Artikel ini adalah bagian penelitian saya 7 tahun lalu, tentang interprestasi Mantra Wadian Dayak Kaharingan Kalimantan Tengah Kampung Paju Empat Berito Timur untuk melakukan tafsir Roh (Geist) dengan menggunakan pemikiran Phenomenology of Spirit karya Hegelian, Pemikiran Friederich August Wolf, dan Friedrich Ast . Tulisan tentang Friedrich Ast  telah saya pakai sebagai bahan matakuliah Tafsir Laporan Keuangan Klien pada matakuliah Audit Lanjutan di Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta.
Berikut ini kajian pustaka pemikiran Georg Anton Friedrich Ast. Lebih sering dipakai nama singkat Friedrich Ast  adalah filsuf German: lahir 29 December 1778, dan meninggal pada 31 October 1841. Friedrich Ast adalah menginpirasi  Hermeneutika Romantis Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher sebagai bapak hermeneutika. Friedrich Ast  menerbitkan karya bidang interprestasi tetang filologi yang terkenal 1808  yakni Grundliniender Grammatik, Hermeneutik und Kritik (Basic Elements  of Grammar, Hermeneutics and Critique). Dan kedua adalah Grundriss der Philologie (Outlines of philology) sebagai objek studi filologi.
Ast dididik di sana dan di Universitas Jena, Â Â menjadi privatdozent di Jena pada 1802. Pada 1805 Â menjadi profesor sastra klasik di Universitas Landshut, Â di mana ia tinggal sampai 1826, ketika dipindahkan ke Munich. Â Dia tinggal di sana sampai kematiannya pada tahun 1841. Â
Sebagai pengakuan atas karyanya, Bavarian Academy of Sciences membuatnya menjadi anggota dan anggota dewan aulic. Dia dikenal terutama karena karyanya selama dua puluh lima tahun terakhir hidupnya pada dialog Platon.  Leben dan Schriften karya Platon (1816)  berasal dari Introduksi Friedrich Schleiermacher dan skeptisisme historis Niebuhr dan Wolf  adalah yang pertama dari penyelidikan kritis terhadap kehidupan dan karya Platon.  Â
Karena tidak mempercayai tradisi, Â mengambil beberapa dialog terbaik sebagai standarnya, dan dari bukti internal yang dikecam sebagai palsu tidak hanya yang secara umum diakui begitu (Epinomis, Â Minos, Â Theage, Â Rivales, Â Clitophon, Â Hipparchus, Â Eryxias, Â Letters and Definition), tetapi Meno, Â Euthydemus, Â Charmides, Â Lysis, Â Laches, Â Alcibiades Pertama dan Kedua, Â Hippias Major dan Minor, Â Ion, Â Euthyphro, Â Maaf, Â Crito, Â dan bahkan (terhadap pernyataan eksplisit Aristoteles) Â The Laws. Dialog asli yang dia bagi menjadi tiga seri:
- yang paling awal, terutama ditandai oleh unsur puitis dan dramatis, yaitu Protagoras, Phaedrus, Gorgias, Phaedo ;
- yang kedua, ditandai dengan kehalusan dialektika, Â yaitu Theaetetus, Sofist, Statesman, Parmenides, Cratylus ; dan
- kelompok ketiga, menggabungkan kedua kualitas secara harmonis, yaitu, Philebus, Simposium, Republik, Timaeus, Critias. Â Â
Karya ini diikuti oleh edisi lengkap karya-karya Platon (2 vol., 1819-1832) dengan terjemahan dan komentar Latin. Karya terakhirnya adalah Lexicon Platonicum (1834-1839), yang bernilai sekaligus komprehensif. Dalam karya-karyanya tentang estetika ia menggabungkan pandangan Schelling dengan pandangan Winckelmann, Â Lessing, Â Kant, Â Herder, Â Schiller, Â dan lainnya. Sejarah filsafatnya lebih banyak ditandai oleh keilmuan kritis daripada oleh orisinalitas pemikiran, meskipun mereka menarik karena menegaskan prinsip yang sekarang dikenal bahwa sejarah filsafat bukan sejarah opini, tetapi tentang alasan secara keseluruhan; dia termasuk orang pertama yang mencoba merumuskan prinsip pengembangan pemikiran. Â Â
Selain karyanya di Platon, ia menulis, tentang estetika, System der Kunstlehre (1805) dan Grundriß der Aesthetik (1807); tentang sejarah filsafat, Grundlinien der Philosophie (1807, diterbitkan ulang 1809, tetapi segera dilupakan), Grundriß einer Geschichte der Philosophie (1807 dan 1825), dan Hauptmomente der Geschichte der Philosophie (1829); dalam bidang filologi, Grundlinien der Philologie (1808), dan Grundlinien der Grammatik, Hermeneutik und Kritik (1808)
Friedrich Ast jika dibaca dengan seksama keberlanjutan pemikiran panjang dilihat pada buku terkenal (Phnomenologie des Geistes) atau Phenomenology of Spirit (1807)  karya Hegelian sebagai kesadaran idialisme Germany. Kata ("Geist") sebagai roh, dapat diartikan sebagai kesadaran, pikiran, spirit, jiwa, sukma, ("mind" or "spirit") atau serig disebut menjadi Phenomenology of Mind. Istilah  "Geist" menurut Hegel adalah bentuk filsafat sejarah dunia, termasuk 3 bentuk (a) Weltgeist "world-spirit", (b) Volksgeist "national spirit" and (3) Zeitgeist "spirit of the age".
Ast menyatakan dalam Grundriss der Philologie (Outlines of philology) sebagai ilmu yang membahas pada literatur klasik, barang-baran antic pada tatanan ["spirit, antiquitas"]. Bentuk antiquitas menunjukkan satu kesatuan yang harmonis yang lebih luas dari "spirit"  dalam karya seseorang yang juga adalah menggambarkan kehidupan secara umum.
Maka tatanan ["spirit, antiquitas"] hanya dapat diketahui melalui kata, dan bahasa sebagai media transmisi spiritual. Dengan demikian transmisi spiritual membutuhkan ilmu Grammar, mempelajarinya, prinsip fundamentalnya, pada benda-benda kuna dan naskah kuna tersebut.  Maka memahami teks naskah kuna dan pemberian maknaya memerlukan kompetensi yang disebut hermeneutika.
Hermeneutika adalah teori mengangkat makna (geistige atau mental) teks atau benda kuna tersebut. Friedrich Ast menyatakan "Geist" sebagai argumentasi mengapa makna tulisan ditrasmisi dari [antiquitas"]. Maka  "Geist" adalah titik tolak semua kehidupan, dan prinsip-prinsip formatif permanennya.