Ketika saya mengunjungi museum sri baduga, mata saya langsung tertuju kepada sebuah batu prasejarah yang cukup besar dengan tinggi nya sekitar 165 cm. saya tertarik membahas batu ini karna bentuk batu ini sangat unik. Batu ini di namakan batu Prasasti Padrao
Prasasti ini merupakan tanda perjanjian perdagangan antara Kerajaan sunda dan portugis yang berbentuk tugu batu. Prasasti Padrao ini merupakan satu-satunya monument bukti bahwa Kerajaan sunda pernah berhubungan dengan Kerajaan Portugal pada awal abad XVI. prasasti batu padrou ini ditemukan di Batavia,hindia belanda pada tahun 1918.Â
Padrao didirikan oleh penjelajah Portugal untuk mengklaim wilayah Portugal selama abad penjelajah. Adapun tokoh pendiri batu padrao ini adalah Bartolomeu dias,vasco da gama dan diogo cao. Batu prasasti ini sangat menarik untuk di bahas karna di permukaan batu ini terdapat banyak simbol-simbol yang bermakna khusus.Â
Kita bisa lihat terdapat symbol bola dunia (armillarium) disertai 5 garis lintang sejajar dan garis khatulistiwa (equator) yang merupakan lambang lencana raja manuel I dan joao dari Kerajaan Portugal.Â
Lalu terdapat symbol salib,dan terdapat tulisan DSPOR (Do Senhario De Portugal) yang arti nya penguasa Portugal. Dan juga terdapat tulisan ESFERRA/Mo yang merupakan singkatan dari bola dunia (Esfera do Mundo) dan harapan dunia (Esfera do mundo)
Â
Lantas,mengapa prasasti batu padrao ini bisa terbentuk?
Di lansir dari informasi yang saya baca dari keterangan di museum sri baduga. Awalnya,pada abad ke 16 masehi tepatnya pada tanggal 21 agustus 1522 pengaruh islam di Indonesia semakin kuat yang membuat kerajaan sunda mulai mengalami kelemahan dan mendapatkan ancaman dari Kerajaan demak. Hal itu diketahui oleh bangsa portugis yang sedang berada di Malaka.Â
Lalu Kerajaan sunda pun mengundang portugis untuk meminta bala bantuan. Akhirnya bangsa portugis mendatangi Kerajaan sunda kelapa dengan tujuan untuk membantu Kerajaan sunda. diketahui bahwa raja samio selaku pemimpin Kerajaan sunda mengundang pihak portugis yang baru saja datang ke Malaka pada tahun 1511,untuk meminta bantuan portugis untuk membantu  menangkis serangan demak dari Cirebon terhadap kerajaan sunda. Akhirnya Enrique leme selaku pimpinan portugis di Malaka menerima undangan tersebut.Â
Dari perjanjian tersebut menghasilkan sebuah perjanjian. Bahkan mereka membuat dua surat perjanjian dari hasil pertemuan mereka. akhirnya Perjanjian tersebut di abadikan pada prasasti batu padrao.Â