Sementara keteladan eksternal dapat dilakukan dengan pemberian contoh-contoh yang baik dari para tokoh yang diteladani. Baik tokoh lokal maupun tokoh internasional, seperti menyajikan cerita- cerita tentang tokoh-tokoh yang dapat dijadikan sebagai teladan dan peniti kehidupan.
Kesimpulan yang dapat kita lakukan adalah mari kita perbaiki diri kita masing-masing agar menjadi sosok teladan bagi yang lain, khususnya bagi peserta diklat yang selanjutnya akan mengimbas kepada peserta didik di sekolah-sekolah. Ayo, mari sama-sama kita perbaiki, seperti kata AA Gym, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari sekarang.Â
Hal ini senada dengan arahan yang disampaikan oleh kepala PPPPTK BBL Medan saat peringatan hari kesadaran nasional pada tanggal 17 Januari 2018 yang mengharapkan agar setiap kita menjadi suri tauladan bagi yang lain, setidak tidanya bagi diri sendiri. Mari kita mulai dari yang kecil dan dari hal yang paling sederhana. Membuang sampah pada tempatnya misalnya, hadir tepat waktu, menjalankan tupoksi sesuai jabatan kita masing-masing. Tidak ada kata terlambat untuk kebaikan, mari kita mulai dari sekarang.
Â
Daftar Pustaka:
Munhamer, Ahmad. (2013). Strategi Pembelajaran Karakter. munhamer.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 14 Maret 2018.Â
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya
Sofyan, Muhammad. 2011. Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. vincentmark.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Januari 2018.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H