Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Meja Panjang, Tradisi Gotong Royong yang Mengakar di Desa Pimping

29 Juli 2024   21:43 Diperbarui: 29 Juli 2024   21:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Meja Panjang di Desa Pimping bukan hanya sebuah tradisi, melainkan kisah panjang kekompakan dan gotong royong yang tumbuh dari kebijakan bijak tokoh masyarakat. Ini lebih dari meriahnya pesta tahun baru, ini tentang merawat budaya, merayakan kebersamaan, dan menjaga persatuan di tengah keragaman. Meja Panjang adalah bukti bahwa bersama, kita mampu melestarikan kearifan lokal dan menyatukan perbedaan." Ucap Kepala Desa Pimping Alan Bilung

Desa Pimping menghidupkan keceriaan dengan tradisi lama yang menjelma menjadi simbol kekompakan dan gotong royong. Meja Panjang, cerita ini bukan sekadar tentang meriahnya pesta tahun baru, tetapi perjalanan panjang suatu budaya yang tumbuh dari kebijakan bijak tokoh masyarakat pada masanya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dalam kata sambutannya Kepala Desa Pimping Alan Bilung menjelaskan, dahulu tahun baru di Desa Pimping identik dengan kunjungan antar rumah dan keluarga. Namun, tidak semua bisa membuka pintu rumah untuk tamu, dan itulah keresahan yang memicu lahirnya Meja Panjang. Sebuah ide sederhana yang menjembatani seluruh masyarakat, terutama yang kesulitan membuka pintu rumah mereka. Meja Panjang bukan hanya perayaan, tetapi ruang bagi bersyukur bersama dan merayakan kebersamaan. tradisi tersebut diadopsi dari Desa Long Pujungan.

Tradisi ini terus hidup, dibiayai oleh semangat gotong royong dan iuran pribadi. Mulai dari memasak hidangan hingga membangun tenda, semua dilakukan bersama-sama, menunjukkan keuletan masyarakat Desa Pimping dalam merawat tradisi yang mengokohkan persatuan di tengah keragaman suku.

4-66a7aa1834777c0ee167cb93.png
4-66a7aa1834777c0ee167cb93.png
Sebelum sorotan acara dimulai, lapangan sepak bola Desa Pimping bersemangat dengan hingar bingar musik semajau. Terik matahari tak menyurutkan semangat gotong royong puluhan masyarakat yang mempersiapkan segala kebutuhan acara. Tampak tungku pemasak teratur, dan kelompok ibu-ibu sibuk dengan topi saung tengah mempersiapkan hidangan lezat.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Suara dari panggung memberikan himbauan agar semua menghindari pakaian politik selama persiapan dan pelaksanaan acara. Inilah upaya menjaga keceriaan acara tanpa muatan politis yang mengganggu.

Kelezatan kuliner "Tutek Ata," ikan dimasak dalam bambu selama 3 malam 4 hari, menjadi magnet tersendiri. Alfinus, warga setempat, dengan semangat menceritakan proses memasak yang unik, dimana ikan tak memiliki tulang.

Pohon terang yang menghiasi lapangan, penuh dengan buah-buahan, menjadi simbol keragaman dan persatuan di Desa Pimping. Selesai acara Meja Panjang, masyarakat dan pengunjung boleh mengambil buah-buahan sebagai penutup pesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun