Mohon tunggu...
Benz_Hermawan
Benz_Hermawan Mohon Tunggu... Penjahit - Tukang Jait

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Setop Berita Covid-19, Ajakan Baik atau Justru Menyesatkan

14 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 14 Juli 2021   15:12 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Gerakan Stop Berita Covid-19 mengemuka di jagat dunia Maya. Secara serempak gambar-gambar penolakan bertebaran. Entah ini ulah orang iseng atau tidak. Nyatanya bagi sebagian orang fenomena ini menggeletik ada juga yang mendukung dengan alasan berita Covid-19 justru menurunkan imun.

Sekarang mari kita beda satu persatu gagasan ini. Disini aku berada ditengah. Kalau orang Jawa bilang "Ojo ngiwo Ojo nengen" alias netral.

Pertama aku menyoroti konteks nya dulu. Yang dimaksud Tolak berita Covid-19, itu berita yang gimana, jangan sampai berita dari link-link atau video sepotong-sepotong yang ujung nya hoax menjadi acuan. Dalam hal ini harus ada kejelasan berita covid yang bagaimana.

Kedua, melihat sekarang ini berita tentang Covid-19 seakan naik daun. Ya hampir semua media mengangkat Pandemi Covid-19 dengan permasalahannya. Baik pasien membludak, kematian akibat Covid, orang tidak patuh Prokes bahkan banyaknya kasus kematian.

Pertanyaannya apakah itu meresahkan? jawab iya bikin resah yang melihatnya atau membacanya. Tapi yang perlu diingat bahwa apa yang disuguhkan adalah fakta, jangan sampai inginnya menghindari kepanikan ujung-ujungnya kita tidak mendapatkan informasi yang benar.

Ketiga kita sama-sama tahu Covid-19 bahaya. Terus kita pura-pura gak tahu. Terus jika kita tidak melihat berita-berita seputar Covid-19, secara otomatis bahayanya atau Covidnya akan hilang gitu? Tentu tidak kan.

Keempat bagian media nih. Media perlu menonjolkan perannya mendidik publik, menjalankan fungsi kontrol sosial, dan bukan malah menakut-nakuti atau membuat publik lebih panik.

Jika mengacu panduan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) yang merupakan wadah bagi wartawan terkait peliputan bagi media di Indonesia. Ada banyak sisi yang tidak digali lebih dalam oleh media tentang wabah virus corona untuk memberikan edukasi bagi masyarakat.

Misalnya, bagaimana virus ini muncul dan penyebarannya. Media lebih berkonsentrasi pada kisah-kisah mengenai para korban. Padahal yang dibutuhkan sejak awal adalah pemahaman agar masyarakat bisa tenang dan tahu cara yang tepat untuk tidak tertular.

Kelima mungkin yang diutamakan sekarang ini edukasi kepada masyarakat. Berdasarkan informasi yang di baca, penyebaran virus varian baru ini begitu cepat menyebar dibandingkan virus aslinya sebab itu penekanan akan protokol kesehatan menjadi pencegahan yang masih perlu dilakukan.

Keenam bisa saja masyarakat tidak melihat atau membaca berita seputar covid dengan alasan imun malah turun dan lebih memilih berita-berita. yang menggembirakan. Kalau menghindari berita covid itu hak setiap individu ya, tapi informasi tentang covid itu masih dibutuhkan sebagai bahan reverensi dan kewaspadaan.

Ketujuh mungkin ini juga bisa menjadi ajakan untuk menjadi agen perubahan setiap orang bisa meng-upload video-video lucu atau kata-kata lucu. Bisa di status atau media sosial.

Pernah satu waktu melihat sebuah gambar dengan tulisan "Nasehat Tabib China Agar imun kita Tetap terjaga, eeh setelah dibuka muncul suara gak jelas zkskskskssskjsjssjjjsj," ini lucu dan bikin ngakak dan kita yang melihatnya terhibur, bisa meningkatkan imun.

Yang terakhir mungkin ini tugas pemerintah kali ya. Dimana kebijakan yang ada harus disertai dengan pemetaan. Kalau kita melakukan hal ini solusinya apa ya. Dampaknya apa ya. Itu yang harus dipikirkan. Bagi saya, komunikasi, informasi dan edukasi penting dengan meningkatkan sistim prefentif, sebab bagaimana pun ada banyak orang yang belum percaya Covid itu ada dan Bebahaya.

Namun terlepas itu ada hal mendasar yang perlu dilakukan setiap individu masyarakat. Kita mungkin bisa saja tidak melihat pemberitaan terkait Covid-19. Kita juga Sekiranya perlu tidak mengandalkan pemerintah. Kita waktunya menjadi Super Hero bagi diri sendiri dan sekitar termasuk tidak abai akan protokol kesehatan.

Semoga kita selalu diberi kesehatan. Tetap patuhi aturan, tetap 1 M (jangan Mokong). Karena kita tidak tahu siapa yang membawa virus, bisa Saya, Kalian, atau Kamu.

Ini adalah sorotan kalau ada komentar Monggo corat coret dikolom komentar. Kalau bermanfaat sebarkan biar pada paham. Kalau tidak cukup dikamu saja #salam Sehat#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun