Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bourdieu: Habitus dan Kapital [2]

15 Juli 2018   13:36 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:38 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pierre Felix Bourdieu membahas konsep capital, habitus, dan kekuasan. Dalam relasi hubungan dan struktur masyarakat pada umumnya ada dikotomi [menguasai] dan [dikuasi] atau relasi hubungan subjek objek pada pengorganisasi masyarakat. Atau relasi "Agency Theory" model Jensen, dan Mackling 1976. Factor produksi tanah, mesin, assets, bunga, laba, dividen, royalty, sewa adalah unsur menguasi (principles) dan sementara yang di kuasi adalah gaji kompensasi sebagai wujud "agent".

Unsur elite bourjuis menguasi (principles) ini terakumulasi melalui mekanisme pasar dan sistem pasar bebas, kemudian bisa diwariskan kepemilikan ini dalam keluarga, dirawat dipelihara sampai akhirnya mempengaruhi pola konsumsi, gaya hidup, praktik ritual, sampai pola dan cara beragama, bahkan kematian seperti tanah makam di Sandiego Hill Karawang.

Bisa saja dalam bentuk lain misalnya capital atau modal dapat dimiliki misalnya kepemilikan partai, kepemilikan kesultanan, kepemilikan kepala suku, kepemilikan budaya, dan semua ini adalah unsur dalam status unsur menguasi, dan memiliki atau sekaligus kedua-duanya. Bahkan kecantikan, dan bentuk tubuh pria tampan juga sebagai modalitas untuk bisa menjadi elite bourjuis.

Maka pada elite bourjuis kepemilikan modal unsur menguasi (principles) memiliki surplus value, atau surplus lebih dipakai dalam strategi para actor atau pelakuknya. Kata menguasi (principles) uang seperti dalam filsafat uang Georg Simmel lebih mudah mengatasi jarak, dan mudah dikonversi menjadi apapun. Maka gaya hidup, pendidikan, izajah, gelar dokter, kemampuan bahasa, logika dengan mudah dan mungkin jika manusia menguasi (principles) uang. 

Dengan menguasi (principles) uang akan mudah menciptakan kekuasan "simbolik" seperti apartemen mewah, mobil mewah, sekolah mahal, kelurga ternama, kraton, bergelar guru besar, dan intelektual adalah unsur kapital penting. 

Apalagi jika kayaraya 7 turunan, 7 tanjakan menguasi (principles) uang atau elite bourjuis. Uang dibawa sampai makam dan jika tidak punya uang persaan mau mati. Yang mendoakan manusia kaya dan punya menguasi (principles) uang lebih banyak terhormat jika dibandingkan manusia susah meskin bodoh dan lemah.

Artinya elite bourjuis menguasi (principles) uang adalah gagasan penting dalam pemikiran Pierre Felix Bourdieu maka masyarakat tertata secara vertical, atau ada kontelasi petaruangan menguasi (principles) uang, dan tidak memiliki apa-apa kecuali badan diwakili menjual tenaga kerja untuk mendapat upah. 

Menguasi (principles) modal uang property, media social TV Radio, modal social, modal simbolik, modal budaya, modal intelektual, menentukan status social dalam masyarakat dibandingkan manusia bodoh idikot dan logika dengkul atau sampah masyarakat. Itulah kondisi sosio identitas menurut Pierre Felix Bourdieu yang mementukan relasi praktik kelas social. 

Implikasinya sangat luas misalkan di hotel kelas melati eksek-eseks, sampai kelas bintang lima, dan seterusnya, tiket kereta api, pesawat terbang, luasnya rungan dan meja di kantor, dan plat mobil Jakarta nomor RFS, RFD, atau kelas mall Grand Indonesia, dan Plaza Indonesia, dengan mall xxxxx yang tidak jelas dan kumuh. Artinya setiap ruang dimana pun ada yang menjaga "Kapital" dan artian menguasi.

Wajar jika elite bourjuis versi Platon dalam buku republic menggolongkan tiga kasta manusia, mulai dari modal Arite Agaton atau kuam intelektual, kaum thomos atau para penjaga hukum, dan kaum produksi reproduksi property (epithumia). Kelihatan pada metode Pierre Felix Bourdieu dibalik dimana kekuasan atau rezim uang diborong sekaligus dalam penguasan filsafat 3 kelas dan ranah republic Platon.

Pada sisi lain Pierre Felix Bourdieu menerangkan kemungkinan kelompok social masyarakat sedang naik tangga menjadi kelompok elite bourjuis yang ingin meniru kelompok dominan elite bourjuis mapan dengan cara mengdepankan integritasm moral, menghormati tatanan social. Kelompok elite bourjuis ini disebut sebagi elite bourjuis kecil.

Dengan kondisi-kondisi empat struktur modalitas tersebut memungkinkan memiliki pengaruh gaya hidup atau disebut eknomi mikro sebagai pattern konsumsi (atau pola belanja) dalam budaya konsumsi, dan penampilan manusia-manusia ini. Atau dalam berbagai riset ekonomi dengan memperhatikan siklus 3 sektor atau empat sector.

Dikaitkan dengan habitus, pola makan pada kelas elite bourjuis, dan bukan elite bourjuis atau elite bourjuis kecil. Saya juga mengamati meneliti kantin pada macam-macam kampus tempat saya mengajar sebagai dosen di Jakarta disisi deferensiasi harga masuk PTS tersebut ternyata bentuk kantim, kost-kostan, adalah berbeda diantara orang tua meskin dengan kelaurga kaya. 

Penampilan sepatu, baju, tas, dan asesoris dandanan, gosib dan seterusnya menunjukkan pola konsumsi yang berbeda. Ada beda makanan mahasiswa dari orang tua punya dengan orang tua tidak punya. Demikian juga pola mencari menemukan pasangan pacar atau jodoh juga berbeda, dan kategori-kategori tertentu, bakhan buku bacaan, hari liburan, dan semuanya berujung pada "strategi merawat kekuasaan". Ada kemungkianan pola seks, relasi hubungan juga berbeda pada kelas kelompok elite bourjuis ini.

Demikian juga selera kelompok elite bourjuis ini dikaitkan dengan habitus adalah bahan (material cause) mengubah menjadi (formal cause), dan menjadi efficient cause, menuju final cause ditentukan dalam struktur selera menjadi tidak netral pada kelas ekonomi. Model pembagian kelas ini akan membentuk apa yang disebut memungkinkan perjumpaan, hubungan, simpati, dan hastart membentuk mereka.

##bersambung

Daftar Pustaka: Apollo Daito., 2018., Studi Estetika Komparasi pada Wangsa Sailendra dan Wangsa Syailendra Untuk Episteme bidang Auditing

___,.2016., Pembuatan Filsafat Ilmu Akuntansi, Dan Auditing (Studi Etnografi Reinterprestasi Hermenutika Pada Candi Prambanan Jogjakarta

___,.2011., Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan: Ontologi, Epistimologi, Aksiologi

____., 2011., Model   dekontruksi teori akuntansi: suatu survey pada masyarakat Dayak   Kaharingan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah: laporan  penelitian  hibah bersaing

____,, 2014., TEST VALIDITY MODEL AT INDONESIA STOCK EXCHANGE ACCOUNTING THEORY DECONSTRUCTION

___, 2007., Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/Tesis/Disertasi

___,.2003., Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Earningss Management Serta Penerapannya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

 Dan O'Hara., Capitalism and Culture: Bourdieu's Field Theory., Vol. 45, No. 1, Chaos/Control: Complexity (2000), pp. 43-53

Forms of Capital, Pierre Bourdieu (from Handbook of theory and research for the sociology of education, ed. by J.G. Richardson)

Pilar Mendoza, Aaron M Kuntz, Joseph B Berger., 2016., Bourdieu and Academic Capitalism: Faculty "Habitus" in Materials Science and Engineering

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun