"Saya punya mamak, kebetulan dia juga telinga panjang dan bertatto. Tapi dia sudah tua pasti kamu jijik liatnya," ungkap Unggek.
Dengan antusias, penulis meminta izin untuk mendokumentasikan si "Telinga Panjang" . Dengan ramah Ungek yang merupakan anak dari Telinga Panjang mempersilahkan untuk bertemu dengan ibunya.
Bergumam dalam hati, bertemu dengan "Telinga panjang" adalah keberuntungan.
Tatto dan Telinga Panjang
"Telinga panjang" itu bernama Iyun Anye, usianya kini mencapai 1 abad. Ia memiliki 9 orang anak. Diketahui, Iyun merupakan warga tertua di Desa Tengkapak. Sebelum menetap di desa tersebut, ia merupakan warga Jelarai Selor. Iyun merupakan masyarakat Dayak Uma Kulit yang merupakan rumpun Apo Kayan yang tersebar mulai Kalimantan Timur, Kalimantan Utara hingga Serawak, Malaysia.
Dari bilik pintu, Iyun hanya terduduk diam. Tak banyak yang ia lakukan di umurnya yang kini menginjak 100 Tahun. Selain berbaring, makan, dan meregangkan badan.
Di luar kamar Ungek menjelaskan kepada Penulis,
"kalau ngomong sama mamak harus kencang-kencang, pendengarannya kini menurun,' bisik Ungek.
Dari dalam kamar, Iyun hanya melihat ke arah kami tanpa mengeluarkan sepatah kata.