Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bedah Buku Paul Ricoeur (Tulisan 2)

15 Juni 2018   11:19 Diperbarui: 15 Juni 2018   11:46 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Logos Academic Blog - Logos Bible Software

Bedah Buku Paul Ricoeur (tulisan 2).

Pada tulisan ini saya menyajikan bedah buku Paul Ricoeur dengan Judul  ["Theory of Interpretation Discourse and the Surplus Meaning"]. Bab 2. Perkataan, dan Tulisan. Memang tidak mudah memahami buku ini, kecuali melalui pembiasan, dan kedalaman batiniah sehingga memungkinkan bisa paham tulisan filsuf  Ricoeur yang multi talenta. 

Berikut ini ringkasan singkat bab 2 buku ini ada tiga tema yang dibahas yakni (a) Dari perkataan ke tulisan, (b) tuntunan bagi penulisan, dan (c) Inskripsi dan distansiasi produktif . Ketiga bagian ini diringkas sebagai berikut.

Dari perkataan ke tulisan. Pada bagian ini membahas paradoks alienasi memanifestasi sesuatu keadan yang virtual baru muncul dan bermula pada pembicaraan yang hidup atau pemilahan makna dari peristiwa. 

Tulisan adalah manifestasi wacana sepenuhya atau semacam berpegangan dalam tulisan model Jacques Derrida bisa disalahpahami pada persoalan berbicara, suara, dan logisnya. Wajar jika Roman Jakobson pada enam factor wacana komunikatif, yakni pembicara, pendengar, medium, nada, situasi dan pesan.

Pesan dan medium Fiksasi. Problem tulisan identic dengan fiksasi wacana (fiksasi inskripsi) dalam bahan eksterior; batu kertas, papan tulis, tembok, email, wa, line, sms, atau sebagai tanda material mentransfer pesan. Fiksasi adalah wacana bahwa apa yang ditulis apa yang dituangkan adalah noema aksi hasil dialog pembicaraan baik lokusioner, dan illokusioner (aspek non artikulatif).  

Tulisan adalah perubahan medium dimana suara, wajah, gesture, digantikan dengan tanda tulisan. Maka tanda tulisan ini menjadi dokumen, sejarah, peraturan, hukum, buku teks dan seterusnya.  Problemnya adalah transformasi dari perkataan menjadi tulisan tanpa melalui intermediasi dari bahasa yang diucapkan.

Pesan, dan pembicara. Ada dua pengertian yakni dalam wacana tertulis maksud pengarang dengan makna teks menjadi sama, (b) inskripsi menjadi otonom artinya  tidak ada hubungan mental penulis dengan makna verbal tulisan. 

Teks telah lepas dari penulis atau konsepsi non dialogis, dengan sendirinya akan memunculkan kesulitan hubungan peristiwa dan makna sebagai hubungan dialektikal. Atau ada pengarang, dan karangan sebagai model tafsir hermeneutika dan percabangannya.

Pesan dan pendengar. Teks tertulis ditujukkan kepada orang tidak dikenal, dan kepada siapapun secara potensial mengetahui dan melakukan kegiatan membaca bersifat universalitas . Artinya membaca adalah fenomena social manusia yang taat pada norma tertentu. 

Kerana itu tulisan memaknai moralitas bersifat terbuka pada jumlah pembaca tak terbatas segmentasinya dan interprestasipun tak terbatas. Maka ada celah membangun dinamika interprestasi keseluruhan. Itulah fungsi ilmu hermeneutika.

Pesan, dan tanda. Hubungan antara Pesan (tulisan), dan tanda harus memenuhi kaidah Genre literer atau fungsi teknik produktif menghasilkan keutuhan bahasa sehingga tidak bisa direduksi menjadi kalimat tambahan yang ambigu.  Artinya Pesan, dan tanda memenuhi kaidah Genre literer (aturan teknis) yang mendahului karya tersebut.

Pesan, dan referensi. Konsep Roman Jakobson fungsi referensi wacana dalam komunikasi yang digagas. Atau Martin Heidegger bahwa apa yang perama kita pahami dalam sebuah wacana  bukanlah orang lain, namun hanyalah sebuah proyeksi atau cara mengada didunia. Hanya tulisan yang dapat membebaskan teks baik dari pengarang dan pembacanya.

Tuntunan bagi penulisan. Hasil tulisan bertujunan mengingatkan kembali, mirip Raja Thebas menerima ajaran Dewa Theuth yang mengajarkan mewahyukan ilmu termasuk bahasa, menjadikan manusia menjadi arif  dapat menjaga ingatan. Budaya menulis bentuk dari Memesis Platon. Tulisan bisa tersebar dan menyebar kesana kemari, maka tulisan harus dimintai pertolongan dari penulisnya seandainya masih hidup. 

Tetapi masih bisa ditemukan melalui jiwa rasional jika tidak ada penulisnya lagi. Tulisan juga gambaran ketidaksetaraan, tirani, penindasan, dan mengabaikan pembaca yang dialamatkan. Prinsip ekteriositas menjadi saksi infiltrasi ruang dalam temporalitas suara dan komunitasnya. Interioritas usaha fonik dilawankan dengan ekteriositas tulisan.

Penulisan, dan Ikonitas. Bahwa tulisan berbeda dengan lukisan. Melukis hanya memproduksi tidak lagi mereproduksi mengangkat realitas pada elemennya. Ikonitas adalah penulisan kembali realitas. Penulisan dalam makna kata yang terbatas, sebagai kasus particular pengukiran. Inskripsi wacana adalah transkripsi dunia, dan transkripsi bukanlah reduplikasi namun metamorfoasa. Dalam tulisan, dan lukisan  kepada penemuan sistem notasi yang memperlihatkan kekayaan analitis, keterpisahan, terbatas, dan kekuatan kombinasinya.

 Inskripsi dan distansiasi produktif. Problem menulis dan membaca menjadi problem filologi klasik, dan  tafsir (hermeneutika), otonomi teks dari pengarangnya. Apropriasi adalah menjadikan apa yang asing menjadi milik seseorang atau disebut sebagai problem distansiasi umum.  

Problem  distansiasi bersifat dinamis mengatasi jarak budaya, kemudian memasukkan hal keberlainan (otherness) menjadi milik seseorang (owness). Maka dialektika distansiasi, dan apropriasi mutlak diperlukan dalam memahami wacana teks dan pembaca sebagai lingkaran hermeneutika. *** bersambung.

(Bagian Satu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun