Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Riset Alasan Menangis

8 Maret 2018   01:46 Diperbarui: 8 Maret 2018   02:41 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: mediamatic.net

Riset Alasan Menangis

Kurang lebih 12 tahun lalu saya membuat tugas kepada  4 kelompok studi mahasiswa selama 3 semester berturut-turut dilakukan riset etnografi genealogi tentang Fenomena Menangis. Studi ini waktunya memang singkat berkisar 1 bulan. Tujuannya mencari pemahaman alasan mengapa manusia menangis. Kemudian tugas tersebut wajib di paparkan didepan kelas untuk dibahas secara bersama-sama. 

Ada kelompok yang meneliti di pamakaman TPU: Tanah Kusir, Jeruk Purut, dan Rawa Bivak,  dan ada sebagian rumah kremasi, melakukan dirumah duka, sebagian lagi ke acara nikahan pada acara Ijab Kabul penghulu, ke Wihara Ekayana,  sebagian lagi ke gereja Katolik  melihat misa kudus sakramen pernikahan, sebagian lagi pada acara sidang ujian skripsi, sebagian lagi pergi ke rumah sakit bersalin. 

Seluruh penelitian dilakukan verifikasi dan dilakukan diskusi mendalam untuk mencari pola kesamaan, kemudian menyatukan dalam suatu model bersama sebagai hasil produk  imersi program. {"Imersi program"} adalah kegiatan mahasiwa mendengar, melihat, merasakan, dan mengalami kehidupan nyata di lapangan.

Berikut ini adalah hasil penelitian tersebut: adalah simpulan studi mahasiswa tersebut (a) Jika suasana sedih, marah, atau kecewa, maka sesungguhnya menangis adalah pintu kecil  agar bisa keterlampaui menuju  realitas atau semacam keiklasan, dari situasi kegagalan hidup dalam waktu temporal, dan permanen. (b) Jika pada pada manusia yang belum atau tidak bisa berbicara, maka menangis adalah bentuk komunikasi non verbal otentik menjadi bentuk ungkapan kedalaman batin manusia.(c) Menangis memiliki keterlibatan emosi, simpati, empati, atau kepekaan nilai-nilai tertentu; (d) Menangis adalah bentuk  semiotika sebagai {"tanda, dan penanda "} makna siklus kehidupan manusia universal.

Bagimana aplikasinya.

Dengan mengambil hasil riset bersama  dan diskusi kelas menghasilkan kesepakatan contoh dalam praktik normal peristiwa penting dan signifikan suasana menangis. Misalnya ketika bayi baru lahir, maka ada dialog pertama anak menangis, dan ibunya menangis. Artinya ibunya bahagia, tetapi anak menyambut dengan rasa kwatir akan beratnya perjalanan hidup. 

Ketika anak berusia kira-kira 5 tahun ada dialog ibunya menangis karena terharu anaknya sudah besar, tetapi anaknya malah tertawa bertanya mengapa mama menangis padahal saya sudah besar dan ciuman sayang waktu ulang Tahun. 

Pada 22 atau 24 tahun kemudian anak itu menangis lagi karena lulus sarjana bersama orang tuanya terharu saat wisuda,  kemudian 3 tahun kemudian menangis lagi bahagia mendapatkan jodoh. Dan karena menikah resmia dan punya anak, maka 1 tahun kemudian terjadilah siklus kembali yakni melahirkan anak wanita.  Disinilah terjadi rekonsiliasi reinkarnasi kembali proses sebagai suasana yag sama sejak 29 tahun lalu.

Sedangkan pada moment sedih adalah ketika orang tua kita meninggal, atau diputus pasangan, atau salah satu keluarga kita mengalami musibah, dan salah jalan menimbulkan aib keluarga, hape hilang, utang dibawa kabur,  dan di gosipin orang, atau jadi pencuri motor dikampung ditangkap polisi dan seterusnya banyak sekali air mata pada kasus kekecewaan atau penderitaan.

Jadi menangis adalah siklus tanda-tanda manusia mewujudkan perjalanan ruang dan waktu. Jadi menangis yang baik adalah jika waktu dan tempat nya sesuai, menangis tanpa waktu dan tempat yang tidak umum menjadikan bentuk pelecehan makna hidup. Karena air mata adalah titik temu atau semacam equilibrium bahagia dan sedih melebur dalam symbol yang sama tetapi memiliki makna berbeda. {"Simbol sama makna berbeda"} itulah representasi air mata. Kemudian menciptakan memori sebagai pembentuk kesadaran manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun