Foucault mengkritik konsepsi "yuridis-diskursif" kekuasaan sebagai sesuatu yang hanya menekan dan membatasi, selalu mengambil bentuk seperti hukum. Foucault  menyarankan sebaliknya  kekuasaan sama produktifnya dengan represif. Kekuasaan ada di mana-mana dan bekerja di semua arah. Maka, seksualitas bukanlah sesuatu yang ditindas oleh kekuasaan, tetapi merupakan saluran kekuasaan yang besar. Foucault mengidentifikasi empat titik fokus utama: seksualitas anak-anak, wanita, pasangan yang sudah menikah, dan "kejahatan" seksual.Â
Penyebaran seksualitas melalui keempat poin ini memungkinkan kekuatan untuk menyebarkan dirinya ke dalam keluarga dan seluruh masyarakat. Pengerahan ini terjadi dengan munculnya burjuasi, melihat penyimpangan seksual sebagai keturunan dan berbahaya bagi kelangsungan hidup kelas mereka. Kontrol yang ditempatkan pada seks dengan demikian terutama dimaksudkan untuk memastikan kesehatan dan umur panjang mereka sendiri.
"Hak kematian" pada zaman absolutisme telah digantikan dengan "kekuasaan atas kehidupan". Kekuasaan terutama dilakukan untuk kepentingan membina dan melestarikan kehidupan. Kontrol normalisasi ketat telah ditempatkan pada disiplin tubuh dan pengaturan populasi. Seks dan penyebaran seksualitas sangat penting bagi kekuasaan atas kehidupan ini, karena telah memberi diri dikendali ini demi kepentingan seksualitas "sehat". Seksuasi atau  seksualitas adalah sebuah konstruksi sosial yang membuat manusia lebih mudah untuk dikendalikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H