Mohon tunggu...
Bala Seda
Bala Seda Mohon Tunggu... Guru - Kawannya Oemar Bakri

Kubersyukur pada-Mu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Namanya Menjadi David

4 Maret 2023   03:36 Diperbarui: 4 Maret 2023   03:42 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abdul Hamid, lelaki ramping ini lahir di Batang, Jawa Tengah, sebuah daerah yang baru kali ini saya dengar secara persis. Batang terasa asing bagi saya yang lahir nun jauh di Kepulauan Timor, meski sudah hampir 30 tahun saya menetap di Jawa.

Walau begitu, tidak demikian dengan Abdul Hamid. Sosok ini justru sangat tidak asing bagi saya, meski baru kenal selama 6 hari.

Abdul Hamid adalah rekan sesama peserta pendidikan dan latihan (Diklat) yang berlangsung pada 27 Februari 2023 -- 4 Maret 2023 di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Semarang.

Tanpa diduga, dalam acara Diklat ini Abdul Hamid menjelma menjadi begitu terkenal, tetapi justru dengan nama lain yakni "David". Pak David, demikianlah malah nama panggilan barunya yang disematkan oleh rekan-rekan peserta Diklat. Pak David laksana seorang ikon dan idola dalam acara Diklat itu.

Saya berani bertaruh, jika pembaca bertemu langsung dengan sosok Pak David, minimal Anda akan tersenyum. Kami, para peserta Diklat bisa menjadi saksi bagaimana Pak David bak representasi sejati dari apa yang disebut ice breaking dalam suatu acara.

Berkali-kali suasana menjadi hidup kembali ketika Pak David beraksi. Tidak terhitung banyaknya bagaimana Pak David bisa membuat narasumber terheran sekaligus tertawa. Bahkan, panitia acara Diklat pun bisa dibuat bingung tetapi terhibur. Bagaimana tidak? Kalau kami meneriakkan nama Pak David maka panitia akan bertanya, "Pak David yang mana sih?", karena nama itu tidak bakalan mereka temukan dalam daftar nama peserta.

Perihal nama ini benar-benar bisa membuat narasumber dan panitia berkenyit dan tersenyum simpul. Dalam sesi tanya jawab atau perkenalan, lumrah akan ditemukan nama peserta, Arman tanpa Maulana; Ayu tanpa Ting ting; Hetti tanpa Koes Endang; maupun Jamil Mirdad. Sebuah keisengan lain dari para peserta.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Bagaimanapun, rasanya tak terbantah bahwa nama Pak David menjadi trending topic di ruangan H2 BDK Semarang dalam rangkaian acara Diklat.

Pak David ini unik dan menghibur dengan kepolosan serta kelucuannya. Dirinya bisa tiba-tiba mengajukan pertanyaan ke narasumber tetapi lantas dijawabnya sendiri. Lain waktu, dia bisa menyampaikan pantun yang indah di awal tetapi akhirnya "gak nyambung" pada bait-bait selanjutnya atau justru berhenti begitu saja karena kehabisan ide. Dia bahkan sanggup menjadi penari latar dari lagu yang dinyanyikan oleh rekan lain, tetapi akhirnya pusing karena terlalu banyak berputar.

Menurut pengamatan saya, ketika berargumen atau menyampaikan pendapat, Pak David adalah seorang yang cerdas karena bisa bertolak dari konsep berpikir yang tidak ruwet dan sederhana, walaupun kadang karena terlalu bersemangat dan terlalu cepat ketika berbicara, beberapa kata yang diucapkannya bisa terbolak-balik.

Satu hal yang saya ingat persis, Pak David pernah keliru menyebut istilah antara "kremasi" dengan "keramasi". Ada momen ketika Pak David berbicara dan ingin menyampaikan fakta bahwa ada "jenazah yang dikremasi", tetapi dirinya malah berujar "jenazah yang dikeramasi".

Tulisan ini sebenarnya ingin menunjukkan figur Pak David apa adanya. Seorang yang sederhana dan rendah hati. Kejenakaannya tentu saja sudah menjadi trademark-nya, tetapi lebih dari itu bahwa Pak David, entah sadar atau tidak, telah menjadi sosok penghiburan bagi rekan-rekan di sekitarnya.

Terima kasih Pak David. Semoga selalu sehat dan tetap menjadi sumber pemberi semangat dan kebahagiaan bagi orang lain.   

O ya, kalau pulang kembali ke Batang jangan sampai salah memperkenalkan diri ya Pak David.....ehhh...ehhh Pak Abdul Hamid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun