Dilthey (1833-1911), mengkonsentrasikan pemikiran pada ilmu social sebagai [Geisteswissenschaften], Paada tulisan ke (4) ini saya menyajikan lingkaran Hermeneutika dan Pemahaman menurut Dilthey. Term terpenting  pemikiran Dilthey adalah ("makna" = meaning").  Pengertian ("makna") sebagai pemahaman resiprokal esensia dari bagian-bagian dan keseluruhan sebagai lingkaran hermeneutika.
Pada tulisan ke (5) saya akan membahas tentang (pengaruh, dan mempengaruhi) pemikiran Dilthey pada perkembanagan ilmu. Dithey tentu saja dipengaruhi ["Influences"], dan kelajutan pemikiranya akan mempengaruhi filsafat hermeneutika kemudian hari ["Influenced"]. Â
Sebagimana diketahui sesuai tulisan sebelumnya bahwa proyek utama Dilthey adalah mereparasi pemikiran Isidore Marie Auguste Franois Xavier Comte atau Auguste Comte (1798--1857) tentang episteme ilmu menggunakan pendekatan positivism atau pendekatan universal pada natural sciences (Naturwissenschaften).
Dithey tentu mempengaruhi pemikiran lanjutan kepada  ["Influences"], misalnya  Georg Simmel, Max Weber, Karl Jaspers, Martin Heidegger, Hans Georg Gadamer, Jurgen Habermas, Franz Boas, Rudulf Steiner, RG Collingwood, Jose Ortega Y Gasset. Tiga orang yang langsung dikaitkan dengan pemikiran hermeneutika yakni Martin Heidegger, Hans Georg Gadamer, Jurgen Habermas. Bahkan dalam tulisan ini saya memperlihatkan kemampuan pengembangan hermeneutika melalui studi etnografi Cilfford Geertz  dengan penelitian Kejawen di Pulau Jaya melalui riset (1960) "The religion of Java. Dan mempengauhi pemikiran Charles Taylor.
Sebagaaimana diketahui struktur sains barat di bagi dalam empat tahapan yakni (a) Ancient Philosophy (Greek, Hellenistic and Roman Philosophy), (b) Medieval Philosophy (Patristic and Scholastic Philosophy), (c) Modern Philosophy, (d) Contemporary Philosophy (20th Century-Postmodernism).
Semua diskurusu ilmu dipastikan ada pada keempat pentahapan ini menjadi dasar keseragaman ilmu-ilmu sosial di sains barat dipakai di kampus-kampus di Indonesia. Yang asli Indonesia tidak ada dan kalaupun ada sangat terbatas memahami hermenutika Indonesia (lama) kecuali dalam budaya tutur langsung secara turun temurun melalui dongeng, motos, rapal, jampe-jampe. Jadi dapat disimpulkan Indonesia memiliki pendasaran ilmu oleh sains barat akibat implikasi empat (4) tahapan ini.
Dilthey tentu saja dipengaruhi ["Influences"], tentu saja berada dipersimpangan jalan antara ilmu romantisme (sejarah pengaruh pada ilmu), dan dokrin ulama Nasrani (teologia). Dilthey telah mencopot jiwa, dan raga hermenutika (khusus teologia) menjadi hermeneutika sebagai konteks umum universal (non teologis), berkat ketekunan akademik sejak Schleiermacher on Language, Religious Feeling, and the Ineffable. Atau Hermeneutics sejak Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, dan Gadamer.
Dilthey dipengaruhi ["Influences"], dan berada diantara, dokrin agama (ulama Kristen), dengan  rasionalisme pencerahan seperti pemikiran Rene Descartes (1596-1650), ide bawan,  menjelaskan konflik antara realitas menjadi dua (Res Extensa dan Res Cogitans), atau dialisme antara Tubuh, dan Jiwa.  Metode keraguan (methodological skepticism)  atau "Cogito Ergo Sum" (aku yang berfikir maka aku ada tentang menyangkal realitas membuktikan tentang adanya diriku. Cara berpikirnya adalah clara et distincta (terang dan jelas).Â
Dilthey sebagai ulama Kristen (Pendeta) akan mewariskan 3 buku teks Kantian yang sangat terkenal dalam pemikiran pencerahan Eropa. Kant (1724--1804) mengajukan 2 fakultas akal budi, dan fakultas kesan indrawi:  analitik apriori, sintetik aposteriori, dan sintesis apriori atau  dua pendekatan dialektika konflik antara aprioria posteriori atau pengalaman.Â
Jadi segala pengetahuan dapat ditentukan dengan pikiran dan sifatnya universal. Ilmu adalah konflik antara rasionalisme saling berhadapan dengan empirisme.  Filsuf ketiga adalah  Hegel (1770--1831), Dialektika adalah cara berfikir menekankan arti penting dari proses, hubungan,, dinamika, konflik dan kontradiksi cara berpikir yang lebih dinamis.
Disisi lain, dielektika adalah pendangan bahwa dunia bukan tersusun dari struktur yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Ada tesis, anti tesis, sintesis.Â
Dan pengaruh dominasi terakhir pada pemikiran Dilthey adalah mentor hermeneutika Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher 1768-1834), tentang dialektika hermeneutika antara penulis teks, dan pembaca teks  melalui nacherleben (dialami kembali), re-experiance, empati, dan transposisi. Sintesisnya akan diperoleh mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya.
Daftar Pustaka: Apollo, Daito.,2011. Pencarian Ilmu Melalui Pendekatan Ontologi Epistemologi, Aksiologi., Jakarta., Mitra Wacana
de Mul, J., 2004., The Tragedy of Finute: Dilthey's Hermeneutics of Life,. New Haven., Yale University Press.
Dilthey, Wilhelm., Volume I, Introduction to the Human Sciences,Volume II, Understanding the Human World, Volume III., The Formation of the Histrorical World in the Human Sciences.
Hajo Holborn ,. Wilhelm Dilthey: The Critique of Historical Reason.,  Journal of the History of Ideas Vol. 11, No. 1 (Jan., 1950), pp. 93-118
Lessing, Makkreel, Pozzo., 2011., Recent Contributions to Dilthey's Philosophy of the Human Sciences., Suttgart Bad Cannstatt: Frommann Holzboog.
### bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H