Desa Wisata Pulau sapi juga merupakan desa yang memiliki segudang Prestasi, seperti Rekor Muri RI Rumah Ukir Etnik Lundayeh Terbanyak,  300 Besar Terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021/ADWI 2021 KEMENPAREKRAF RI, di tahun berikutnya, kembali mendapatkan 50 Besar Terbaik anugerah Desa Wisata Indonesia/ADWI 2022 KEMENPAREREKRAF RI, Desa Percontohan Desa Tangguh Nusantara Tahun 2022, Desa Terbersih Se Kaltara, dan masih banyak lagi Prestasi.
Di tengah teriknya Matahari siang itu, saya ditemani oleh teman-teman untuk menemui Kepala Desa setempat guna menyampaikankan Izin melakukan penelitian Sosial di Wilayahnya. Setelah mendapatkan legalitas berupa Stempel dan tanda tangan, Kepala Desa menanyakan asal tinggal saya, Saya orang Lundayeh juga pak" ucapku, seketika beliau dan tamu nya pun kaget mendengarnya, sambil melihat tajam diriku, " masa kamu orang Lundayeh ? " Bapak saya Lundayeh, dan mamak saya suku Toraja ( sulawesi Selatan) yang menyebabkan wajah saya sudah tidak murni wajah Lundayeh,  sambil menyebut nama dan asal kampung bapak, suasana yang awalnya tegang dan serius ahkirnya mencair juga. Saat berpamitan, Kepala Desa menyampaikan masukkan kepada saya " jika berkunjung ke rumah warga, saya sarankan kamu memperkenalkan dirimu sebagai suku Lundayeh, karna, kalau dilihat dari wajah dan penampilanmu, terlihat seperti orang luar" .setelah berpamitan, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Mentarang Baru guna menemui Kepala Desa Mentarang baru.
 Saat menyebrang ke Desa Tersebut, kami melewati jembatan gantung terpanjang yang berada di pelosok kalimantan Utara, saat melewati jembatan gantung tersebut, sensasinya cukup memacu detak jantung, sepanjang perjalanan Petrus yang mengendarai sepeda motor meluapkan emosinya saat melewati jembatan tersebut.
 setibanya di Desa Mentarang Baru, kami langsung mencari Kepala Desa setempat, berdasarkan petunjuk dari warga setempat, Ibu Kepala Desa ternyata sedang berada di balai desa dalam rangka pembagian sembako bersubsidi kepada warga, Noval pun lega setelah mendapatkan Stempel serta tanda tangan dari Kepala Desa Mentarang Baru. Sebagai orang baru di lingkungan tersebut, ada banyak kebaikan yang kami terima saat itu, seperti mendapatkan nasi kotak, jamuan buah rambutan dan langsat yang melimpah ruah.
 Selasa, 29 November 2022, masing-masing dari kami mulai berpencar, Petrus dan Jhoni Menuju Desa Kaliamok dan Tanjung Belimbing untuk meminta Izin kepada Kepala Desa Setempat, sedangkan saya dan Noval menuju Desa Pulau Sapi dan Desa Mentarang Baru. Masing-masing dari kami memiliki Fokus yang sama, yaitu mencari 5 Rt terpilih dan meminta daftar Kepala keluarga di masing-masing Rt. Ada banyak kendala yang kami hadapi saat berada di Lapangan, namun, itulah tantangannya.Â
" bro, kalau ngak ada halangan, besok aku bakal nginap di rumah keluarga ku di pulau sapi "Kami hanya diberikan waktu hanya 5 hari, terhitung mulai dari hari senin sampai dengan hari Jumat,  itulah tujuanku untuk nginap di Desa Pulau Sapi agar semua tugas dan tanggung jawab dapat terselesaikan dengan baik.Malam itu, kami tidur di rumah joni, setelah bercerita panjang, kami pun beristirahat dalam satu kamar yang luas yang mampu menampung 6-7 orang. Rabu, 30 November 2022, pukul 06.30 aku sudah terbangun lebih awal dari mereka., " NGIK, NGIK, NGIK, terdengar suara nafas si Noval yang nyaring, pada malam itu, Noval memang bercerita kepada kami, jika dia memiliki riwayat penyakit asma, jika kelelahan, udara dingin, dan juga kebanyakan rokok, pasti dia asmanya akan kumat. setelah mandi pagi, segera ku membangunkan Noval guna mempersiapkan diri dengan tujuan agar kami datang lebih awal supaya dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.Setibanya di Pulau Sapi, aku meminta Noval agar mampir kerumah saudara guna menaruh tas carrier yang beratnya hampir setengah badan ku, dan Penelitian Pun dimulai.
Kali ini, masing-masing Responden yang terdiri dari 10 orang sudah di tentukan sesuai dengan nomor acak, perkiraanku, jika semua responden ada di tempat, bisa saja dalam satu hari Pendataan ini akan rampung, kemungkinan terburuknya, hari jum'at di targetkan akan selesai.
Disiang hari yang cukup terik saat ini, saya menuju rumah responden pertama, ku telurusi jalan Desa Wisata Pulau Sapi dengan berjalan kaki di iringi suara gongongan anjing warga yang mengawal setiap langkah ku sampai kerumah responden teersebut. Singkat cerita, ku ketuklah pintu rumah, 5 kali ketukan, terdengar suara dari rumah panggung tersebut,
" siapa ya " ucap si pemilik rumah," Saya bu, petugas survei dari Pandawa Research, izinkan saya untuk memwancarai ibu, saya sudah dapat persetujuan dari kepala desa, dan juga RT setempat " ucapku untuk meyakinkan ibu tersebut.Dari penjelasanku, nampaknya ibu tersebut masih belum yakin terhadap ucapanku,Terlihat ibu tersebut seperti menelpon seseorang dengan bahasa Lundayeh yang tidak dapat ku mengerti, setelah selesai menelpon, ibu tersebut sambil memanggil tetangganya untuk meminta bantuan,
Dengan wajah yang asam ibu mempersilahkan ku tuk naik ke atas rumahnya sambil di dampingi oleh seorang bapak-bapak tetanggah rumahnya.Sekalipun ibu itu agak terganggu atas kehadirannku, setidaknya beliau berkenan tuk di wawancarai, pertanyaan demi pertanyaan dijawab dengan baik, pertanyaan terahkir, "apakah ibu bersedia untuk di hubungi oleh pandawa research untuk melakukan wawancara via Telpon ? " IYA. Jawab ibu itu,.
" karna ibu sudah meluangkan waktu untuk di wawancarai, kami, dari pandawa research memberikan kenang-kenangan kepada ibu, ini ada lembar Kontrol, saya minta tolong disi nama dan juga tanda tangan, setelah itu saya minta izin untuk foto bersama ibu sebagai dokumentasi bahwa saya sudah berkunjung kerumah ibu.Sehabis berfoto, ibu itu bertanya. " kita dari mana  ?
" saya dari Tarakan, saya juga orang Lundayeh bu, sambil menyebut nama orang tua dan juga Asal kampung orang tua " ucapku,Setelah mendengar ucapanku, itu langsung tersenyum dan meminta maaf atas sikap yang dingin yang di tujukan kepadaku, " saya pikir masnya orang luar, habis penampilan dan juga wajahnya tidak mencerminkan wajah orang lundayeh" ucapnya.
Puji tuhan ucapku dalam hati, hari ini ada 3 orang responden yang bersedia tuk diwawancarai, sambil ku berjalan menuju rumah Om untuk bermalam disana. Sembari berjalan, ku lihat keadaan sekitar yang mulai sibuk memasang lampu natal di setiap teras rumah mereka, sembari terdengar suara pengumuman dari Mobil pickup yang dibelakangnya di penuhi dengan anak-anak, pengumuman tersebut berisi tentang himbauan dari panitia kepada warga, jika seluruh warga masyarakat memasang lampu seri, dan juga ajakan untuk menghadiri ibadah menyambut kedatangan bulan Desemnber yang akan dilanjutkan dengan pawai obor mengitari desa pulau sapi. malam itu, hujan deras namun singkat membasahi Pulau sapi, hampir jam 10 malam Pawai obor pun dimulai, sontak suasana natal pun mulai terasa, mobil pick up yang mengangkut Toa mulai memutar lagu natal 90an yang di ikuti oleh rombongan anak-anak sekolah minggu yang bergembira sambil membawa obor di tangan mereka masing-masing. Rasa haru dan gembira menyelimuti perasaanku, bagaimana tidak, hampir bertahun-tahun tidak merasakan suasana natal yang sesungguhnya,Jika dibandingkan dengan natal di Kota, seperti Tarakan, mungkin suasana hari natal dirasakan seperti hari biasa saja, namun, berbeda dengan Suasana Awal bulan desember di Pulau sapi yang dimana kegembiraannya mulai terasa.
Di teras ruma pada malam itu, sodaraku menyuguhkan Kopi panas, " dalam hati ku, bakal panjang cerita jika ada Kopi ni,Ku mulai membuka sebuah percakapan, " Kak, yang di kamar tamu itu sertifikat apresiasi apa ? kok bahasa Inggris ? Oh, itu penghargaan dari tentara Amerika Serikat, karna Om dulu Belapang Baru dulu pernah ikut membasmi tentara Jepang dan menyelamatkan tentara Amerika Serikat dari kejaran Bangsa Jepang,Pada Tanggal 16 November 1944 penerbangan amerika di tugas melalukan pengemboman di beberapa base tentara jepang yang ada di pulau kalimantan, tujuan utamanya adalah teluk Brunai, dimana jepang mengeksploitasi sumber minyak di kalimantan, Â tapi belum sampai di tujuan, tentara jepang berhasil menembak jatuh pesawat mereka, beberapa awak sempat membuka parasut dan jatuh kepedalaman hutan kalimantan, dan beberapa tewas di pesawat.
Sekalipun para awak pesawat itu berhasil selamat, namun, mereka harus berjuang untuk bertahan hidup di belantara hutan kalimantan yang di dalamnya terdapat berbagai macam hewan buas yang bisa saja membunuh mereka, terlebih lagi pada zaman itu, Suku dayak pedalaman belantara Kalimantan dikenal pada zaman itu sebagai suku pemburu kepala atau kanibal.