah suku Dayak Ma'anyan dalam persepektif asli dan atas kehendak Tuhan Maha Agung dan Bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H