"Ayolah lebih logis lagi dalam menangani wabah. Ayo genjot vaksinasi. Sediakan lebih banyak. Jangan buru-buru mikir berbayar dulu. Sediakan gratis buat semuanya. Minimal sampai 80 persen populasi. Syukur-syukur bisa 100 persen gratis, semuanya dapat vaksinasi," pungkas Fajar sembari memakan pisang goreng yang mulai dingin.
Kawan lainnya juga mengungkapkan uneg-unegnya terkait PPKM yang diberlakukan pemerintah. Entah apa yang disampaikan hanya guyonan atau nyata. Dampak PPKM menjadikan keluarganya dan masyarakat lain kreatif.
Ia menjelaskan sekarang ini PPKM menjadikan banyak orang berbakat berdagang. Diakuinya mental pedagang dengan menciptakan peluang ini ditengah pandemi ini menjadi tren, apalagi di masa PPKM.
"Alhamdulilah PPKM ini, aku wes bisa dagang. Disyukuri aja. Kemarin bisa jual TV, dua Minggu lalu jual kulkas. Gak tau Minggu depan apa bulan depan, apa lagi yang bisa dijual," katanya sembari menghisap rokok dalam-dalam.
Ketika ditanya, barang siapa yang dijual? Sang kawan asal Sidoarjo ini menjelaskan" Ya barang-barangku, TV, TV ku, kulkasku. Gimana Pandemi, PPKM ini serba sulit. Kita tidak beraktifitas. Jalan-jalan ditutup. Aku ini pekerja serabutan. Kalau semua dibatasi, anak istri makan apa coba," tanyanya dengan nada datar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI