Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alat Tukar pada Zamannya

28 Juli 2022   15:22 Diperbarui: 28 Juli 2022   15:44 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahkinya Tempayan dan Piring asing tersebut menjadi barang fungsi adat yang sering digunakan saat Ritual budaya, Peminangan gadis, pernikahan, bahkan kematian, piring tersebut digunakan untuk menaruh sayur,ikan, daging untuk menemani mereka minum tuak dengan meyimpan tuak/tape/minumankeras/alkohol di dalam tempayan.

Minum alkohol memang digemari masyarakat Suku Dayak kala itu, namun, kegiata tersebut mulai mereka tinggalkan ketika Misionaris Kristen datang menyebarkan agama di daerah tersebut, sehingga tempayan, mulai di tinggalkan masyarakat.

Tapi, kenapa kok Piring-piring itu banyak yang retak pak ? tanyaku.

Tempayan maupun piring tersebut kebanyakan ditimbun di tanah, dikarnakan pada saat itu merupakan zama perang, ahkirnya piring maupun tempayan sebagian memiliki kondisi fisik yang baik.

Ada cerita unik mengenai Tempayan dan Piring-piring antik tersebut yang bapak ceritakan.

Saat itu,  Indonesia masih dalam kekuasaan Presiden Suharto,

Kala itu Presiden Suharto datang berkunjung Ke Pulau Bunyu, Kalimantan Timur (sekarang Kalimantan Utara) untuk  meresmikan Kilang Methanol pertama yang ada di Indonesia,

Bapak memiliki teman sub kontraktor dari kilang methanol yang sering berkunjung kerumah, untuk memberikan Buah tangan Kepada Presiden ke 2 di negeri tersebut, sub Kontaktor tersebut berinisiatif untuk memberikan tempayan maupun piring dengan membeli koleksi bapak yang kala itu merupakan koleksinya saat ia bujang yang ia kumpulkan dari pedagang dari daerah Mensalong, sekatak, Ping-ping.

"Saya nyesal sudah menjual murah koleksi saya, kalau di hitung-hitung diangkut 2 mobil Pickup yang dijual seharga 800rb"  ungkapnya.

Ada juga cerita lucu mengenai Tempayan koleksi bapak pada saat kami masih kecil,

sebelum kami turun kesekolah, semerbak aroma busuk menguasai ruang tamu yang berukuran 3x4, sekeluarga sedang mencari keberadaan bau bangkai tersebut, namun tidak menemukan, ahkirnya, muncullah dugaan Tempayan yang baru di beli bapak merupakan tempayan Keramat yang katanya dulu dibuat untuk mengkuburkan jenazah kala itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun