Prosedurnya lebih logis pada psikologis. Dia mengakui, misalnya,  kita memiliki konsep sebab dan akibat, tetapi konsep itu tidak mungkin berasal pada pengalaman. Dengan demikian, ia menyimpulkan  kita harus memiliki beberapa fakultas yang menuntun kita untuk melihat dunia dalam hal sebab dan akibat. Demikian pula, dia berpendapat  pemahaman kita tentang waktu dan ruang tidak dapat ditemukan dalam pengalaman, dan juga harus bergantung pada intuisi kita.
Pada akhirnya, hanya sedikit sensasi yang membentuk sangat sedikit pada apa yang kita anggap sebagai pengalaman dunia kita. Banyak pengalaman kami berasal pada indra batin kami. Meskipun tak satu pun pada kemampuan ini benar-benar dapat "mengatakan" apa pun sendiri, mereka memberi bentuk dan bentuk pada sensasi kita, dan dengan demikian sangat mempengaruhi bagaimana kita mengalaminya. Â Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H