Mohon tunggu...
Bala Seda
Bala Seda Mohon Tunggu... Guru - Kawannya Oemar Bakri

Kubersyukur pada-Mu

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Buku "Dalam Pelukan" Cindy (Refleksi Sumpah Pemuda & Literasi)

29 Oktober 2018   00:45 Diperbarui: 29 Oktober 2018   01:29 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cindy & Generasinya

"Minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, masih sangat rendah. Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan, persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu orang yang senang membaca."(sumber kutipan berita)

Cindy, gadis berusia 19 tahun itu kelihatan semringah ketika menerima kiriman buku yang dibelinya secara online. Sejurus kemudian bungkusan paket buku itu dibuka, dan akan menjadi pemandangan yang lazim besok-besok, jika tidak ada jadwal kuliah maka membaca buku menjadi bagian dari aktivitasnya, selain bermain game online di telepon genggam. Itulah Cindy, sepupu saya yang kadang tampil cuek dan rada-rada tomboi. Loh..apa hubungannya gadis tomboi dengan perkara buku serta game online? Ah...biarlah itu menjadi urusan para kaum cerdik pandai yang suka melakukan research.

 Kembali ke laptop..! eh.. ke topik...

Bukan hanya sekali, saya menyaksikan anak itu membeli buku. Buku-buku yang dia beli bahkan kadang adalah buku-buku tebal yang secara harga pasti mahal. Saya sering bertanya dalam hati, "Kok mau ya Cindy bela-belain beli buku yang harganya mahal segitu?".  

Karena penasaran, dalam sebuah percakapan WhatsApp, saya pernah bertanya ke Cindy, "Kalau harga buku jadi masalah gak? Kalau bukunya mahal terus gimana?" Kemudian Cindy menjawab lugas, "Dilihat lagi uang sakunya mas. Tapi kalau aku emang suka banget dan langka bukunya, pasti aku beli, gak mentingin harga lagi!", lantas disambungnya, "Tapi kalau aku cuma sekadar tertarik, aku mungkin gak beli dulu. Nabung-nabung dulu.."

Wah...saya sebagai orang yang sehari-hari ngeburuh di penerbit buku merasa "tertantang" dan tambah penasaran. Kemudian, berlagak bagai tokoh detektif "Sherlock Holmes" saya pun melanjutkan pertanyaan kepadanya, "Apakah Cindy punya teman sebaya waktu SMA atau kuliah yang juga hobi beli dan baca buku?" 

Dengan pede dia menimpali, "Punya, bahkan ada yang sudah membuat novel karyanya sendiri." Saya mengejar terus dengan pertanyaan, "Cindy kalau beli buku dipengaruhi oleh apa? Tren, teman, atau ada alasan lain?" Lalu dijawabnya, "Kalau beli buku biasanya karena memang tertarik sama jalan ceritanya. Kadang kalau ke mall biasanya pasti ke Gramedia terus lihat-lihat sinopsis bukunya. Kalau tertarik baru beli. Kadang juga, karena biasanya buku yang aku beli adalah buku berseri maka kalau ada seri selanjutnya yang terbit biasanya langsung beli."

Waktu berlanjut larut, karena besok paginya Cindy harus masuk kuliah pagi maka kuhentikan sementara penelusuran dan pertanyaan yang ada (padahal masih ada yang ingin kutanyakan, "Buku jenis apa yang paling sering dibeli dan dibaca? Atau bahkan, "Apakah pacarmu juga suka beli dan baca buku?" hehehe...).

Ya..sudahlah, percakapan akhirnya berakhir. Kemudian, untuk "menunjukkan" bahwa saya adalah kakak yang baik dan punya tata krama kepada adik sepupu saya itu, cieee...cieee.

Tak lupa saya sampaikan terima kasih, selamat malam, dan selamat beristirahat..! :)

Sambil saya mengharapkan semoga Cindy terlelap sambil memeluk bukunya. Walau mungkin yang ada dalam bayangan dan harapan Cindy adalah memeluk kekasih hatinya.....suittt... suittt.... suittt.

