Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Etika Lingkungan dan Jawaban Arne Naess 1912-2009

24 Februari 2018   21:26 Diperbarui: 24 Februari 2018   21:43 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Etika lingkungan belum menjadi proritas di Indonesia, alam masih dipadang sebagai bahan baku reproduksi, nilai ekonomi, dan hanya terpusat pada manusia saja (antroposentrisme) Artinya etika lingkungan di Indonesia belum sesuai dengan dokrin dua filsuf  Naess  (1912-2009), dan  Frankena (1908-1994). 

Tentu saja dengan kesadaran etik bersama kita harus mulai mengadopsi di beberapa kota dan negara di dunia sudah membangun infrastruktur hijau. Manfaat dari infrastruktur ini tentu saja ramah lingkungan dan berkelanjutan. Jika tidak maka alam bisa marah kembali kepada umat manusia melalui musibah, kecelakan, dan bencana alam.***)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun