Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kant: Prolegomena [2]

20 Oktober 2018   10:58 Diperbarui: 20 Oktober 2018   15:47 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kant bersedia setuju dengan Hume, tetapi tidak sepenting Hume hanya menyimpulkan  metafisika salah arah. Sebaliknya, Kant menyimpulkan  metafisika membutuhkan definisi yang lebih jelas dan landasan yang lebih kuat jika harus dianggap serius. Kant tidak setuju metafisika tidak ilmiah,  tidak ada standar untuk benar dan salah, dan  pendapat siapa pun sama baiknya dengan orang lain.

Proyek Kant, kemudian, adalah membuat metafisika ilmiah. Ini berarti mengubah metafisika menjadi pengetahuan sistematis dibangun di atas asas-asas pertama. Fisika Newton, misalnya, dimulai dengan tiga hukum Newton, didasarkan pada pengamatan dan pengalaman yang cermat. Prinsip-prinsip fisik lebih lanjut kemudian disimpulkan pada ketiga hal ini. 

Sebuah proposisi baru kemudian dapat dinilai benar atau salah dengan mudah didasarkan pada apakah atau tidak itu sesuai dengan hukum dan prinsip-prinsip yang sudah ada. Kant berharap melakukan hal yang sama untuk metafisika sehingga perselisihan dan kritik mengenai masalah metafisis dapat diselesaikan secara obyektif, sekali dan untuk selamanya.

Proyek ini adalah bagian apa yang disebut periode "kritis" Kant. Di awal kariernya, Kant mengikuti jejak para metafisik rasionalis seperti Descartes, Leibniz, dan Christian Wolff. Pengaruh Hume menuntun Kant untuk menulis tiga "kritik" yang hebat: Three Critiques: the Critique of Pure Reason (1781, 1787), the Critique of Practical Reason (1788), and the Critique of the Power of Judgment (1790).

Karya-karya ini, bersama dengan Prolegomena, adalah "kritik" tidak hanya mencoba menjawab pertanyaan metafisik, tetapi bertanya bagaimana manusia tahu atau bagaimana manusia mengklaim mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Kant terutama tertarik untuk mengetahui, misalnya, bagaimana manusia dapat mengetahui  dua peristiwa terhubung secara kausal, pada apa sifat pada hubungan sebab akibat itu. Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun