Dok. PribadiÂ
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia atau YAICIÂ merupakan salah satu Yayasan di Indonesia yang bergerak di bidang Pendidikan, Kesehatan, dan juga Lingkungan. Pada beberapa waktu lalu YAICI menggandeng Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU yang merupakan organisasi perempuan Nahdlatul Ulama melaksanakan sosialisasi tentang Kental Manis Bukanlah Susu di Kota Ambon, Maluku.
Seperti yang kita ketahui, Muslimat NU sendiri bergerak dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita nasional secara mandiri serta bergerak di berbagai sektor kehidupan baik Pendidikan, Kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Kolaborasi yang sangat baik ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terutama kaum Perempuan baik ibu-ibu sampai Wanita remaja yang akan menjadi calon ibu-ibu nantinya.
Dok. PribadiÂ
Kental manis dalam pemahaman masyarakat terutama masyarakat pedesaan, banyak yang masih beranggapan bahwa itu adalah susu, padahal sebenarnya bukan, dia hanyalah gula yang dikentalkan dan rasanya seperti susu. Pada akhirnya banyak ibu-ibu yang menjadikan kenta manis sebagai pengganti asi untuk anak-anak dan balita. Padahal kalau dipahami sebenarnya itu sangat membahayakan kondisi Kesehatan anak dan balita karena dapat menyebabkan stunting atau kurang gizi karena kandungan 50g gula dalam 100ml.
Agar dipahami, kandungan gula yang cukup tinggi bisa membuat anak lebih cepat kenyang. Hal tersebut bisa membuat mereka enggan mengonsumsi makanan lain untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Dok. PribadiÂ
Pemberian kental manis kepada anak sering terjadi di masyarakat karena kurangnya literasi yang diterima orang tua terkait kebutuhan gizi anak. Sehingga YAICI dan PP Muslimat NU melakukan Gerakan pencegahan dengan berbagai program mulai dari sosialisasi, blusukan langsung ke rumah penderita stunting hingga program ibu asuh anak terindikasi stunting.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan kegiatan sosialisasi kental manis bukanlah susu ini akan dilaksanakan di beberapa provinsi salah satunya di Maluku dan saat ini Kota Ambon sebagai salah satu daerah yang paling tinggi penderita stunting yaitu diangka 28%. Hal tersebut telah di konfirmasi langsung kepada bapak Penjabat Gubernur Maluku dan akan ditindak lanjuti bersama stakeholder terkait.
#kentalmanisbukansusuanak
#cegahstunting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H