Maka pada tulisan ini berturut-turut bahas model dialektika antara Mitos (disebut tidak rasional), melawan pemikiran pencerahan (aufklarung) atau (disebut rasional). Tetapi baik Mitos dan pencerahan dua-duanya pada tujuan (final cause) adalah menghadirkan "kompetensi, dan kekuasaan" pada akhirnya. Artinya dua-duanya sama sama sebagai pendasaran logika untuk menentukan nasib dan perjalanan hidup manusia. Maka konsep Mitos dan Pencerahan berada dalam posisi yang sama sekaligus berbeda. Nasib manusia demikian tema sentralnya.
Mirip dengan Mitos Di Candi Prambanan Jawa Tengah (Jogja) terdapat Roro Jonggrang atau Pramodhawardhani yang dinikahi oleh Rakai Pikatan, dari Wangsa Sanjaya sebagai pakem atau lakon dalam takdir manusia. Atau pada kisah Mitos Nyi Roro Kidul, Mitos Nyi Blorong, nyi Ratu Shima, Mitos Nyai Gadung Melati Gunung Merapi, dan seterusnya.
Maka bentuk pencerahan adalah bentuk melawan takdir nasib, dan tujuan kehidupan (teman saya menyebut "garis tangan"). Melawan dominasi masyarakat dengan rasionalitas Mitos, membrontak dan menjadi pemikiran pencerahan (aufklarung). Maka pemikiran pencerahan (aufklarung) adalah wujud membatalkan nasib manusia melalui cara menghindar, menghadapi, melewan, dan menang serta membatalkan nasibnya.
##bersambung
Daftar Pustaka: Apollo Daito., 2018., Studi Estetika Komparasi pada Wangsa Sailendra dan Wangsa Syailendra Untuk Episteme bidang Auditing
___,.2011., Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
____,, 2014., TEST VALIDITY MODEL AT INDONESIA STOCK EXCHANGE ACCOUNTING THEORY DECONSTRUCTION
___, 2007., Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/Tesis/Disertasi
___,.2003., Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Earningss Management Serta Penerapannya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan