Filsafat Seni Mimesis (Aesthetics) [34]
Filsafat Seni Mimesis (Aesthetics) tema tentang {"Imitasi"}. Kata ini; "Imitasi" adalah terjemahan bahasa Inggris yang paling umum artinya {"mimesis"} . Termasuk "representasi" dan "emulasi." Untuk membuat hal-hal membingungkan, kata Yunani transliterasi atau tanda diakritik telah diterima sebagai bahasa Inggris ("mimesis"). Semua terjemahan menangkap sesuatu dari makna kata dalam bahasa Yunani klasik. Selama "imitasi" digunakan dengan kesadaran  itu tidak berarti semua yang dilakukan oleh mimesis , itu membuat terjemahan yang bisa bervariasi. "Menirunya" berfungsi cukup baik sebagai kata kerja mimeisthai ;demikian  "meniru." Â
Tentu saja orang dapat dengan mudah menggunakan mimesis Yunani, karena diskusi ini umum dipakai. Untuk kesederhanaan, beberapa orang lebih memilih "mimesis" yang sekarang-Inggris. Tetapi pilihan terakhir ini membawa risiko.
Kata "mimesis" dalam bahasa Inggris telah mulai mengambil indra dan kegunaannya sendiri, menjadi bahasa Inggris secara proporsional ketika kata itu berhenti untuk kata Yunani.
Mimesis Pada Aristophenes: ada penulis sebelum Platon menggunakan mimesis lebih samar-samar, tidak secara khusus menerapkan kata itu ke proses puitis dan juga tidak menyiratkan kecurangannya; dengan satu pengecualian penting. Komedi Aristophanes, terobsesi dengan Euripides dan memang dengan tragedi pada umumnya memperkenalkan komentar tentang stagecraft tragis  mengatakan mimeisthai dan mimesis secara konsisten berarti "merendahkan" atau tidak bermutu, atau remeh temeh.
Aristophanes telah lama dilihat  Platon dalam kritik moralistik puisi. Mereka berbagi kepekaan konservatif yang melebihi fitnah Aristophanes pada Socrates. Tetapi pengaruh Aristophanes pada Platon meluas, karena komentator tidak selalu mengenali, sifat mimesis . Dia menggunakan kata itu dalam arti teknis yang menggambarkan apa yang dilakukan aktor dalam sebuah drama, dan dengan saran penipuan atau penyembunyian.
Selain antara Aeschylus dan Euripides ada Wanita Merayakan Thesmophoria , yang menyebut mimesis gangguan kehidupan dan menentangnya dengan alam.Dapat dikatakan Perempuan Merayakan Thesmophoria menemukan ambiguitas dalam imitasi dramatis yang mengantisipasi Platon; dalam drama itu, seperti di Republik , mimesis menggabungkan komposisi dan kinerja, penemuan karakter dan penggambarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H