Mohon tunggu...
BaktiPuanId
BaktiPuanId Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas Perempuan

Ruang Puan Berdaya Dan Bermanfaat #Belajar, Mengabdi, Dan Menginspirasi Bersama

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskusi Bersama Dosen Gen Z: Bagaimana Perempuan Bisa Menyeimbangkan Karier, Pendidikan, dan Kehidupan Pribadinya?

22 Juni 2024   19:23 Diperbarui: 22 Juni 2024   20:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan tidak jarang dihadapkan dengan berbagai persoalan yang seksis, misoginis dan patriarki. Dimulai dari ruang domestik hingga ruang publik. Hal ini membuat banyak perempuan masih menyimpan ketakutan tersendiri untuk bergerak lebih sebagai dirinya sendiri, sebagai manusia seutuhnya. Memandang persoalan tersebut, Komunitas Bakti Puan kembali mengadakan diskusi pada 16 Juni 2024 melalui live instagram. Diskusi kali ini mengangkat tema "Balancing Act: Career, Education, and Personal Life for Women".

Pada diskusi kali ini, Bakti Puan menghadirkan Monika Sutarsa, S.Ak., M.M. yang merupakan seorang dosen di salah satu universitas di Tasikmalaya. Beliau juga merupakan seorang penulis dan sedang mengenyam pendidikan doktoral di salah satu universitas di Kota Bandung. Selain itu diskusi ini pun dipandu oleh Nadiyah Muthoharoh, S.Sos yang merupakan salah satu dari pengagas komunitas Bakti Puan dan seorang aktivis perempuan.

Hari ini diketahui, masih banyak masyarakat yang menilai bahwa perempuan seolah hanya diciptakan untuk hal-hal yang seksis. Padahal, melihat perkembangan zaman perempuan sangat bisa menyeimbangkan berbagai hal di dalam hidupnya. Tidak hanya terpaku pada kehidupan domestiknya saja, atau bahkan hanya berpaku pada kehidupan publiknya. Narasumber kali ini meyakinkan kita semua, ucapnya "Perempuan juga bisa seimbang perihal karir, pendidikan dan kehidupan pribadinya". Namun untuk dapat mencapai keseimbangan tersebut, tentu diperlukan strategi yang baik. Tanpa strategi yang baik, yang ada kita bisa kewalahan, dan tidak dapat fokus pada hal-hal yang akan dikerjakan.

Menurutnya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Beliau membuat beberapa poin penting diantaranya ialah: set priority and goals, effective time management, support, consistency, utilize resources.

Untuk memulai semuanya, Monika Sutarsa mengatakan bahwa penting untuk set priority and goals, menetapkan prioritas serta target. Karena dengan begitu memudahkan kita untuk mengatur jadwal yang harus dikerjakan. Selanjutnya ialah effective time management, mengatur waktu yang efektif. Pintar mengatur waktu juga menjadi kunci untuk dapat menyesuaikan segala kesibukan dengan waktu yang terbatas. Tidak lupa, support daripada lingkungan sekitar juga diperlukan untuk mendorong diri kita melakukan berbagai kegiatan tersebut. Tapi, hal yang kemudian penting untuk menjadikan kita terbiasa untuk bisa seimbang ialah konsisten. Karena semua hal yang tadi sudah disebutkan tidak akan menjadi apa-apa ketika kita tidak dapat melaksanakannya secara kontinu. Terakhir dan tidak kalah penting ialah memanfaatkan sumber daya, seperti halnya dengan mengikuti komunitas, mengikuti kegiatan-kegiatan sosial dan juga menjaga relasi yang sudah dimiliki.

Lalu, bagaimana dengan kehidupan pribadi kita sebagai perempuan. Kehidupan sehari-hari yang tenang, tanpa distraksi kesibukan atau kegiatan publik apapun?

Ibu dosen sekaligus penulis ini menyampaikan, sebagai perempuan kita juga harus bisa menjalankan kehidupan pribadi kita. Perempuan harus tetap melakukan self-care, atau merawat diri. Selanjutnya, kita juga diharapkan untuk bisa menetapkan batasan. Dan tak lupa, diri kita butuh untuk rehat. Maka penting pula untuk melakukan quality time. Quality time ini bisa dilakukan dengan berbagai macam kesukaan kita, entah nonton film, ngopi, atau bahkan hanya rebahan seharian di rumah.

Diskusi ini diharapkan dapat membuka cakrawala kaum perempuan. Bahwasanya perempuan dapat terus berdaya dengan segala kemampuannya, dengan segala kondisinya, bahkan dengan segala keterbatasannya. Yakni dengan menyeimbangkan beberapa segmen aktivitas dalam kehidupannya.

Penulis : Nadiyah Muthoharoh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun