Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Curiga pada Utang

16 Maret 2018   02:17 Diperbarui: 17 Maret 2018   13:03 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: shutterstock.com

Utangpun dapat dimaknai adanya daya purba kosmis dibalik realitas yang tidak semua bisa dipahami dengan cara gampangan. Ada daya kehendak yang lepas dan tidak dapat dengan mudah menyatakan utang adalah solusi, atau menyatakan negara maju, orang kaya juga punya utang, atau utang adalah kepecayaan dengan membanggakan diri. Apakah semudah itu, jika ditanya lebih dalam lagi tentu argumentasi ini absurd, dan bukan ide fixed. Misalnya jawaban atau pertanyaannya justru berada pada manusia sebagai subjek. 

Atau  jangan-jangan ada pengenalan diri yang keliru, dan merusak generasi manusia. Atau jangan-jangan utang adalah roh singa yang akhirnya membuat system evolusi manusia bodoh, dimakan manusia kuat, atau dalam utang ada candu relasi eliminasi dan dominasi hidup. Artinya pada satu sisi utang adalah salah satu wujud memusuhi kehidupan, dan akar kehancuran dan kematian manusia. Semacam idiologi natural of selection atau Darwinisme ekonomi. Atau  jangan-jangan utang memanfaatkan psikologi dan batin orang kemudian memberikan sesuatu seperti saling membahagiakan, atau jangan-jangan ada dokrin yang berbahaya dalam roh jiwa ide utang pihutang.

Utang atau kredit berasal dari kata Latin "credeo" artinya Percaya atau kepercayaan atau pengakuan pada hak dan kewajiban. Utang adalah memberikan hak pakai milik kita kepada orang lain, dengan asumsi hak pakai itu akan dikembalikan pada masa yang akan datang, dengan jumlah, waktu, dan jika mungkin ditambah  dengan bunga. Jadi utang adalah kewajiban (liabilities) yang harus dikembalikan kepada orang lain atas kepercayaan telah memakai haknya. Lalu apa mungkin orang yang dipinjamin itu mengembalikan dengan dasar kepercayaan, atau mengapa ada sesorang mau memberi hak pakai kepada orang lain, padahal manusia itu selalu memiliki kepribadian ganda, baik sekaligus jahat. Apa pendasaran logikanya.

Saya meminjam dokrin Praktik Moral, dan Rasional bila dikaitkan dengan utang: pemikiran Platon, Aristotle, Stoa, Epikuros, St Agustinus, Aquinas, Spinoza, Butler, Hume, Kant, Schopenhaeuer, Mill, sampai Nietzche.

Platon jelas menyatakan bahwa uang, utang, harta, dan kegiatan reproduksi ekonomi adalah rezin epitumia, level kelas paling rendah, dan tidak mengarah kepada di tuntun jiwa rasional berkeutamaan. Artinya utang bukan sesuatu yang mencerdaskan. Aristotle adakah persoalan prestasi, dan menciptakan nama baik. Maka bagi saya sulit memahami bagaimana utang disebutkan bisa menciptakan prestasi dan nama baik. 

Aristotle mencari  nikmat (eudaimonisme), zoon politicon, hidup praktis, dan hidup memandang theoria. Stoa  menyatakan kemampuan diri menyesuaikan dengan hukum alam, jelas ini dimaknai utang jelas bertentangan dengan hukum alam yang menjaga pada takdir dan dikie, dan kecukupan diri misalnya apabila engkau setuju maka takdir membimbingmu, apabila tidak maka tadir akan memaksa kita. 

Epikuros, adalah praktik kebijaksanan (phrosesis) atau seni hidup, berbuat baik lebih menyenangkan dibandingkan dengan menerima kebaikan. St Agustinus ajaran hidup bahagia, dan dimensi transenden,  bahwa hidup manusia idial harus ada campur tangan dan kebersamaan dengan Tuhan Yang Maha Esa, atau ordo amoris.  Dan St Agustinus menolak indikator etika di sebut sebagai kesuksesan. Keberhasilan tidak tergantung pada faktor diluar kemampuan kita.

Aquinas, bahwa praktik dan pilihan hidup manusia itu harus masuk akal. Hukum kodrat menyatakan hiduplah sesuai kodratmu. Melakukan yang baik, dan menjauhi tindakan kejahatan. Untuk pilihan hidup ditujukkan kepada mengembangkan diri, dan menyemurnakan diri. Spinoza, berdasarkan determenisme untuk meningkatkan mutu kehidupan dengan usaha mandiri  untuk menghasilkan keluhuran manusia dan sebagai pantulan cermain kebaikan Tuhan. Butler, merasakan dorongan batin manusia, dan menyadarinya, dengan tetap memerlukan acuan, bersesuaian dengan kodrat manusia. 

Dan tindakan dan rasionalitas harus dapat dievaluasi suara hati manusia itu sendiri.  Hume, pendasaran empirisme berwujud moral sentiment, bahwa tindakan dapat dinilai melalui (a) berguna bagi masyarakat dan berkeadilan, (b) berguna bagi diri sendiri, (c) memberikan kesenangan diri sendiri, (d) menyenangkan orang lain.  Kant: tindakan yang baik adalah tindakan yang sesuai dengan maksim yang dapat menjadi maksim umum dan bersifat universal. Bersifat imperative kategoris (perintah tanpa syarat),  tidak boleh menggunakan manusia sebagai sarana belaka. 

Moralitas adalah otonomi kehendak bersuara hati. Schopenhaeuer, hidup adalah penderitaan tidak ada putus-putusnya, tidak pernah merasa tenang, dan tidak merasa puas, bingung, kwatir, dan budak kehendak. Untuk membebaskan penderitaan adalah lewat seni, dan kedua penebusan melalui penyangkalan diri, atau cinta agape yang membebaskan. Mill, sifat dan tindakan ini bertujuan memperoleh saldo nikmat, atau  prinsip utilitarian, diukur dengan nikmat jasmani manusia. Atau mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan cara menindas manusia lainnya. Nietzche,  mentalitas dan moralitas tuan, atau moralitas budak.

Seusai dengan kerangka pemikiran pada 13 tokoh rasionalisme, dan pertimbangan tindakan (etika) apakah  secara umum bahwa "utang bisa mewujudkan nilai hakiki pada kebaikkan hidup manusia sebagai kondrat-nya. Jelas jawabannya adalah "skeptis" atau wajib di ragukan, atau jangan-jangan utang justu sebagai musuh kehidupan manusia. ***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun