Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bergulat dengan Pikiran Sendiri di Tengah Mubes Pemuda Dayak Kalimantan Utara

2 Agustus 2022   18:30 Diperbarui: 2 Agustus 2022   18:43 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian Pertama.

Seketika nada Notifikasi Whatapps ku berbunyi setelah Adzan Ashar berkumandang, sebuah pesan yang datang dari kakak yang berada di Ibukota Provinsi Kalimantan Utara,

Kakak : Kau di Tanjung Selor kah ?

Aku : Ngak, aku masih di Tarakan,

Kakak : Keluarkah sudah mamak dari rumah sakit ?

AKU : Sudah, senin siang kemaren,

Kakak : Oh syukurlah kalau gitu, Pulanglah kau ke Tanjung Selor, apa juga kau buat disana?

Aku :Ya kalau ada yang ku kerjakan di Tanjung Selor ya aku pulang den, lagian pengerjaan skripsi ku sudah selesai, tinggal nunggu Jadwal seminar hasil aja ni.

Kakak : Kalau gitu, ikutlah acara Mubes Pemuda Dayak, (sambil menyertakan poster kegiatan mubes pemuda dayak yang menampilkan informasi akan kegiata tersebut)

Aku : Gasss, kalau gitu aku pakai kamera mu ya,

Kakak : Temanin aku nanti peliputan (Sambil menyertakan Rundown Mubes )

Aku : Oke, Besok kalau ngak ada halangan aku ke Tanjung Selor.

Kita pakai motor aja, biar dapat parkiran katanya, sambil melemparkan Kunci Motor dinasnya ke arahku, tidak ada lahan parkir tersedia, hampir 3  KM jalanan ditutup hanya untuk dijadikan lahan Parkir.

Stop, disini aja kita parkir, ujar kakak,

Semarak Suara musik khas Dayak terdengar di Gedung Pesparawi Kabupaten Bulungan malam itu, kami ber dua sedang terburu-buru menerobos kerumunan orang-orang yang berasal dari kabupaten maupun desa yang tersebar di Kalimantan Utara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Di arah panggung terpampang besar  tulisan  " PEMUDA DAYAK BANGKIT, BERSATU, DAN MAJU BERSAMA MEMBANGUN KALTARA KITA"

Lalu lalang mereka yang memakai baju adat dayak, gemercing bunyi gelang dari kaki para wanita dayak, suara teriakan khas orang dayak, dan tabuhan gong yang mengabarkan keadaan saat itu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Rasa penarasan ku mulai mengebu gebu tak kala Perwakilan pemuda dayak Agabag yang berasal dari kabupaten Nunukan mulai menampilkan KUKUI yang merupakan sebuah nyanyian yang dilantunkan oleh masyarakat suku dayak Agabag  dengan menggunakan bahasa alam gaib yang diyakini oleh masyarakat suku dayak Agabag memiliki nilai sakral yang sangat tinggi,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Segera ku keluarkan kamera silver hitam yang namanya sama seperti nama Gunung Tertinggi di Jepang, tanpa rasa canggung, aku mendekatkan diri kepada penari yang membawa Tombak di bagian depan, dan penari wanita di bagian belakang.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Perlu diketahui bahwa Kukui dilantunkan ole para Kesatria Dayak Agabag sebelum pergi Mengayau (Tradisi berburu Kepala dan memenggal kepala Manusia) dan juga setelah memenangkan pertempuran hal tersebut di anggap mereka sebagai ucapan syukur kepada Akion atau para leluhur Dayak Agabag.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Pembawa acara memanggil penampilan dari pemuda dayak selanjutnya, dan juga mengabarkan jika masih ada 5 pertunjukan lagi ucapnya,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ku buka kembali Rundwon acara tersebut, "Sial ucapku dalam hati"  ternyata, kami berdua sudah melewati setidaknya beberapa kemeriahan dari beberapa pertunjukan seni tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Acara ini merupakan Musyawarah Besar Pemuda Dayak Kalimantan Utara yang pertama yang di gelar di Bulungan, Kalimantan Utara, harapan utamanya untuk menyatukan 11 sub etnis suku dayak disatu wadah agar para pemuda dayak memiliki nilai yang terkandung di dalam budaya Dayak tersebut, sekalin itu pemuda dayak dapat mengangkat, menghidupkan kembali budaya yag sudah dibangun oleh pendahulu mereka sebelumnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Ada banyak rangkaian acara seni dan budaya di acara Mubes Pemuda Dayak Kalimantan Utara tersebut, seperti :

Tradisi Meja Panjang yang bisa dikatakan sebagai Tradisi masyarakat dayak sebagai rasa ucapan syukur masyarakat atas hasil panen mereka, tradisi ini sudah ada sejak zaman nenek moyang, dimana masyarakat menyajikan makan khas di atas meja panjang tersebut, jadi, konsep dari meja panjang tersebut cukup sederhana namun memiliki Nilai kebersamaan dari Tradisi Meja panjang.

Selain itu, di pagi hari pun akan diselenggarakan Pawai budaya, dimana para 11 sub Etnis Suku dayak akan berkeliling kota dengan Rute yang sudah di tentukan yang dimana akan ditampilkan atraksi-atraksi Seni dan Budaya yang akan di laksanakan oleh Pemuda Dayak

Jujur, ini pengalaman yang mengetarkan hati penulis,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Bagaimana tidak, aku melihat 11 Etnik sub suku dayak yang memiliki bahasa ibu yang berbeda, baju adat yang berbeda, alat perang yang berbeda, corak ukiran yang berbeda bisa menyatu di satu wadah, masing-masing bergembira, menari, tertawa layaknya sahabat lama yang baru bertemu di satu Tongkrongan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tak mau kusia-siakan moment bahagia ini yang hanya dilakukan setahun Sekali, tanpa malu-malu dan tanpa persetujuan dari objek, langsung saja aku megambil menjepret hal yang menurut sudut pandangku unik.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Di depan panggung sudah bersiap-siap penari suku dayak Blusu yang akan mempersembahkan Nungkulai (Maaf jika ada salah dalam penulisan) dimana tradisi ini didakan keluarga yang sedang berduka, lalu sekelompok rombongan melakukan perjalanan mengayau.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Bagiku, para penari yang melakukan pertunjukan di acara Mubes sungguh luar biasa, bagaimana tidak, kegiatan tersebut di adakan di luar ruangan, para penari hampir 99% saat pertunjukan hanya bertelanjang kaki, tidak terbayang bagaimana rasa sakitnya jika kaki mereka menginjak batu yang tajam. Sungguh aku terharu melihat totalitas penampilan yang mereka sajikan ditengah ribuan mata yang menyaksikan,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Kaya, miskin, orang biasa, Pejabat, orang penting, bahkan orang tidak penting bergemuruh bersorak memberikan apresiasi  atas pertunjukan yang sudah di sajika oleh pemuda dayak kalimantan utara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dipenampilan selanjutnya, jika boleh jujur, penulis terpesona  disaat 4 Penari Dayak ludayeh berjalan berbaris rapi menuju ke tengah lapang, mereka duduk membentuk bujur sangkar. 

Tak mau melewatkan moment ini, Aku memberanikan diri mendekati penari sedang menunggu musik di putar, terdengar suara yang berteriak, " Kan bisa di zoom "  ya benar, mungkin aku salah, karna terlalu dekat, tapi, untuk mendapatkan moment yang luar biasa, aku harus rela di hujat oleh orang-orang, hehehehe.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saat membidikkan kamera ke arah penari, saat itu pula penari yang masih menunggu musik mereka di putar tersenyum kearah ku, bagiku, senyuman tersebut merupakan dopping berdosis tinggi yang menambah fokus dan semangatku dalam pengambilan gambar selama acara tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Penari menampilkan Tarian Busak Baku yang mengambarkan kebersamaan, keceriaan ana adi Lundayeh dan tarian ini memiliki makna pengajakan dalam suatu bingkai persatuan untuk mencapai suatu masyarakat lundayeh yang sejahtera. 

Tarian busak baku juga memberikan tanda dan petunjuk bahwa wilayah yang didiami masyarakat Ludayeh dapat memberi kehidupan serta tanah yang subur ucap pembawa acara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Masih terbayang senyuman tersebut, musik kolintang yang diiringi para penari berkumandang, kali ini aku hanya berfokus kepada pemain Sape, terdengar mereka mengaransemen lagu Bangun pemuda pemudi Indonesia dengan Gaya mereka sendiri.

Kita Panggil Uyau Moris teriak Pembawa acara,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

terdengar tepuk tangan yang meriah oleh semua lapisan masyarakat yang menonton, Uyau Moris merupakan salah pemuda dayak yang aktif mengenalkan dan melestarikan musik sape hingga ke Mancanegara.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sambil mempersiapkan diri di tengah riuhnya para penonton malam itu, uyau Moris mengajak para penonton untuk mengucapkan salam pembuka dari khas suku dayak yaitu  ADIL KA' TALINO, BACURAMIN KA'SARUGA, BASENGAT KA'JUBATA dan di balas dengan Ucapan ARUS,, ARUS, ARUS oleh para penonton yang artinya Amin, atau juga setuju.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

ADIL KA' TALINO, BACURAMIN KA'SARUGA, BASENGAT KA'JUBATA merupakan sebuah filosofi tentang prinsip Hidup Manusia yang berasal dari Suku Dayak Kanayatn, Kalimantan Barat. 

Jika di artikan dalam bahasa Indonesia " ADIL KEPADA SESAMA, DAN BERCERMIN KEPADA SURGA ( bercermin kepada Tuhan) dalam arti filosofi ini memiliki nilai yang mengandung sebuah ikatan maupun hubungan \ antara Manusia, Alam, dimana bukan hanya sesama manusia saja kita harus berlaku adil , namun terhadap segala mahkluk ciptaan Tuhan seperti hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Uyau Moris berpesan kepada Penonton lewat lirik sederhana yang di kumandangkan malam itu :

Adil kepada sesama manusia

Bersikap dan berbuat baik pada sesama

Napas hidup kita

Tergantung padanya Tuhan Sang Pencipta yang memberi segala

Dan penonton yang hadir pada malam itu bernyanyi bersama sambil mengucapkan petuah  yang memiliki makna mendalam

Adil ka'talino, bacuranin kasaruga, basengat kajubata, Arus..

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Usai penampilan Uyau Moris, ku sempatkan diri tuk Turun minum disamping Panggung, sambil ke Mengambil foto beberapa objek yang bagiku menarik, tiba-tiba seorang wanita belia dengan nada lembut dan sopan yang memakai baju adat dayak datang menghampiriku sambil berkata,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

" Om, bisa kah foto kami nanti ? tapi kami menari dulu ya om "

Bisa, ucapku singkat .

Kalau gitu simpan nomor ku ya om, nanti kirim lewat Wa aja ya,

Tulis namaku Bulan om.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Diahkir dari rangkaian acara, Mc mengajak semua hadirin untuk bersemajau Ria, sambil musik Elekton di mainkan,  tarian Semajau layaknya seperti gereakan Burung yang sedang terbang, para hadirin menyatu membentuk satu lingkaran yang tidak terputus, disini para penari wajib menjaga keharmonisan gerak dan menjaga lingaran agar tidak terputus, tersirat wajah bahagia dari masing-masing tamu dan hadirin yang datang. 

Tarian semajau merupakan tarian rumpun Murut yang berasal dari Sabah, Malaysia, tarian ini dapat membangun suasana keakraban dan kebersamaan antar satu dengan yang lain, tidak perlu keahlian khusus dalam menari semajau, dan semua orang pun boleh mengikuti tarian yang biasa di tampilkan pada saat acara adat maupun pesta pernikahaan, di acara lain, seperti penyambutan pemimpin maupun penyambuta tamu.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tepuk tangan kita semua, Dengan demikian, berahkirlah acara Welcome dinner, kata pemadu acara yang berdiri di atas panggung.

Acara telah berahkir, kembali ku menepi di samping panggung, seketika nada dering dari ponselku berbunyi,

Kakak : Dimana kau ?

Aku : Disamping kanan paggung, kau dimana ?

Kakak : Sinilah kau ke Meja Panjang, makan dulu.

Dengan semangat ku menuju ke Meja Panjang yang jaraknya tak jauh dari Panggung, ternyata, semangat dan fokus pun bisa menguras tenaga juga..

Ku telusuri sepanjang meja panjang itu, di atasnya terdiri dari nasi Luba Laya ( Nasi yang di bungkus dalam daun pisang ) sayur rebung, sayur singkong, maupun rica ayam. Tanpa malu-malu, ku agkut 2 buah Nasi lembak, 3 ayam rica, dan 2 sayur singkong yang masing-masing tersimpan pada wadah pelastik, kutaruh kamera ku yang masih tergantung di leher di atas meja, sebelum makan, mari kita berdoa . . . . .  . .  . .

Sesampai rumah, segera ku tanyakan kepada kaka ku, kita berangkat jam berapa besok pagi ? ucapnya, jam 8 pagi lah kita jalan, Indonesia ni, pasti molor,

Terus, jam berapa ku bangunkan kau ? (kakaku memiliki kebiasaan sulit bangun pagi) hehe, jam 7 lah kasih bangun. . ..

Sambil ku charge batre kameraku . .  .

Bagian Kedua.

Den, den, bangun den kataku,

Jam 7 sudah,

Usai membangunkan, aku langsung mempersiapkan diri dengan mandi,

Ternyata, benar dugaanku, kami ngaret, usai menunggu kakaku yang sedang setting drone dan peralatan tempur lainnya.

Kau naik motor, aku naik mobil ucapnya, untuk menjaga peralatan yang di bawa.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Sesampainya dilapangan bola A, Yani. Terlihat peserta mubes memenuhi hampir seperempat lapanga bola tersebut, semua berbaris rapi sesuai sub mereka masing-masing.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Naluriku sebagai pemburu gambar mengebu-gebu kembali, tanpa menghiraukan cuaca yang cukup cerah kala ini, aku telurusi masing-masing sub suku yang ada sambil ku ambil gambar dengan sembunyi sembunyi guna mendapatkan ekspresi yang original, sebagian ada yang sadar kamera, lalu meminta di fotokan, ada pula yang malu-malu sambil tersenyum saat di foto.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribado
Dokumentasi Pribado

"apa kabar semua ? saya bangga kepada semua masyarakat Dayak sekalimantan utara. Kemaren, saat anak saya menikah, saya bangga menampilkan tarian dayak di Jakarta, dan masyarakat Jakarta sangat bangga melihat keanekaragaman budaya masyarakat dayak. 

Saya bangga memakai baju adat dayak yang saya kenakan saat ini, jadikan moment ini sebagai persatuan di antara kita, tidak ada perbedaaan, karna kita sama sama masyarakat kalimantan utara.  ucap istri Gubernur Kaltara sambil memegang toa megaphone di tangannya,

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Niatya sih ingin menggali mendalam mengenai keunikan masing-masing sub yang ada dengan sedikit wawancara, namun, waktu terus berjalan dan tidak memungkinkan untuk melakukannya. 

Sambil ku berjalan dan melewati beberapa pemuda, terdengan cuitan " wih Yong Lex katanya " (young lex merupakan sebutan bagi orang yang memiliki banyak Tatto di daerah ini )  aku tidak mengubrisnya,

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Beberapa saat layar kameraku berkedip, dan memberitahukan jika batrei sudah habis,

" lah, padahal sudah ku charge semalaman ni barang, kenapa sudah mau habis "

Tidak mau kehilangan kesempatan langka, ( Pawai Budaya ) segera ku telpon kakak ku yang sedang fokus menerbangkan Drone nya ke atas peserta Pawai Budaya tersebut.

" den, batrei kamera ku habis, aku pulang mau charge bateri sebentar kataku"

Ngak usah, pakai kamera ku aja,

Syukurlah ucapku dalam hati,

Kamera baru, butuh adaptasi, butuh belajar lagi,

Kita manusia adalah mahkluk pembelajar, jika kita berhenti belajar, berarti kita akan berjalan di tempat . ucapku dalam hati.

Sambil menunggu peserta pawai budaya lewat, kesempatkan waktu untuk kembali mempelajari kamera baru kaka ku,

Tempat baru, nuansa baru,

Kali ini lokasi pegambilan gambar berada di Jalan raya yang semakin lama semakin terik, namun, panas terikya matahari tidak mematahkan semangat para peserta pawai budaya,

Suara tabuhan alat musik pukul mulai terdengar dari kejahuan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumemtasi Pribadi
Dokumemtasi Pribadi

Oke jalan terus jalan terus, sambil meneriakkan, " inilah dia pawai akbar pemuda daklimantan utara, dengan mengusung tema PEMUDA DAYAK BANGKIT, BERSATU, DAN MAJU BERSAMA MEMBANGUN KALTARA KITA" ucap salah satu kordinator Rombongan disusul oleh barisan para kesatria dayak yang sedang menari perang sambil mengenggam parang dan tameng di Tangannya. 

Di belakangnya terlihat Rombongan yang sedang melambai-lambaikan tanganya ke arah penonton yang sedang asik merekam jalannnya kegiatan tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Masing-masing kelompok maupun individu yang tergabung dalam barisan mulai menunjukkan nyanyian mereka, tarian mereka disaat barisan depan berhenti,

Domumentasi pribadi
Domumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Terlihat dari kejahuan 2 orang berkejar-kejaran layak nya Perang suku, yang satu menghunuskan tombaknya , ada juga yang menari-narikan parangnya. Suasana semakin meriah ditambah dengan pukulan musik yang bertalu talu yang disertai teriakan uii yang melambangkan bahagian mereka.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Mobil pickup hitam yang berisikan rombongan penabuh Gong berhenti di depanku,

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Setelah ku lihat, dari benner yang mereka bawa teryata mereka adalah Rombongan masyarakat suku dayak Punan Sekatak. Di atas mobil pickup itu terlihat bapak yang kemungkinan berumur antara 70 -- 80 tahun duduk terdiam di tengah riuhnya suara tabuhan alat musik gong,  awalnya bapak ini hanya diam saja, dengan ekspresi muka yang datar, aku tetap mempotretnya karna bapak itu sangat sepuh di antara peserta lainnya. 

Sekalipun sepuh, bapak ini tetap semangat untuk mengikuti pawai budaya tersebut. lama-kelamaan bapak ini mulai menunjukkan ekspresi kegembiraannya, sampai ahkirnya bapak itu tertawa lepas, aku sangat terharu melihat senyuman tulus orang tua ini yang mengingatkan bapak yang ada dirumah. 

Satu hal yang belum terpenuhi disaat acara berlangsung, aku tidak sempat untuk bercengkrama dengan peserta pawai karna masing-masing memiliki fokus yang berbeda.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Didepan pintu gerbang, kakak meminta kameranya,

Waduh, ucapku dalam hati, akan banyak moment yang ku lewati ,

Tidak mau ketinggalan berita, hahaha, aku menuju ke Soundman panggung yang kebetulan teman, sambil ku meminta izin untuk mengcharge batre kamera ku.

Domumentasi pribadi
Domumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sungguh siang itu panas sekali, aku yang mati gaya karna tidak aktif ahirnya memilih untuk duduk di gapura depan, dimana saat itu berdiri beberapa ajudan dan pejabat yang sedang menunggu petinggi daerah yang akan datang.

Tak lama berselang, kaka ku datang serta memberi kameranya kepadaku sambil kepanasan, aku pulang tidur sebentar katanya, pusing kepalaku.

Acara tetap berjalan sekalipun panas terik ganas menerjang siang itu, tarian, semajau tetap berjalan, para peserta tidak menghiraukan hawa panas matahari kalimantan saat ini, 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saatnya istirahat ucapku dalam hati, karna acara yang sedang berjalan saat itu ialah kata sambutan dari unsur Muspida, sambil menunggu kata sambutan, aku menuju kebelakang Panggung. 

Ternyata dibelakan panggung terlihat Uyau Moris yang sedang santai bercengkama dengan sahabatnya, satu persatu belakang panggung itu mulai ramai dikarnakan ada banyak pemuda-pemudi yang meminta foto dengan Uyau Moris, ahkirnya perbincangan hangat pun terjadi, antara si A dan si B yang berlanjut di warung Kopi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sore itu, sepulang dari tempat Ngopi, aku kembali kerumah kaka ku, terlihat pintu rumahnya masih tertutup, dan tidak ada aktifitas di dalamnya, mungkin, ada 2 jam penuh aku menunggu kakaku yang belum terbangun, ku gunakan waktu tersebut utuk mengedit foto guna posting di Instagram, hehehe, dituntut batre yang sisa 15%, ahkirnya ku memberanikan diri utuk membangunkannya,

Den, den, bamgun, ucapku,

Sebentar katanya,

Setelah membukakan pintu, dia menanyakan,

Tadi kau ikut mubes kah  ? ndak ucapku, kami langsung ngopi,

Hahaha, dia langsung marah mendengarnya.

Seketika itu dia masuk kedalam rumah, dan kembali lagi sambil menyuruhku untuk membeli makanan.

Kali ini menunya Nasi Uduk,

Dokumentasi pribasi
Dokumentasi pribasi

Sesampainya di Lokasi, kakaku megajak ke arah UMKM, ternyata istrinya meminta sovenir dari acara tersebut, sambil menunjukkan foto yang ada di ponselnya, dia juga memintaku untuk meminta tolong untuk membantunya mencari tas yang sesuai dengan gambar tersebut, Terdengar suara musik berirama semajau memenuhi tempat tersebut. 

Sesekali penyanyi mengajak hadirin untuk kembali bersemajau ria, nah dapat,  ucapku dalam hati, sambil ku tunjukkan tas itu kepada kaka ku, namun dia masih ragu, apakah tas itu sama dengan yang ada di foto, dari sekian UMKN yang menjual kerajinan tanga tersebut, hanya 1 stand yang menjual tas serupa, mungkin dia masih  menunggu konfirmasi dari istrinya,

Belum mendapatkan balasan, dia mengajak untuk mencari kopi di dalam, ternyata, kopi sudah habis, dan tersedia hanya teh, segeralah kami menuju ke samping paggung.

Dikala orang asik bersemajau ria,

Sejenak ku bergulat dengan pikiranku di tegah riuh orang yang sedang bergembira dimalam itu, 

Bertanya ku dalam hati, jika masyarakat Indonesia menggunakan baju adat bahkan pernak pernik daerahnya masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari, akankah masyarakat memiliki Kepribadian yang percaya diri, kuat, tegas dan yang mencerminkan kepribadian Luhur bangsa Indonesia di tengah krisis Intitas bangsa kita saat ini ?

Pada malam itu, ku melihat Muda-mudi dayak sangat bangga terhadap diri mereka sendri, hal itu menciptakan rasa aman, percaya diri sehingga terpancar karakter yang kuat dari dalam diri mereka masig-masing,  

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Namun, mari kita bandingkan, jika setelah acara, mereka kembali menggunakan pakaian sehari-hari mereka, nampak mereka dan juga saya seperti menjadi orang lain atau terlihat seperti bangsa lain, sehingga rasa cinta, bangga terhadap tanah air pun merkikis, ahirnya, bangsa kita mulai disusupi oleh budaya luar yang mempengaruhi nilai-nilai luhur yang kita miliki,

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Mari kita lihat kembali, ada banyak muda-mudi yang berlenggak lengkok di depan kamera tanpa mengindahkan nilai-nilai luhur bangsa kita, mereka berani menujukkan bagian tubuh yang dilarang untuk di tunjukkan. Bagi mereka hal tersebut sangat wajar terjadi di zaman ini. Bangsa kita sudah mulai disusupi oleh seragam budaya luar yang mengakibatkan muda-mudi kita mudah disusupi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Pemerintah meganggap bahwa musuh besar bangsa ini ialah Narkoba dan Korupsi semata. Padahal, masuknya Budaya Asing telah mengubah karakter dan sikap dari muda-mudi saat ini. Ahkirnya, muda-mudi kita tidak memiliki cerminan luhur nenek moyang kita yang gagah perkasa.

Ada baiknya bagi pemerintah menghidupkan kembali sebuah kebudayaan yang terdapat di bangsa ini, agar muda mudi kembali memiliki karakter yang kuat.

Sekian dari saya.

Semoga bermanfaat.

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun