Berdasarkan Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021, stunting didefinisikan sebagai suatu kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar. Permasalahan terkait stunting ini juga menjadi perhatian dunia dan termasuk kedalam poin kedua yang ingin dicapai dalam Sustainable Development Goals yaitu menciptakan dunia yang bebas dari kelaparan pada tahun 2030.
Kota Surabaya sendiri telah berhasil mencapai angka prevalensi stunting (berdasarkan tinggi badan menurut umur) pada nilai 4.8% berdasarkan data menurut SSGI Tahun 2022. Namun, pemerintah Kota Surabaya harus terus mengupayakan penurunan angka stunting hingga mencapai zero stunting yang salah satunya direalisasikan melalui program KKN yang diberi nama "Kampung Emas Madani 2.0". Universitas Airlangga menjadi salah satu Universitas yang dipercaya untuk menjadi bagian dari program ini dalam rangka mempercepat penurunan prevalensi stunting pada 153 kecamatan di Kota Surabaya.
Alvina Dhinta Dewi, mahasiswa jurusan keperawatan serat Bakhats Muhammad Fikri, mahasiswa jurusan farmasi Universitas Airlangga yang dibimbing oleh Ibu Anisa Lailatul Fitria, S. Gz., M. Sc. merupakan salah satu dari kelompok mahasiswa yang mendapatkan tugas untuk menjalankan program Kampung Emas ini di Kelurahan Dupak, Kecamatan, Kota Surabaya. Sebelum terjunkan ke lapangan, kami bersama seluruh mahasiswa lain yang juga berpartisipasi dalam program ini diberikan penjelasan terkait mekanisme berjalannya program Kampung Emas ini, serta gambaran mengenai apa-apa saja yang harus kami lakukan hingga kegiatan ini berakhir dan output apa saja yang harus kami capai.Â
Kegiatan Kampung Emas secara resmi dimulai pada 5 Oktober 2023 dengan diselenggarakannya acara pelepasan mahasiswa di Auditorium Ternate, Gedung ASEEC Lantai 1, Universitas Airlangga. Sebagai langkah awal dimulainya program ini, kami melakukan kunjungan ke kantor kelurahan Dupak serta Puskesmas Dupak untuk melakukan konfirmasi perizinan atas kehadiran kami serta melakukan koordinasi terkait hal-hal apa saja yang akan kami lakukan selama kegiatan ini berlangsung. Tahap selanjutnya yang kami lakukan adalah mengumpulkan informasi melalui pihak puskesmas terkait target populasi yang akan kami berikan intervensi, yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan balita pre-stunting/stunting untuk kemudian dilakukan proses wawancara yang juga menjadi bagian dari tahap analisis situasi dan kondisi.
Melalui wawancara tersebut, dapat kami ketahui bahwa permasalahan umum yang terdapat di lapangan berkaitan dengan kejadian stunting adalah kurangnya awarness masyarakat terkait dengan kecukupan nutrisi atau gizi harian. Hal inilah yang kemudian menjadi prioritas kami dalam melakukan integrasi kedalam 3 kegiatan utama dari Program Kampung Emas Madani 2.0. Kegiatan pertama yang dapat langsung kami jalankan setelah proses wawancara adalalah LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah), dimana kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kepatuhan dari target intervensi dalam penggunaan suplemen MMN melalui kartu monitoring yang telah dibagikan.
Kegiatan kedua yang telah dilaksanakan adalah Formula Pangan BERIMAN (Formulasi Pangan Lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani). Berkaitan dengan pemenuhan gizi atau nutrisi harian yang masih terbilang kurang, kami memberikan sebuah resep makanan alternatif dengan kandungan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, yaitu nuget ikan lele yang dikombinasikan dengan beberapa sayuran. Resep ini kami peroleh berdasarkan survei pasar terkait bahan makanan apa saja yang paling sering dibeli dan memiliki harga paling terjangkau sehingga hari resep ini kemudian dapat diaplikasikan sehari-hari. Kegiatan terakhir dari program Kampung Emas Madani 2.0 ini adalah SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi, Sehat, Hebat, Peduli Gizi). Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi kepada calon pengantin, ibu hamil, dan ibu dengan balita pre-stunting/stunting terkait pentingnya asupan zat gizi baik makro maupun mikro pada calon pengantin, ibu hamil serta penayangan video tutorial pengolahan nuget ikan lele.
Program Kampung Emas Madani 2.0 yang kami laksanakan di Kelurahan Dupak dapat berjalan dengan lancar, walaupun tentu saja tak lepas dari adanya permasalahan kecil yang sejauh ini tidak berpengaruh besar terhadap jalannya program ini hingga akhir. Banyak sekali pengalaman bermakna yang kami peroleh selama menjalankan program ini, dimana hal-hal tersebut semakin membuat kami senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah ada pada diri kami saat ini serta membangun motivasi kami untuk memberikan inovasi-inovasi efektif kepada masyarakat sebagai bukti nyata kami terhadap Tri Dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat.