Di depan panggung sudah bersiap-siap penari suku dayak Blusu yang akan mempersembahkan Nungkulai (Maaf jika ada salah dalam penulisan) dimana tradisi ini didakan keluarga yang sedang berduka, lalu sekelompok rombongan melakukan perjalanan mengayau.
Bagiku, para penari yang melakukan pertunjukan di acara Mubes sungguh luar biasa, bagaimana tidak, kegiatan tersebut di adakan di luar ruangan, para penari hampir 99% saat pertunjukan hanya bertelanjang kaki, tidak terbayang bagaimana rasa sakitnya jika kaki mereka menginjak batu yang tajam. Sungguh aku terharu melihat totalitas penampilan yang mereka sajikan ditengah ribuan mata yang menyaksikan,
Kaya, miskin, orang biasa, Pejabat, orang penting, bahkan orang tidak penting bergemuruh bersorak memberikan apresiasi  atas pertunjukan yang sudah di sajika oleh pemuda dayak kalimantan utara.
Dipenampilan selanjutnya, jika boleh jujur, penulis terpesona  disaat 4 Penari Dayak ludayeh berjalan berbaris rapi menuju ke tengah lapang, mereka duduk membentuk bujur sangkar.Â
Tak mau melewatkan moment ini, Aku memberanikan diri mendekati penari sedang menunggu musik di putar, terdengar suara yang berteriak, " Kan bisa di zoom " Â ya benar, mungkin aku salah, karna terlalu dekat, tapi, untuk mendapatkan moment yang luar biasa, aku harus rela di hujat oleh orang-orang, hehehehe.
Saat membidikkan kamera ke arah penari, saat itu pula penari yang masih menunggu musik mereka di putar tersenyum kearah ku, bagiku, senyuman tersebut merupakan dopping berdosis tinggi yang menambah fokus dan semangatku dalam pengambilan gambar selama acara tersebut.