Artinya siapa yang mau atau berani mengalah pada akhirnya mendapat kemulyaan. Maka aksara (filologi) Jawa Kuna dokrin utma adalah "Keselarasan sebagai nilai keberutamaan". Maka manusi tidak terjabak dalam pemikiran dikotomi menang kalah, atas bawah, muka belakang, kiri kanan, dan seterusnya. Tetapi mengambil sikap yang lain sebagai bentuk Trikotomi, atau Jawa Kuna menyebut "telu-teluning atunggal".
Trikotomi, atau Jawa Kuna menyebut "telu-teluning atunggal" ini kemudian dijadikan metapora keutamaan manusia. Maka untuk mencegah keberlanjutan atau pengulangan konflik tidak berkepanjangan ini hadir satu gunung diantara Merapi, dan Merbabu yaitu  Gunung Slamet (simbol "Keselamatan") merupakan puncak tertinggi yang ada di Jawa Tengah.
Keluhuran Jawa Indonesia Kuna ini kemudian dilanjutkan dengan terminologi bentuk lain digeser menjadi Merapi, dan Merbabu yaitu  Gunung Slamet (simbol "Keselamatan") sebagai bentuk "Trikotomi", atau "telu-teluning atunggal" menjadi wujud nyata pada fakta empirik pada poros Mataram dulu, dan kekinian menjadi (3) sumbu imajiner mitologi Jawa, atau sumbu imajiner Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Pantai Parang Kusumo di Laut Selatan, dan Gunung Merapi berada dalam satu garis lurus dihubungkan oleh Tugu Jogja di tengahnya atau simbol pusat kebudayaan ilmu mistis Republik Indonesia.
Nalar Republik Indonesia disumbangkan sebagian besar pada sejarah Mataram Kuna, sampai saat ini Merapi, dan Merbabu yaitu  Gunung Slamet (simbol "Keselamatan"), khususnya Gunung Merapi terletak di perbatasan DIY dan Jawa Tengah, sebagai batas utara Yogyakarta.Â
Disinilah garis lurus itu dimulai. Membujur ke arah selatan, terdapat Tugu Yogya. Tugu menjadi simbol kesadaran idiologi 'Manunggaling Kawulo Gusti' berarti bersatunya antara Tuan  Baginda Radja Jawa (golong) dan rakyat (gilig).
Apollo Daito, 2016., Pembuatan Filsafat Ilmu Akuntansi, Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermenutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta
___,.2011., Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
___,.2014., Rekonstruksi Epistimologi Ilmu Akuntansi Pendekatan Fenomenologi, dan Hermeneutika Pada Kraton Jogjakarta
___., 2014., Ontologi Ilmu Akuntansi: Pendekatan Empirik Pada Kabupaten Kota Bogor, Sumedang, Ciamis Indonesia
______2014., Ontologi Ilmu Akuntansi: Pendekatan Kejawen Di Solo Jawa Tengah Indonesia
____,2015., Pembuatan Diskursus Teori Akuntansi Konflik Keagenan (Agency Theory), Studi Etnografi Reinterprestasi Hermeneutika Candi Sukuh Jawa Tengah
___., 2018., Studi Estetika komparasi Wangsa Sanjaya, dan Wangsa Sailendra Episteme bidang Auditing