Kejadian-kejadian tabrakan-tabrakan untuk menciptakan realitas di dunia ini. Â Tiap kejadian tabrakan-tabrakan selalu ada kondisi meleset tidak tegak lurus. Â Dan kejadian ini tanpa sebab atau kejadian tersebut berlaku secara kebetulan. Tidak semua peristiwa di alam semesta ini teratur seluruhnya, maka ada kemungkinan ketidaktahuan yang terjadi pada masa depan seperti dalam lirik {"koe ninggal lungo tanpo sebab bahkan ora nesu =kamu pergi meninggalkan tanpa sebab bahkan tanpa marah-marah"}.
Dan persis itulah terjadi pada lagu Kelingan Mantan. Artinya manusia tidak bisa membebaskan dari takdir. Apa lagi dilirik orang tua tidak merestui, menjadi semakin kuat alasan memerlukan keiklasan.
Hanya dengan menerima takdir dan keiklasan akan muncul ketentraman jiwa, tidak perlu bingung, risau, dan terkejut.  Sebagai kekhususan manusia pada fakultas  akal budinya berpartisipasi dalam logos alam semesta serta menentukan segala apapun yang terjadi dalam ruang dan waktu. Itulah cara manusia menyusun kontruksi identitas sesungguhnya.
Dengan meminjam genalogi pemikiran Epikurian, makna dua lagu Nella Kharisma ingin menawarkan cita-cita kehidupan pribadi yang tenang, mewujudkan ruang kebebasan dari gangguan dunia bagi dirinya. Bukankah berbuat baik jauh lebih berguna dibandingkan dengan menerima kebaikan dengan tetap hidup dalam kesederhanaan, tahu diri, penguasaan diri, dan kegembiran dalam semua situasi.
Sambil menikmati dua lagu hits single Nella Kharisma, tentu repleksi paling dalam pada narasi lagu ini akhirnya mengingatkan kita tulisan bijak di Kuil Yunani :{"Gnothi Se Authon Kai Meden Agan, artinya: Kenalilah Diri Sendiri, dan Tahu Batas"} ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H