 Prolognya sampai di sini saja.., mari kita masuki sesi yang agak serius!

Sumpah Pemuda, Generasi Milenial, dan Penerusnya

Menilik peristiwa Sumpah Pemuda 90 tahun lalu, semua tentu sepakat bahwa para pemuda, yang hadir dalam kongres pemuda II pada 28 Oktober 1928, adalah para pemuda yang melek literasi. Literasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai kemampuan menulis dan membaca. Kemampuan dan kemauan para pemuda di sisi literasi itulah yang menjadi salah satu faktor penting lahirnya ikrar "Sumpah Pemuda". Generasi para pemuda periode Sumpah Pemuda itu bisa digolongkan dalam generasi pra "Generasi Baby Boomers".

Sewaktu chatting dengan Cindy saya sempat menerangkan bahwa Cindy adalah bagian dari "Generasi Milenial" atau lebih gaulnya disebut "Anak Zaman Now". Ketika saya tanyakan pendapat Cindy tentang apa itu generasi milenial, saya mendapat jawaban berikut darinya, generasi milenial itu adalah generasi yang lebih mementingkan kemajuan teknologi dibanding yang lain.

 Teknologi mengontrol anak-anak zaman sekarang, bukan anak-anak yang mengontrol teknologi. Misalnya, banyak yang membaca buku melalui hand phone dan bukan lewat buku fisik karena dianggap lebih praktis. Tapi tidak menutup kemungkinan masih banyak anak-anak yang suka membaca buku fisik karena dianggap memiliki esensi yang berbeda. Jadi, hal utama yang membedakan antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya adalah pada faktor prioritas akan teknologi, pungkas Cindy.

Pandangan di atas adalah sesuatu yang cukup masuk akal, meskipun berbeda dengan apa yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "kitab suci"-nya para editor buku. Mengacu pada KBBI, generasi milenial adalah generasi yang lahir di antara tahun 1980-an dan 2000-an.

Dilansir dari beberapa laporan dan sumber lainnya, akan dapat kita temukan informasi dan fakta-fakta menarik tentang generasi milenial dan penerusnya:

Generasi milenial akan bersinggungan dengan apa yang disebut dengan "Generasi Y" dan "Generasi Z". Bahkan belakangan disebutkan bahwa akan muncul fenomena baru yang disebut "Generasi Alfa".

 Mengutip Wikipedia disebutkan:

  • Generasi Y adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1981 sampai dengan 1994. Generasi ini disebut juga dengan sebutan generasi milenial, yang sudah mengenal teknologi seperti komputer, video games, dan smartphone. Ungkapan Generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook, line, path, instagram, whatsapp, dan twitter. Mereka juga suka main game online.
  • Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y, generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa di antaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Y. Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apa pun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
  • Generasi Alfa adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 2011 sampai dengan tahun 2025. Generasi Alfa lahir sesudah Generasi Z. Generasi ini adalah generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar.

Meskipun saat ini masih banyak silang pendapat soal definisi, batasan usia, maupun ciri dari generasi milenial maupun generasi-generasi penerusnya, namun satu hal yang pasti bahwa ada "benang merah" yang bisa diambil yakni bagaimana keberadaan dan pemanfaatan teknologi informasi menjadi sesuatu hal yang sangat menonjol dalam generasi-generasi ini.

Generasi-generasi setelah rentang waktu lebih dari delapan dekade sejak peristiwa "Sumpah Pemuda" inilah yang perlu mendapat pendampingan dan perhatian dari sisi literasi, paparan teknologi informasi, dan hal penting lainnya.

Seandainya generasi ini bisa membawa spirit "Sumpah Pemuda", akhirnya, dengan menyitir ungkapan Bung Karno, kiranya kita pun bisa memproklamasikan juga...,

"Beri aku 10 Generasi Milenial, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Bukan begitu Cindy...?

 *********

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun