Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kedudukan "Tidak Ada"

23 Februari 2018   16:23 Diperbarui: 23 Februari 2018   19:50 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paham Nihilisme dipelopori oleh Arthur Schopenhaeur, Albert Camus, Friedrich Nietzsche, Jean Paul Sartre,---"Nihil" artinya kosong/tiada annihilate meniadakan, membasmi, memusnahkan, menghapuskan, melenyapkan segenap eksistensi. Ajaran nihilisme mengatakan dunia ini terutama keberadaan manusia di dunia tidak memiliki suatu tujuan. Tidak ada bukti yang mendukung keberadaan pencipta, moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin.

Kehidupan tidak memiliki arti, dan tidak ada tindakan yang lebih baik daripada yang lain. Realitas yang ada di alam ini hanyalah keburukan, fenomena-fenomena yang ada pada manusia tidak lain adalah penderitaan, kemalangan, kemiskinan, dan kehancuran, yang ada di alam hanyalah suara-suara keburukan dan atmosfir-atmosfir keputusasaan.

Pada masa yang lalu, yang ada hanyalah Pesimisme dan bukan Nihilisme, namun di abad kontemporer Pesimisme mencapai puncak kejayaannya dan menjadi Nihilisme. Bunuh diri, lari dari tanggung jawab hidup, dan memandang hidup ini sebagai absurd adalah merupakan tanda-tanda bahwa manusia masa kini memandang rendah kehidupan dan terjebak dalam dunia Nihilisme, dan kehendak buta yang tak mampu dilogikakan.

Misalnya terjadinya utang negara tidak dapat dikendalikan, negara bubar, perang dunia, revolusi berdarah, penculikan, begal, banjir, penjajahan, terorisme, narkoba, guru di bunuh murid, motor lawan arah, korupsi, copet, seks bebas, utang tak bisa bayar, main hape 15 jam tiap hari, pengungsi, gizi buruk, orang tua menikah dengan anak kandung, manusia perahu, penunggak pajak, pembakaran hutan, stress, buang sampah dikali, tawuran antar kampung, kerusakan alam, gosib fitnah, aborsi, hewan masuk rumah sakit, ribuan manusia yang mengalami kemiskinan akut, tidak meratanya pendidikan, dan terjebak dalam pesimisme (penderitaan tanpa batas). Pemikiran penderitaan hidup dan kehendak buta Schopenhaeur, Camus, Nietzsche, Freud, mengalienasi prinsip-prinsip hakiki manusia dan mengarahkan kehidupan manusia pada jalan buntu. Akhirnya maraknya penganut materialisme  sehingga nilai-nilai manusia mengalami alienasi perubahan sikap dan tindakan. 

Dan kita mungkin perlu ingat ucapan  John Duns Scotus (1266-1308), pada dua istilah (1) Haecceitas, menunjukkan kekhasan karakteristik partikular. (2) pemikiran Kontingen Sinkronis, yaitu kehendak secara berurutan berhubungan dengan objek-objek yang saling beroposisi kontradiksi dan alienasi.  Kontingensi ini diakibatkan oleh sesuatu yang berubah-ubah, tidak ada ide fixed. Itulah paham disebut kontingensi diakronis.  Haecceitas adalah keinian manusia atau sesuatu. Hal ini sama  pendapat  William Ockham (1288-1349) bahwa Dunia dan segala peristiwa bersifat ‘kebetulan’ dan tidak berdasarkan keteraturan abadi.

Bukankah kita lebih bahagia bila hidup {tidak ada utang, tidak ada wa atau telephone yang tidak dibalas, tidak ada PR kuliah,  tidak ada lupa hidup sehat, tidak ada salah ucapan, tidak ada ingkar janji, tidak ada sisa matakuliah belum diambil, tidak ada telat kantor, tidak ada telat pajak, tidak ada utang janji kampaye, tidak ada korupsi, tidak ada marah, tidak ada kelalaian berbagi dengan sesama, alam, bahkan Tuhan}.

***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun