Mohon tunggu...
Bakri Dahlan Pasangkie
Bakri Dahlan Pasangkie Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang yang pernah menjadi wartawan di beberapa media seperti Harian Fajar, Pedoman Rakyat dan Tegas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha dan Semangat Berbagi

20 Juli 2021   16:07 Diperbarui: 20 Juli 2021   16:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyembelihan hewan kurban di Mesjid Hikmah 2, Makassar selasa 20 Juli 2021. (foto: b. d. pasangkie) 

Matahari bersinar terang menyelimuti pagi di Kota Makassar, selasa 20 Juli kemarin. Seorang ibu sedang membagikan kupon beberapa saat setelah shalat Id selesai dilaksanakan. Selembar kupon bisa diganti dengan satu atau dua kilogram daging. Semangat berbagi kental terasa setiap hari raya Idul Adha atau Idul Kurban.


Bagi sebagian warga, pembagian daging kurban sebuah berkah tersendiri. Seperti terlihat dari sebuah mesjid di Kelurahan Bara-Baraya. Siang itu antusiasme warga mendapatkan daging kurban tampak jelas terlihat. Mereka menuju mesjid terdekat, menunggu pembagian hewan kurban.


Idul Adha bagi umat Islam Indonesia bukan sekedar perayaan ritual agama. Idul Adha juga dinamakan Idul Kurban atau lebaran berbagi pada sesama.


Lebaran berbagi mencerminkan peristiwa membumi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hari Raya Kurban mengandung arti menjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan. Kita saling memberi dan mendoakan.
Tradisi perayaan Idul Adha di Indonesia sudah berlangsung Ratusan tahun. Ibadah Idul Adha identik dengan Ibadah Haji. Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, dua tahun terakhir, saudara kita belum bisa menunaikan ibadah haji karena COVID-19 masih menjadi ancaman serius.


Dalam situasi ekonomi serba tidak menentu saat ini, interaksi sosial serba terbatas. Warga dihimbau lebih banyak di rumah. Dampaknya perayaan Idul Adha tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun kondisinya seperti itu, tidak menyurutkan semangat berbagi diantara kita. Idul Kurban menjadi tradisi yang mengandung misi kemanusiaan, mempererat silaturahmi antara mereka yang mampu secara ekonomi dengan yang kekurangan. Idul Kurban mencerminkan toleransi, keihlasan dengan bertawakkal kepada Allah SWT. Suara Allahu Akbar menggema dimana-mana.


Shalat berjamaah di pagi hari tetap mematuhi protokol kesehatan. Meskipun ketika shalat berjamaah senantiasa menjaga jarak dengan jamaah lainnya, dihadapan Tuhan yang Maha Esa kita adalah sama. Hilang semua persaingan dalam status kemewahan, jabatan, kekuasaan dan derajat. Semua bersujud. Kita hanyalah manusia lemah dihadapan-Nya.
Kehidupan beragama selalu mengajarkan kebaikan. Saling berbagi antara sesama merupakan wujud dari kebaikan. Kebaikan selalu datang dari berpikir positif. Bukankah agama adalah sesuatu yang bisa dijelaskan tapi juga tidak bisa dijelaskan. Dalam beragama selalu hadir unsur rasional dan tidak rasional.


Kehidupan beragama termasuk upacara keagamaan adalah ekspresi akan cinta manusia pada kebaikan. Kehidupan beragama menunjukkan, selalu ada misteri dalam kehidupan ini. Ada suatu keramat dan tidak dapat diungkapkan semata-mata dengan akal. Kehidupan beragama selalu beriringan dengan penyerahan total pada Sang Pencipta.
Perayaan Idul Kurban merupakan seremonial. Idul Kurban tidak berhenti pada hubungan pribadi dengan Tuhan, tapi juga tanggung jawab sosial terhadap keselamatan dan kelangsungan hidup manusia lainnya. Jadi perayaan Idul Kurban tidak berhenti pada masalah batiniah, tapi juga lahiriah dalam wujud tanggung jawab sosial.


Semangat berbagi di hati raya Idul Kurban tidak bisa dipisahkan dari sikap toleransi antara sesama ciptaan Tuhan. Ibadah dan perilaku senantiasa berbuat baik seperti menolong sesama merupakan kewajiban terus menerus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ibadah dan kebaikan adalah dua perilaku pembawa kedamaian. Selamat hari raya Idul Adha. Selamat berbagi kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun