Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ekskursus Odysseus [1]

19 Juli 2018   01:44 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:19 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekskusus Odysseus [1]

Tulisan ini adalah bagian riset kajian pustaka interprestasi hermenutika pada Wangsa Sailendra atau Syailendra dengan meminjam kajian mitos ["Odysseus"] yang dilakukan oleh (die Frankfurter Schule). Saya meminjam interprestasi dengan menggunakan pemikiran teori kritik Adorno, Horkheimer pada mahzab Frankfurt (die Frankfurter Schule)   dikaitkan dengan tema mitos dan dialektika pencerahan.  Pemikiran kritik Adorno, Horkheimer dilatar belakangi pada Hegelianisme Kiri, Marxisme, Psikonalisis Freudian.  

Mahzab Frankfurt (die Frankfurter Schule)  menghasilkan dan melahirkan pemikiran sebagai berikut: "rasio instrumental" (Horkheimer) atau "mitos" (Adorno dan Horkheimer), "selubung rasionalitas teknologi" (Marcuse), "sangkar besi birokrasi" (Weber) serta alienasi dan penindasan (Marx). Maka focus pada tulisan artikel ini adalah "rasio instrumental" (Horkheimer) atau "mitos" (Adorno dan Horkheimer) meminjam kajian mitos ["Odysseus"] Yunani Kuna untuk memahami pencerahan umat manusia dengan segala dimensinya. 

Tokoh Adorno, Horkheimer adalah tokoh mahzab Frankfurt terpenting dalam menafsir makna perkembangan rasionalitas manusia pada era pencerahan sebagai upaya pentahapan manusia modern sebagaimana di kemukakan oleh Filsfuf Perancis bernama Isidore Marie Auguste Franois Xavier Comte (1798-1857) atau di kenal Comte pada 3 tahap perkembangan ilmu.

Tiga tahap tersebut adalah the theological stage tahap teologia, (2) the metaphysical stage, tahap metafisika, and (3) the positive stage dan tahap positivisme. Tiga tahap ini disebut "progress" atau kemajuan peradaban manusia modern. Tentu saja konsep Comte ini sesuai dengan ide   Immanuel Kant tentang  fakultas akal budi manusia dan fakultas kesan indrawi  akan membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan, dan membangun konsititusi registrasi akal budi manusia yang aktif dan menghasilkan.

 Pada sisi lain kemajuan modern memberikan dampak positif misalnya tidak ada manusia mati karena TBC, buta kena katarak, atau Jogja Jakarta jalan kaki, ada pesawat terbang, kerata api, listrik, komputer, iphone,  dan seterusnya bahwa kemajuan dirasakan sekarang ini bukan karena doa, tetapi karena otak manusia (daya rasional) atau disebut  pencerahan. Keberanian melompat, dan progress ini akan membawa umat manusia pada pencerahan, atau kemajuan zamanan atau  proses modernitas dengan memahami rasionalitas suatu masyarakat.

 Madzhab Frankfrut" (die Frankfurter Schule)   dengan tokoh mengkritik moderenitas dan pencerahan  dengan tokoh   Theodor Ludwig Wiesengrund Adorno (1903-1969) dan Max Horkheimer(1895-1973), Herbert Marcuse (1898--1979). Pokok  gagasan Herbert Marcuse terkait konsep Rasionalitas Teknokrat bekerja dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat industri maju bergerak dipelihara dan didogmakan.

Herbert Marcuse salah satu "anak didik" Heidegger mengembangkan  Gerakan Kiri Baru dan tokoh generasi pertama Mazhab Frankfurt (die Frankfurter Schule). Dan pada sisi lain bidang teoretis dan kritik ideologi bersama Horkheimer dan Adorno.

Rasio instrumental menurut Marcuse telah mereduksi manusia menjadi satu dimensi (one dimensional man) atau dominasi tunggal atau narasi tunggal, di mana semua aspek kehidupan manusia: semua menjadi seragam, matematika, olahraga, pemberian kriteria, lagu, puisi,  seni, alat music, tatacara kuliah, ritual agama, ilmu pengetahuan, dan bahasa, direduksi pada kepentingan kontrol teknis. Sekali lagi dinyatakan "semua menjadi seragam". Atau menjadikan manusia bengkel, dan siap menjadi intrumentalisasi manusia dengan manusia untuk menciptakan dialektika material, dan pencirian pada dominasi rasio instrumental.  

Madzhab Frankfrut (die Frankfurter Schule)   menyimpulkan bahwa  ada pergeseran paradigm pada tatanan manusia (lihat pada Comte) bahwa "dahulu animisme menjiwakan benda-benda, namun saat ini industrialisme dengan rasio teknokrat  membendakan jiwa-jiwa" atau semacam berhala baru [fetishisme] model Marx.  Ada semacam demitologisasi (menyerupai Demitologisasi Rudolf Karl Bultmann digeser pada maknanya) menjadi pemikiran pencerahan (aufklarung) lewat rasionalisasi di segala bidang.

Namun kajian ilmu social Madzhab Frankfrut  (die Frankfurter Schule) menyataka ada kegagalan pada rasionalisme telah menjadi mitos baru dalam pemikiran tindakan dirumuskan pada  ["Masyarakat Satu Dimensi"] untuk kriteria  relasi antara teknologi (teknokrat), dan dominasi. Bahan teknologi juga dipakai sebagai alat manipulasi, atau penyadapan data KPU atau memenangkan salah satu pasangan, dipakai dalam dunia intelligent, dan memungkinkan tidak ada jarak dalam tatanan.

Dengan alasan atas nama dan dihadapan "hakim rasionalitas", menghilangkan semua mitos (mitos tidak efisien), membebaskan dari tradisi, dan meng-alienasi umat manusia secara universal atas nama di sebut "kemajuan". Pencerahan adalah  sarana dominasi menjadikan   ["Masyarakat Satu Dimensi"].

Maka pada tulisan ini berturut-turut bahas model dialektika antara Mitos (disebut tidak rasional), melawan pemikiran pencerahan (aufklarung) atau (disebut rasional). Tetapi baik Mitos dan pencerahan dua-duanya pada tujuan (final cause) adalah menghadirkan "kompetensi, dan kekuasaan" pada akhirnya. Artinya dua-duanya sama sama sebagai pendasaran logika untuk menentukan nasib dan perjalanan hidup manusia. Maka konsep Mitos dan Pencerahan berada dalam posisi yang sama sekaligus berbeda. Nasib manusia demikian tema sentralnya.

Mirip dengan Mitos Di Candi Prambanan Jawa Tengah (Jogja) terdapat Roro Jonggrang atau Pramodhawardhani yang dinikahi oleh Rakai Pikatan, dari Wangsa Sanjaya sebagai pakem atau lakon dalam takdir manusia. Atau pada kisah Mitos Nyi Roro Kidul, Mitos Nyi Blorong, nyi Ratu Shima, Mitos Nyai Gadung Melati Gunung Merapi, dan seterusnya.

Maka bentuk pencerahan adalah bentuk melawan takdir nasib, dan tujuan kehidupan (teman saya menyebut "garis tangan"). Melawan dominasi masyarakat dengan rasionalitas Mitos, membrontak dan menjadi pemikiran pencerahan (aufklarung). Maka pemikiran pencerahan (aufklarung) adalah wujud membatalkan nasib manusia melalui cara menghindar, menghadapi, melewan, dan menang serta membatalkan nasibnya.

##bersambung

Daftar Pustaka: Apollo Daito., 2018., Studi Estetika Komparasi pada Wangsa Sailendra dan Wangsa Syailendra Untuk Episteme bidang Auditing

___,.2016., Pembuatan Filsafat Ilmu Akuntansi, Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermenutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta

___,.2011., Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi

____., 2011., Model  dekontruksi teori akuntansi: suatu survey pada masyarakat Dayak  Kaharingan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah: laporan penelitian  hibah bersaing

____,, 2014., TEST VALIDITY MODEL AT INDONESIA STOCK EXCHANGE ACCOUNTING THEORY DECONSTRUCTION

___, 2007., Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/Tesis/Disertasi

___,.2003., Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Earningss Management Serta Penerapannya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Katie Fleming.,  2012.,Odysseus and Enlightenment: Horkheimer and Adorno's "Dialektik der Aufklrung"  International Journal of the Classical Tradition ., Vol. 19, No. 2 (June 2012), pp. 107-128

Theodor W. Adorno, Max Horkheimer and Robert Hullot-Kentor ., Odysseus or Myth and Enlightenment.,1992.,  New German Critique . No. 56, Special Issue on Theodor W. Adorno (Spring - Summer, 1992), pp. 109-141.

___., Dialectic of Enlightenment  Philosophical Fragments., is translated from Volume 5 of Max Horkheimer, Gesammelte Schriften: Dialektik der Aufklrung und Schriften 1940--1950, edited by Gunzelin Schmid Noerr, 1987 by S. Fishcher Verlag GmbH, Frankfurt am Main. Edited by Gunzelin Schmid Noerr, Translated by Edmund Jephcott., 2002., Stanford University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun