Perbedaan antara filsafat dan ilmu-ilmu lain dapat di lihat dari objek materil dan objek formalnya. Misalnya "sebatang pohon kelapa". (a) seorang ekonom akan mulai membuat  kalkulasi laba rugi peri hal pohon kepala  (batang, daun, buah, lidi), (b) seorang ahli pertanian akan mulai mempersoalkan apakah tanahnya cocok  subur atau tidak,  (c) seorang ahli biologi akan mengarahkan  sasaran bidiknya pada unsur-unsur pembentukannya, (d) ahli hukum akan tampil mempersoalkan,  siapakah pemilik sah pohon kelapa itu, (e) seorang dokter atau shinesakan mempersoalkan nilai guna air kelapa hijau bagi kesehatan, (f) seorang sastrawan akan tampil menyuarakan keindahan rambut dengan bagian tertentu dari kelapa bahkan menganalogikan daun kelapa dengan tangan manusia, (f) dan seorang budayawan tak ketinggalan, ia  akan tampil menyoalkan mengapa dalam  masyarakat tertentu kelapa hijau dipakai untuk ritus inisiasi.
Pada contoh ini  dapat ditarik sejumlah kesimpulan berikut: (a) ilmuwan atau ahli mengarahkan perhatian  mereka hanya pada salah satu aspek dari  objek materialnya, (b) setiap disiplin atau ilmu menggarap wilayahnya sendiri-sendiri, seolah-olah tak peduli dengan kapling ilmu lain. Inilah yang disebut otoritas keilmuan atau wewenang yang dimiliki oleh seorang ilmuwan dalam  mengembangkan disiplin ilmunya, tanpa  campur tangan pihak lain.Â
Di situlah bedanya Filsafat dengan Ilmu-ilmu lain. Ketika ilmu-ilmu khusus itu menghadapi   persoalan-persoalan yang umum  atau   melampaui batas- garapannya, filsafat menyodorkan sejumlah teknik dan jalan  pemecahan.  Hal itu dimungkinkan karena objek  formal terarah kepada unsur-unsur umum yang  secara pasti terdapat dalam ilmu-ilmu khusus itu. Itulah sebabnya filsafat disebut "philosophia est mater  scientiarum" atau 'mother of knowledge". **)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H