Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Analisis Literatur, Leadership [8]

20 November 2018   09:30 Diperbarui: 20 November 2018   11:49 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis Literatur:  Leadership [8]


Leadership menurut Northouse (1997) menggunakan penjelasan berdasarkan beberapa pendekatan dan teori: model deskripsi, bagaimana melakukan kepemimpinan, kekuatan, kritik, aplikasi dalam praktik, studi kasus, intrumen (kuesioner) kepemimpinan. Terdapat (10) sepuluh gaya leadership yaitu (1) trait approach, (2) style approach, (3) situational approach, (4) contingency theory, (5) path goal theory, (6) leader-member exchange theory, (7) tranformational approach, (8) team leadership theory, (9) psychodynamic approach, (10) women and leadership.

Northouse (1997:53-70) memberikan penjelasan tentang contingency theory (teori kontinjensi), mempunyai tiga fakor yakni (a) leader-members relations atau hubungan anggota dengan pimpinan, (b) task structure atau struktur tugas, dan, (c) position power atau kekuatan posisi.

ls11111111-5bf381bd677ffb33100e8362.png
ls11111111-5bf381bd677ffb33100e8362.png
Path goal theory (teori arah tujuan). Northouse (1997:88-106) memberikan penjelasan tentang path goal theory (teori arah tujuan), arah tujuan yang dimaksud produktivitas organisasi dengan memberdayakan motivasi karakteristik bawahan dengan mengatasi kendala (abstacle) yang mungkin muncul. Path goal leadership harus mendefinisikan tujuan, mengklarifikasikan arah, memindahkan kendala, dan menyediakan dukungan. Perilaku pimpinan yang di tuntut harus memiliki directive (arahan), supportive (dukungan), participative (partisipasi), andachievement oriented (orientasi prestasi). Dengan empat perilaku tersebut akan diterapkan disesuaikan dengan karakteristik bawahan, dan karakteristik tugas, dalam memberikan motivasi agar produktivitas tujuan dapat tercapai.

Leader behaviors mempunyai indikator: (1) directive leadership (arahan kepemimpinan) berdasarkan inisiatif struktural dengan karakteristik pimpinan memberikan arahan kepada bawahan dalam pemberian tugas, hasil-hasil yang diharapkan, bagaimana melaksanakanya, dan batas waktu penyelesaiannya. Penugasan ini meliputi standar kinerja, termasuk aturan yang mesti dipatuhi oleh bawahan,

(2) supportiveleadership (dukungan kepemimpinan) berdasarkan perhatian kepada kerjasama, hubungan sesama karyawan, suasana kerja dan pemberian penghargaan pada status bawahan sebagai karyawan yang dibutuhkan dalam organisasi,

(3) participativeleadership (partisipasi kepemimpinan) adanya pemberian partisipasi bawahan dalam bentuk ide, pendapat, dan integritas mereka dalam pemberian keputusan dalam kelompok dalam organisasi, dan

(4) achievement orientedleadership (orientasi prestasi kepemimpinan) memberikan tantangan kepada bawahan untuk memberikan prestasi tertinggi, pimpinan memberikan standar terbaik kepada bawahan dan menunjukkan perbaikan organisasi secara terus menerus. Cara ini menunjukan kepercayaan yang tinggi kepada kemampuan bawahan dalam menyelesaikan tantangan tujuan tersebut.

Subordinate characteristics (ciri-ciri bawahan) dikaitkan dengan memfokuskan pekerjaan bawahan melalui kebutuhan bergabung/affiliation, mengutamakan pada struktur, keingian untuk mengendalikan, dan kemampuan mengetahui diri sendiri pada level melaksanakan pekerjaan. Task characteristics (ciri-ciri tugas) merupakan cara pimpinan dalam memotivasi bawahan. Indikatornya adalah mendesain tugas bawahan, pemberian wewenang dalam organisasi secara formal, dan tugas utama kelompok para bawahan.

Leader-member exchange theory/LMX (teori pertukaran pimpinan-anggota). Northouse (1997:108-127) memberikan penjelasan tentang leader-member exchange theory (LMX), teori pertukaran pimpinan-anggota. Leader-member exchange theory (LMX), merupakan konsep proses leadership di mana pusat pendekatannya adalah interaksi antara bawahan dan atasan, dengan menunjukkan hubungan (dyadic) pertukaran pimpinan-bawahan. Pertukaran yang dimaksudkan meliputi in-group akan menerima kesempatan berkerjasama untuk mencapai tujuan, penghargaan, dan manfaat lainnya, sedangkan out-group akan memperoleh standar manfaat kerja. Pertukaran ini dapat dilakukan di dalam kelompok (in-group), maupun kontrak dilakukan di luar kelompok (out-group).

Dalam organisasi pekerjaan unit, bawahan menjadi bagian dalam kelompok (in-group), atau di luar kelompok (out-group) harus memperlihatkan bagaimana baiknya mereka bekerjasama dengan pimpinan, dan bagimana pimpinan dapat bekerjasama dengan mereka. Hubungan ini ditunjukkan dalam bentuk pertukaran isi dan proses. Hubungan dalam kelompok (in-group) dengan indikator saling percaya, saling menyukai, saling berinteraksi, atau di luar kelompok (out-group) hubungan berbentuk komunikasi formal berdasarkan uraian tugas. Manfaat leader-member exchange theory (LMX), pada kelompok (in-group), atau di luar kelompok (out-group) adalah menurunkan karyawan pindah kerja, peningkatan komitmen organisasi, dan kesempatan untuk promosi jabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun