Perhatian : Dalam menjaga privasi narasumber dan kemananan tanaman kratom, penulis menyamarkan nama dan tidak mendetailkan nama desa tersebut.
Kratom, atau Mitragyna speciosa, adalah tanaman herbal yang telah lama dimanfaatkan di Asia Tenggara, terutama di Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Perdebatan seputar status hukumnya dan dampak kesehatannya semakin memanas, terutama setelah direkomendasikan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk dimasukkan ke dalam kategori narkotika Golongan I.
Meskipun memiliki klaim khasiat medis dalam meredakan nyeri dan meningkatkan energi, penelitian tentang potensi ketergantungan dan efek samping negatif juga menjadi sorotan. Di tengah perdebatan ini, penelitian ilmiah terus dilakukan untuk memahami potensi manfaat dan risiko dari kratom. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami dengan komprehensif tentang tanaman ini, termasuk potensi manfaat dan risiko yang terkait, serta perkembangan regulasi dan penelitian terkini.
Percakapan "Hijau"
Babeh (55) adalah warga lokal pemilik rumah sewa, tempat penulis bermalam. Sebagai tuan rumah, ia cukup ramah dan santun kepada setiap tamunya. Kepulan asap kretek dan kopi pahit mengantarkan penulis dan pria berambut putih berbincang hangat layaknya kawan lama. Â Sambil menyeruput, Babeh menurunkan nada bicaranya kepada penulis.
"Disamping rumah ada tanaman herbal, cuman saya tidak cerita ke anak muda takut disalahgunakan," celetuk Babeh.
"Ganja atau Kratom pak," sahut penulis.
"Kratom, oleh-oleh dari Kalbar (Kalimantan Barat). Kini tingginya mencapai 3 meter," Ungkap pria berambut putih.
Tanaman kratom itu tumbuh kokoh di pekarangan. Daunnya berguguran dan mengering di bawah pohon usai tersengat sinar matahari. Tak satupun warga desa mengetahui bahwa tumbuhan yang masih satu keluarga dengan kopi merupakan  Mitragyna Speciosa, tanaman yang memiliki kandungan analgesik (Pereda nyeri) dan  Antidepresan (Penenang). Babeh khawatir, jika tanaman tersebut disalah gunakan pemuda maupun masyarakat. Itu sebabnya ia memilih tidak menceritakan tentang tanaman ajaib tersebut.
"Jika anak muda disini tau efek kratom, dikhawatirkan pohon yang ia rawat akan habis dipetik oleh pemuda disini," Ucap Babeh sambil terkekel-kekel.
 Rasakan Manfaatnya Sebelum Menvonis
Lima Tahun adalah waktu singkat bagi Solehun (35) untuk mengenal kratom lebih dekat. Â Pria yang memiliki tatto beruang di dadanya menilai, Aroma fisik kratom tak jauh beda dengan bau bubuk tea matcha. Yang membedakan hanyalah rasanya, Solehun menganjurkan, sebelum menenggak seduhan kratom, lambung wajib terisi. Jika tidak, konsukuensinya akan muntah-muntah.ÂBagi peminum pemula, kratom akan beradaptasi pada tubuh sehingga akan mengalami reaksi mual, keringat dingin bahkan pusing. Hal itu wajar terjadi sebagai pengenalan.
"Sabu-sabu dan ganja tak bisa menandingi efek kratom, tentu rasanya sangat pahit," ucap Solehun.
Solehun menilai, BNN salah kaprah jika menilai kratom tanaman berbahaya.
Bagi sebagian kalangan anak muda di Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara) Kratom merupakan bahasa pergaulan antara satu dengan lain.
Sementara Arplate (22) yang memiliki berat badan hampir 100 kg. Sebelum berkenalan dengan kratom ia kerap mengalami nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti belakang leher, pinggang maupun kaki. Sebagai kawan yang peduli dengan kesehatan Arplate, Solehun menawarkan secangkir kratom kepada pria gemuk tersebut. Sulit dibayangkan, kratom yang memiliki rasa super pahit di tenggak tanpa jeda oleh Arplate. Hal itu merupakan pemandangan baru.
"Enak ya rasanya badan ku enteng. Nyeri di sekujur tubuh hilang seketika," bebernya.
Sementara, Arholyamestya (32) seorang staf perusahaan yang bekerja di sebuah camp kelapa sawit di Kabupaten Bulungan kerap membawa kratom dengan tujuan "meracuni" sejumlah pekerja lapangan pengangkut sawit.
Ia menerangkan, kratom menjadi idola di dalam camp. Selain mengurangi rasa nyeri pada tubuh Kratom pun mampu membuat alat vital pria yang lemah menjadi tegak lurus.
"Minum kratom sebelum melakukan hubungan badan akan menambah durasi dan kemaluan menjadi tegang," tuturnya.
Berbeda dengan Artolomejs, seorang Kepala seksi pada sebuah pemerintahan menerangkan, kratom memberikan relaxs pada tubuh. Saat digunakan untuk bekerja, kratom menambah daya konsentrasi.
Saat berkunjung ke sebuah desa yang terletak di Kabupaten Nunukan, Peter Branskos (39) seorang staf pada sebuah yayasan melakukan observasi dan bertemu dengan sejumlah masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Humas BNNK Nunukan, Zaenal Arifin mengungkapkan, tanaman kratom tumbuh secara alami di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan. Batang pohon kratom sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kayu bakar tanpa mengetahui khasiat atau manfaatnya. Pada tahun 2019, ada pengepul dari Kalimantan Tengah yang meminta masyarakat untuk mengumpulkan daun kratom, namun setelah ada larangan dari Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) terkait statusnya sebagai jenis narkotika baru, kegiatan pengumpulan tersebut dihentikan.
Meskipun kratom tidak termasuk dalam golongan tanaman narkotika menurut Undang-Undang, namun masuk dalam kategori narkotika jenis baru. BNNK Nunukan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemerintah, dan penegak hukum tentang larangan penggunaan dan perdagangan kratom. Masyarakat melaporkan bahwa hanya mengumpulkan kayu, tetapi pengepul melihat kratom sebagai tanaman ekonomis dengan harga daun kering sekitar Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
Zaenal menegaskan bahwa asap dari pembakaran kayu kratom tidak berdampak jika dihirup, karena yang digunakan adalah daunnya. Namun, efek narkotika dari kratom termasuk dalam kategori menghilangkan rasa nyeri dan memberikan efek relaksasi. Meskipun masih ada pandangan bahwa kratom bermanfaat, penelitian medis belum sepenuhnya mendukung manfaatnya dan bahayanya sudah terbukti. Penyalahgunaan kratom belum dapat dipidana secara pidana, namun jika diperjualbelikan dalam jumlah besar bisa melanggar hukum. Sudah ada kasus di Nunukan di mana kratom hendak dikirim ke Kalimantan Tengah menggunakan truk, tetapi berkat sosialisasi, kesadaran masyarakat meningkat dan penggunaannya kini menurun.
Kratom (Mitragyna speciosa) adalah tanaman herbal yang tengah menjadi perdebatan hangat terkait status hukumnya dan dampak kesehatannya. Meskipun diusulkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai Narkotika Golongan I, Kratom memiliki klaim khasiat medis dalam meredakan nyeri dan meningkatkan energi.
Perlu dicatat bahwa penelitian tentang potensi ketergantungan dan efek samping negatif dari Kratom juga tengah menjadi fokus. Meskipun beberapa kalangan memandang Kratom sebagai tanaman yang memberikan manfaat, ada kekhawatiran tentang penyalahgunaannya, terutama di kalangan anak muda.
Dalam hal ini, penting bagi masyarakat untuk memahami secara menyeluruh tentang Kratom, termasuk potensi manfaat dan risiko yang terkait, serta perkembangan regulasi dan penelitian terkini. Sosialisasi dan kesadaran akan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang Kratom menjadi kunci dalam mengambil keputusan yang bijak tentang penggunaannya, sambil tetap memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan dan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H