Analisis Literatur: Job Satisfaction [4]
Kepuasan Kerja Menurut Schermerhorn (2008).   Menurut Schermerhorn (2008:380) job satisfaction a comprehensive work attitude is job satisfaction, the degree to which an individual feels positive or negative about various aspects of work.Maksud dari Schermerhorn (2008:380) suatu sikap kerja yang luas adalah kepuasan kerja, tingkat perasaan positif atau negatif dari seorang individu terhadap bermacam-macam aspek pekerjaan.  Schermerhorn (2008:380) menyatakan the evaluative points of reference in job satisfaction are such things as pay, co-workers, supervisor, work setting (job the extent), advancement opportunities (promotion), and workload.
Pernyataan Schermerhorn (2008:380) tersebut maksudnya evaluasi yang berkenaan dengan kepuasan kerja adalah hal-hal seperti upah, teman kerja, atasan, pengaturan kerja (perluasan kerja), kesempatan untuk memperoleh kenaikan jabatan (promosi), dan beban kerja.  Schermerhorn (2008:380) juga menyatakan In a poll of American workers, the wall street journal asked this question: how satisfied are you with your current job? Interestingly, a majority were at least to some extent satisfied with their jobs. The responses were 37 percent completely satisfied, 47 percent somewhat satisfied, 10 percent somewhat dissatisfied, 4 percent completely dissatisfied, and 2 percent not sure.
Maksud Schermerhorn (2008:380) pada pemungutan suara terhadap pekerja-pekerja Amerika, surat kabar Wall Street menanyakan pertanyaan ini: seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda sekarang? Menariknya, mayoritas  cukup puas dengan pekerjaannya. Jawabannya adlah 37 % sangat puas, 47 % cukup puas, 10 % kurang puas, 4 % tidak puas, dan 2 % tidak yakin (tidak menjawab).
Selanjutnya akan diuraikan pengertian kepuasan kerja menurut konsep teks buku yang berbeda. Adapun pengertian tersebut sebagai berikut:  Robbins dan Judge (2007:290) menyatakan satisfaction as withthe role perception--performance relationship, high congruence between a boss and employee as to the perception of the employee's job shows a significant association with high employee satisfaction. Similarly, role conflict is associated with job--induced tension and  job satisfaction. Arti Robbins dan Judge (2007:290) yaitu kepuasan antara persepsi tugas dengan hubungan prestasi, kesesuaian persepsi antara atasan dan karyawan mengenai pekerjaan karyawan tersebut menunjukan hubungan yang signifikan terhadap kepuasan karyawan yang tinggi. Demikian pula, konflik tugas berhubungan dengan ketegangan kerja dan kepuasan kerja.
Menurut Wagner III dan Hollenbeck (1992) mengatakan job satisfaction is a pleasureable feeling that result from the perception that one's job fulfills or allows for the fulfillment of one's important job values. Maksudnya kepuasan kerja adalah sebuah perasaan yang menyenangkan atas hasil dari persepsi seseorang bahwa pekerjaannya terselesaikan (terpenuhi) atau membolehkan penyelesaian suatu pekerjaan bernilai penting.
Sedangkan Munchinsky (1987) mengemukakan "likeany feelings of satisfaction, job satisfaction is an emotional, affective response". Pernyataan ini menjelaskan perasaan suka dan tidak suka. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan suatu tingkat dimana seseorang mendapatkan kebahagiaan dari suatu pekerjaan.
Pengertian lain kepuasan kerja dalam merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa yang akan diterima.
Griffin, Moorhead (2007:70) menjelaskan job satisfaction is the extent to which a person is gratified or fulfilled by his or her work.  Kesimpulan beberapa definisi, pada bagian sebelumnya dapat dikatakan  kepuasan kerja memiliki fungsi yang terdiri: (1) meningkatkan disiplin karyawan dalam menjalankan tugasnya. Karyawan akan datang tepat waktu dan akan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukkan, (2) meningkatkan semangat kerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Kepuasan kerja yang tinggi akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan.
Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H