Pada tatanan dimensi kepuasan kerja ada lima karakteristik dijelaskan sebagai berikut, Gibson (1991:75):(1) pay-the amount received and the perceived equity of pay, (2) job the extent to which job tasks are considered interesting and provide opportunities for learning and for accepting responsibility, (3) promotion opportunities-the availiability of opportunities for advancement, (4) supervisor-the abilities of the supervisor to demonstrate interest in and concern about employees, (5) co-workers - the extent to which co-worker are frendly, competent, and supportive. Kelima karakteristik tersebut merupakan alat ukur untuk menentukan determinasi kepuasan kerja. Gibson (1991:75) menyatakan metode pengukuran (measure) kepuasan kerja dikembangkan dalam 4 cara pengukuran yakni: (1) Brayfield-Rothe measured (general measure), (2) job descriptive index (fact measure), (3) GM faces scale (general measure), (4) Minnesota satisfaction questionnaire.
      Kepuasan kerja dapat dikaitkan dengan prestasi kerja, sebab dengan peningkatan kepuasan kerja yang diterima individu akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. Nilai kepuasan kerja seperti penghargaan yang diterima, kompensasi, kontraktual manajer dan pegawai berbasis kinerja, hubungan transaksional, aktualisasi diri, pemenuhan kebutuhan, partisipasi,  akan menghasilkan prestasi kerja. Prestasi kerja dengan dasar produktivitas yaitu perbandingan antara input dibandingkan output yang ditargetkan pada periode tertentu. Pada tatanan sebaliknya jika prestasi kerja meningkat  akan meningkatkan kepuasan kerja, atau terjadi hubungan timbal balik (causal relationship).