Kerkop Muntilan, dan Katolik Di Jawa
Kerkop Muntilan  makam Para Romo atau Imam, atau Pastor Katolik Jesuit Muntilan Magelang Jawa Tengah. Istilah "Kerkop" agak asing ditelinga sebenarnya; Kerkop berarti Kuburan atau Makam atau tempat istirahat dalam damai kekal (RIP "rest in peace") dalam istilah kebudayaan manusia  Eropa. Kerkhof berasal dari bahasa Belanda berarti kuburan. Kerkhof bisa berarti taman gereja (kerk-hof) atau dimaknai sebagai kompleks pemakaman (Kerkhof).
Sedangkan kata Jesuit adalah nama ordo  Jesuit adalah sebuatan untuk anggota Serikat Jesus (Serikat Jesus) atau disingkat S.J.  Ordo Serikat Jesus adalah salah satu nama ordo dalam agama Katolik. Serikat Jesus didirikan pada tanggal 15 Agustus 1534. Pendiri Serikat Jesus adalah  Ignatius Loyola bersama dengan enam temannya, yaitu Fransiskus Xaverius,  Alfonso Salmeron, Diego Laynez, Nicolas Bobadilla, Pierre Favre, dan Simao  Rodrigues. Paus Paulus III mengukuhkan ordo ini melalui  Bulla kepausan Regimini militantis Ecclesiae pada tanggal  27 September 1540.
Mengapa Kerkop Muntilan lebih terkenal jika dibandingkan Kerkop Girisonta, Desa Karangjati, Ungaran, Jawa Tengah. Alasan pertama adalah Kerkop Muntilan sebagai tempat makam Franciscus Georgius Josephus Van Lith   (lahir 17 Mei 1863- meninggal 9 Januari 1926 pada umur 62 tahun) atau seringkali disingkat sebagai Frans van Lith adalah seorang imam Jesuit asal Oirschot,Â
Belanda yang meletakkan dasar karya Katolik di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Â Kerkop Muntilan ada juga tempat Novena dan doa, dan dinding sebelah kiri pintu masuk; kita bisa melakukan rangkaian prosesi jalan salip. Hanya sayangnya bagi yang mau bertapa tidak diperkenankan inap malam hari.
Ada juga RIP almarhum Mgr. Adrianus Djajasepoetra, S.J. dan dipilih oleh Paus Pius XII menjadi Vikaris Apostolik Jakarta pada 18 Februari 1953. Sebelum menjadi Vikaris Apostolik, pernah menjabat sebagai rektor di Kolese Santo Ignatius Jogja.
Maka Kerkop Muntilan adalah simbol Katolik di Jawa sama dengan menyatakan "Awal Mulanya adalah Muntilan" dan  romo Van Lith yang pertama membaptis secara Katolik di tahun 1903 diwilayah Mendut memiliki sekitar 300 orang; dan membaptis menjadi Katolik 20 orang di Muntilan: dan pada 14 Desember 1904  Romo van Lith membaptis 171 penduduk Kalibawang di  Sendangsono, yang kemudian sampai hari ini sebagai pusat Gua Maria Sendang Sono.
Maka wajar jika pada kunjungan Kepausan Paus Yohanes Paulus II, saat berpidato di di stadion Kridosono Yogyakarta tanggal 10 Oktober 1989, bahwa kedatangannya adalah untuk mengenang mereka yang telah meletakkan dasar iman bagi umat Katolik di Pulau Jawa, yaitu Romo  Van Lith dan dua orang muridnya, Mgr. Soegijapranata dan IJ Kasimo. Dan meja misa Kudus Paus Yohanes Paulus II ada tersimpan sampai hari ini di Museum Misi Muntilan.Â
Museum ini adalah bentuk pengabdian dan apresiasi ini dapat dikunjungi di samping Gereja Santo Antonius Jalan Kartini Muntilan. Namnya Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner, "Fransiskus Georgius  Josephus Van Lith, SJ". Maka Van Lith telah merealisasikan pada  visi ordo ini "Ad Maiorem Dei Gloriam" atau Kehadiran kemuliaan Tuhan menjadi besar dan nyata.  Dan untuk mengenang kembali ketokohan Van Lith siapa saja bisa mengunjungi  Kerkop Muntilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H