Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Schiller "Ode an die Freude"

23 Agustus 2018   20:24 Diperbarui: 24 Agustus 2018   11:59 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Schiller:  "Ode an die Freude"

Tokoh ini adalah tokoh yang membantu saya dalam memahami mencari episteme ilmu sebagai seni pada beberapa riset yang sudah saya lakukan. Tidak mudah memahami pemikiran ini, sangat banyak karya yang dihasilkan, dan mempengaruhi dalam pemikiran peradaban umat manusia. 

Johann Christoph Friedrich von Schiller (lahir 10 November 1759 dan meninggal  9 Mei 1805), umumnya dikenal dengan nama Friedrich Schiller. Beliau adalah Guru Besar di Universitas Jena, dengan konsentrasi pada "sejarah, dan seni".

Yang mengaggumkan saya sebagai pencinta music Violin (biola) adalah daya imajinasi seni yang dimiliki oleh Schiller. Keheranan saya adalah kemampuan daya seni yang luar bisa dan lengkap Schiller  sebagai manusia super telent, kemudian di gubah Ludwig van Beethoven (lahir, 16 December 1770, dan meninggal dunia pada tanggal, 26 March 1827) dalam simfoni No. 9 Ludwig Van Beethoven tahun 1824 dengan D minor op, 125. 

Musik bioala  (Violin)  dimainkan dengan "An die Freude", sesuai dengan nama judulnya, 'Tentang Kebahagiaan', berisi tema dan  menyerukan kepada kebahagiaan, kebebasan pribadi, serta persaudaraan sesama manusia. Puisi ini mengandung unsur-unsur tradisi Yunani dicampur dengan unsur-unsur Kristiani, hal ini menunjukkan semangat universalisme yang tidak memandang bulu serta dapat pula ditafsirkan sebagai penyatuan unsur-unsur kebudayaan Eropa. 

Tidak hanya berhenti disini karya Schiller pada simfoni No. 9 Ludwig Van Beethoven D minor op, 125, digubah dalam ketulian pendengaran Beethoven, dijadikan lagu standar lagu Nasional Eropa ("Anthem of Europe "), dikumandangkan ketika tembok Jerman Timur dan Jerman Barat di Berlin dirobohkan pada tanggal dan hari natal 25 Desember 1989, dan dinyanyikan dilapangan Tiananmen di Beijing 15 April, dan 4 Juni 1989 untuk melawan rezim otoriter, ditandai dengan kematian Hu Yaobang.

Johann Christoph Friedrich von Schiller memiliki kemampuan seni mendalam pada teks "Robbers" dengan menyodorkan peran dalam karya seni sastra dengan jargon "protagonist" demi kebaikan merelakan nyawanya sendiri untuk melawan kejahatan. Sebuah seni dan sastra pada kajian solidaritas, keteguhan hati, dan konistensi setiap pilihan yang diambil.

Hal ini juga sama dengan karya Johann Christoph Friedrich von Schiller tentang  "Kallias, atau "On the Beautiful" atau "tentang keindahan".Sebuah surat dari Christian Gottfried Korner  pada December 21, 1792. Tema tentang kebebasan manusia,dan dua bentu penalaran manusia pada teoritis dan praktis. 

Pada tatanan teoritis adalah wujud representasi dengan representasi untuk memperoleh pengetahuan, dan penalaran praktis adalah wujud representasi dengan kemauan bertindak sebagai bahan evaluasi moral. 

Sedangkan aspek estetika tidak lebih dari kebebasan dalam penampilan dari dirinya sendiri. Diberikan dan ditaati benda  dan tugas merupakan sifatnya sendiri. Maka pada posisi ini akan ditemukan keindahan obyek bukan hanya pada subyek sendiri.

Pada surat "Kallias, atau "On the Beautiful" Friedrich von Schiller membuat pendasaran estetika dengan tema "On Grace and Dignity" dimulai pada bulan Mei  1793, membahas tema tentang rahmat, dan martabat manusia, antara moral dan estetika. 

Metafora yang dipakai Friedrich von Schiller pada "On Grace and Dignity" adalah pada tradisi Yunani Kuno pada dewi Venus, yang cantik anggun, dengan ikon utama pada subuk yang dikenakan.  Sabuk dipakai maka ada kecantikan, demikian juga jika dilepaskan. Anugrah harus menunjukkan keindahan gerakan gerakan yang alami sebagai wujud pahala pribadi manusia. Kebebasan dan gerak dalam ketidaksadaran adalah ciri kepemilikan anugrah, dan jika sadar maka muncullah jiwa yang indah.

bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun