Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerkop Muntilan, dan Katolik di Jawa

10 Desember 2018   10:21 Diperbarui: 10 Desember 2018   10:55 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerkop Muntilan, dan Katolik Di Jawa

Kerkop Muntilan  makam Para Romo atau Imam, atau Pastor Katolik Jesuit Muntilan Magelang Jawa Tengah. Istilah "Kerkop" agak asing ditelinga sebenarnya; Kerkop berarti Kuburan atau Makam atau tempat istirahat dalam damai kekal (RIP "rest in peace") dalam istilah kebudayaan manusia  Eropa. Kerkhof berasal dari bahasa Belanda berarti kuburan. Kerkhof bisa berarti taman gereja (kerk-hof) atau dimaknai sebagai kompleks pemakaman (Kerkhof).

Sedangkan kata Jesuit adalah nama ordo  Jesuit adalah sebuatan untuk anggota Serikat Jesus (Serikat Jesus) atau disingkat S.J.  Ordo Serikat Jesus adalah salah satu nama ordo dalam agama Katolik. Serikat Jesus didirikan pada tanggal 15 Agustus 1534. Pendiri Serikat Jesus adalah  Ignatius Loyola bersama dengan enam temannya, yaitu Fransiskus Xaverius,  Alfonso Salmeron, Diego Laynez, Nicolas Bobadilla, Pierre Favre, dan Simao  Rodrigues. Paus Paulus III mengukuhkan ordo ini melalui  Bulla kepausan Regimini militantis Ecclesiae pada tanggal  27 September 1540.

dokpri
dokpri
Sedangkan kata Ordo  adalah komunitas-komunitas dengan kaul agung dalam arti luas,  dengan biara-biara independen (Benediktin, Trapis), dengan biara-biara yang  tunduk kepada satu pembesar umum (Serikat Jesus, Ursulin Uni Roma). Pada umumnya biarawan-biarawati memiliki tiga janji atau kiga kaul, yaitu: ketaatan, kemiskinan,  dan kemurnian atau selibat.

Mengapa Kerkop Muntilan lebih terkenal jika dibandingkan Kerkop Girisonta, Desa Karangjati, Ungaran, Jawa Tengah. Alasan pertama adalah Kerkop Muntilan sebagai tempat makam Franciscus Georgius Josephus Van Lith    (lahir 17 Mei 1863- meninggal 9 Januari 1926 pada umur 62 tahun) atau seringkali disingkat sebagai Frans van Lith adalah seorang imam Jesuit asal Oirschot, 

Belanda yang meletakkan dasar karya Katolik di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.  Kerkop Muntilan ada juga tempat Novena dan doa, dan dinding sebelah kiri pintu masuk; kita bisa melakukan rangkaian prosesi jalan salip. Hanya sayangnya bagi yang mau bertapa tidak diperkenankan inap malam hari.

dokpri
dokpri
Di Kerkop (RIP) ada makam tempat istirahat terakhir Kardinal  Mgr. Justinus Darmojuwono Kardinal dari Gereja Katolik Roma pertama berasal Indonesia. Ia berkarya di Keuskupan Agung Semarang dari 1963 sampai dengan 1981, dan diangkat menjadi kardinal pada tahun 1967. Posisinya persis di pintu masuk ukuran paling besar dengan bangunan utama gaya Jawa Kuna. 

Ada juga RIP almarhum Mgr. Adrianus Djajasepoetra, S.J. dan dipilih oleh Paus Pius XII menjadi Vikaris Apostolik Jakarta pada 18 Februari 1953. Sebelum menjadi Vikaris Apostolik, pernah menjabat sebagai rektor di Kolese Santo Ignatius Jogja.

dokpri
dokpri
Ada juga RIP Romo Martens. Romo Martens sebelum pindah ke Muntilan berkarya di Keulauan Kei. Setelah misi Kepulauan Kei diserahkan kepada profektur Irian Barat, Romo Martens pindah ke Muntilan. Romo Martens pindah ke Muntilan pada tahun 1904. Romo Martens tidak memiliki kecerdasan seperti Van Lith dan Hoevenaars akan tetapi ia memiliki bakat untuk bertindak sebagai wasit yang ulung, mempunyai cara berbicara yang meyakinkan, mempunyai watak yang supel, otak yang sehat  dan selalu gembira. Sekitar tahun 1905, Romo Martens sudah menjabat sebagai misi oversete.  

dokpri
dokpri
Ada makam Richardus Kardis Sandjaja terbunuh pada saat tragedy Muntilan 20 Desember 1948 sebagai martir terbunuh pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Maka Kerkop Muntilan adalah simbol Katolik di Jawa sama dengan menyatakan "Awal Mulanya adalah Muntilan" dan   romo Van Lith yang pertama membaptis secara Katolik di tahun 1903 diwilayah Mendut memiliki sekitar 300 orang; dan membaptis menjadi Katolik 20 orang di Muntilan: dan pada 14 Desember 1904  Romo van Lith membaptis 171 penduduk Kalibawang di  Sendangsono, yang kemudian sampai hari ini sebagai pusat Gua Maria Sendang Sono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun