Namun, seperti Heidegger berpendapat dalam "Being and Time"  mengambil dikotomi subjek  objek modern ini sebagai titik salah mengartikan cara mengalami dunia sehari-hari.Â
Dengan tidak mengenali dan melakukan keadilan terhadap keterikatan integral dari diri dan dunia yang mendasar bagi navigasi pengalaman lingkungan hidup, filsafat modern secara efektif memisahkan subjek objek dan dari subjek lain.Â
Dengan cara ini, filsafat modern meletakkan landasan konseptual untuk subjektivisme , "pandangan dunia" di mana suatu dunia objektif yang secara intrinsik tidak bermakna ("alam") dipisahkan secara epistemik sebagai subyek yang terisolasi, menganugerahkan nilai, dan karenanya harus dikuasai melalui aktivitas epistemologis, normatif, dan praktis tanpa henti.Â
Heidegger mengemukakan  masalah ini bukan hanya teoretis, karena subjektivisme pandangan dunia modern berfungsi secara historis seperti ramalan yang tergenapi sendiri.Â
Kemajuan historis progresifnya menghasilkan tidak hanya kebebasan politik dan kemajuan ilmiah yang dihargai, tetapi konsekuensi-konsekuensi hilir yang tidak diinginkan seperti krisis lingkungan yang semakin meningkat dan efek kurang dapat diprediksi seperti estetika seni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H