Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terasing dan Terpinggirkan, Kisah Komunitas Punan di KM 5 Long Tungu

27 September 2024   09:38 Diperbarui: 29 September 2024   15:25 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Drone Pemukiman RT 08 Long Telenjau (Yayasan Pionir Bulungan)

Sebagai upaya untuk menghindari pengeluaran yang membengkak, masyarakat Punan beralih ke pengobatan alternatif di Long Beluah, yang berjarak 30 menit dari Long Tungu. 

Di tempat pengobatan alternatif tersebut, pemilik menyediakan fasilitas tempat tinggal dan makanan selama proses pemulihan, memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam mengatasi kendala yang mereka hadapi dalam akses pelayanan kesehatan.

Pendidikan: Masalah Pendidikan di Komunitas Punan 

 

Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)
Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)

Meskipun sebagian anggota suku Punan belum bisa membaca, mereka mampu berkomunikasi dan mengakses dunia luar melalui internet. Namun, di RT 8, tidak ada fasilitas pendidikan yang memadai, sehingga orang tua terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka di Long Tungu. 

Kondisi ini mengakibatkan orang tua kesulitan untuk mengawasi perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Berbagai faktor menyebabkan pelajar dari komunitas Punan berhenti sekolah, yang sangat disayangkan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi mereka untuk mengembangkan diri dan mencari pekerjaan di masa depan. 

Bagi komunitas Punan, pendidikan juga memerlukan biaya yang besar, dan minimnya wawasan seringkali membuat orang tua lebih memilih untuk meminta anak-anak mereka membantu di rumah daripada bersekolah.

Selain di KM 5, Landskap Kayan juga memiliki dua kampung Punan, yaitu di Berun, Desa Long Telenjau, dan Belebah yang berada di Nahaya. Sayangnya, kondisi pendidikan di kampung-kampung ini tidak jauh berbeda dengan di KM 5 dan Long Tungu. 

Meskipun pemukiman Punan Berun memiliki fasilitas pendidikan berupa gedung sekolah dasar, tenaga pengajar hanya datang dua minggu sekali. Hal ini semakin memperparah situasi, karena tidak adanya jaringan listrik dan air bersih yang mendukung kegiatan belajar mengajar. Meskipun pemerintah telah menyediakan mess untuk para pengajar, tempat tersebut tidak dihuni. 

Dengan pemukiman Berun yang terletak di daerah terpencil, akses pendidikan semakin sulit. Banyak pelajar di kedua kampung tersebut menghabiskan waktu belajar mereka dengan bermain karena tidak ada tenaga pengajar yang dapat membimbing mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun