Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mill: Utilitarianisme [2]

5 November 2018   08:29 Diperbarui: 5 November 2018   08:33 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mill berpendapat  klaim moral yang dibuat oleh banyak pemikir sebelumnya tidak berdasar tatanan kenyataan manusia.

Namun keyakinan moral telah mengalami sedikit perubahan paradigm selama perjalanan sejarah; perubahan ini menyiratkan  ada beberapa standar berfungsi sebagai fondasi kokoh. Mill berpendapat  standar yang tidak diakui ini selama ini dalah prinsip utilitas, atau "prinsip kebahagiaan terbesar." Mill mencatat  utilitarianisme memiliki pengaruh luar biasa dalam membentuk doktrin moral, bahkan di antara orang-orang yang menolak prinsip moral  seperti Immanuel Kant.

Mill menulis  esainya untuk menambah pemahaman dan apresiasi utilitarianisme, dan menyajikan semacam bukti sebagai teori moral. Utilitarianisme tidak dapat "terbukti" dalam arti kata biasa, Mill menegaskan, karena tidak mungkin untuk membuktikan pertanyaan tentang tujuan akhir. 

Sebaliknya, satu-satunya pernyataan yang dapat dibuktikan valid adalah pernyataan-pernyataan  diterima memiliki validitas. Namun, ini tidak berarti  harus menilai prinsip pertama secara sewenang-wenang; mvaluasi secara rasional. 

Esai ini, kemudian, menyajikan dan mempertimbangkan berbagai argumen untuk mendukung utilitarianisme. Karena banyak antithesis pada masalah utilitarianisme. Mill mengatakan berfokus pada apa yang sebenarnya mengandaikan utilitarianisme. 

Mill berpendapat  memiliki fondasi semacam itu diperlukan agar moralitas memiliki legitimasi atau signifikansi apa pun. Mill mendefinisikan tujuan moralitas sebagai kondisi tentang keadaan dunia tertentu. 

Ini adalah kerangka digunakan memahami moralitas, dan Mill mendefinisikannya sebagai yang esensial. Fungsi  esensial moralitas adalah mewujudkan "keadaan dunia terbaik" dan bertanggungjawab pada pilihan hidup yang memadai. 

Titik awal untuk filosofi Mill adalah masalah budaya kita ini:  orang-orang belum dapat sepakat tentang apa asas penting pada  inti moralitas, atau mengapa pemikiran moral itu begitu istimewa. Mill mengidentifikasi konsep utilitas  dan menunjukkan mengapa landasan moral ini begitu luar biasa, sangat penting bagi keberadaan manusia makhluk hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun