Setiap hari, rutinitas merawat ibunya menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Ia bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, dan merawat anjing peliharaan keluarga.
Setelah itu, dengan penuh kasih sayang, ia memandikan ibunya, membantunya makan, dan memastikan ibunya merasa nyaman. Sore harinya, setelah bekerja, ia kembali ke rumah dan mengulang rutinitas yang sama.
Meskipun lelah, ia tidak pernah mengeluh. Bahkan, saat ibunya masih sehat, sang ibu sempat merasa sedih karena di usia 26 tahun, anaknya belum memiliki pasangan. Namun, dengan tegar, ia tetap fokus pada pekerjaannya.
Ternyata, di balik kesibukannya, Tuhan telah menyiapkan tugas yang lebih mulia baginya: merawat orang tuanya.
"Kasih ibu sepanjang masa,"
begitu kata pepatah. Ia membuktikan pepatah itu dengan tindakan nyata. Saat ibunya merintih kesakitan di malam hari, ia sigap membantu tanpa menghiraukan kantuk yang menyelimuti.
Ia adalah seorang pahlawan tanpa jubah, yang rela mengorbankan waktu dan tenaganya demi kebahagiaan orang yang dicintainya.
Setiap hari, ia selalu mengabadikan momen kebersamaannya dengan sang ibu melalui video singkat yang diiringi lagu "First Love" milik Niki Costa, sebuah ungkapan cinta yang tulus dan mendalam.Â
Video-video itu menjadi saksi bisu akan kasih sayang yang begitu mendalam antara seorang anak dan ibunya.
Saat sang ibu terkulai lemah akibat stroke, hatinya hancur. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan kabar duka kepada saudara-saudaranya. Namun, di tengah kesedihannya, ia tetap tegar dan berusaha memberikan yang terbaik untuk ibunya.Â