Mohon tunggu...
Mukhammad Bakharudin
Mukhammad Bakharudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/mahasiswa

hobi berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Berolahraga bagi Santri

14 November 2022   22:50 Diperbarui: 14 November 2022   23:01 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

22.00-04.00

Istirahat dan tidur

Sumber: Hasil observasi, 2018

Berdasarkan hasil observasi  yang ke dua pada tangal 23 desember 2018 kepada dua santri putri yakni Laila Amalia dan Maulaya Arina Haq, menurut Amalia olahraga hanyalah kegiatan yang membuang-buang waktu saja dan aktifitas berat sehari-harinya sudah cukup untuk mengeluarkan keringat. Senada dengan amalia menurut Arina kegiatan kerja bakti yang dilakukan di pondok pesantren sama saja dengan kegiatan berolahraga karena mengeluarkan keringat sehingga mereka berangapan bahwa kalo diri mereka melakukan aktifitas berat yang dapat mengeluarkan keringat itu sama saja dengan berolahraga sehinga mereka berangapan kalo mereka melakukan kegiatan kerjabakti setiap pagi kalo dalam bahasa santri "roan"sama saja berolahraga dan itu yang membuat mereka berangapan kalo berolahraga  membuang-buang waktu saja sehingga salahnya pendapat santri dalam berolahraga sehingga mengangap berolahraga kurang penting.

Berdasarkan hasil observasi ketiga kepada dua santri putra yakni Muhammad Fajar dan Rifqi Maulana  pada tanggal 23 desember 2018, menurut Fajar olahraga itu penting dan sudah menjadi hobinya tetapi kurangnya ada fasilitas dan waktu untuk berolahraga sehingga itu yang membuat aktifias berolahraganya jarang dilakukan senada dengan Fajar menurut Rifqi kesibukan mengaji dan sekolah formal sehari-hari yang padat mengakibatkan kurangnya aktifitas berolahraga. Berdasarkan dua pendapat tersebut keseharian mereka adalah sekolah formal dan mengaji mereka hanya medapatkan jatah berolahraga di sekolah formalnya saja. Menurut mereka masih kurang karna mereka punya semangat untuk berolahraga tetapi faktor dari pihak yayasan yang kurang memperhatikan fasilitas berolahraga sehingga tidak adanya kegiatan berolahraga di karenakan sarana dan prasarana yang kurang sehingga mengakibatkan santri tidak ada wadah untuk mengembangkan potensi berolahraganya.

Berdasarkan pengalaman yang di alami sendiri oleh penelitia yang juga seorang santri pondok pesantren bahwa memang santri memiliki kesibukan dalam dirinya yakni mengaji dan sekolah formal sehingga dalam keseharianya santri kurang ada waktu untuk melakukan kegiatan berolahrga sehingga dapat mempengaruhi pendapat santri terhadap pentingnya berolahraga itu sendiri, tidak hanya kegiatanya yang padat saja terkadang dukungan dari pihak yayasan pondok pesantrenpun juga kurang mementingkan kegiatan berolahraga santri-santrinya padahal banyak sekali kegiatan berolahraga yang di gelar untuk mencari bakat-bakat santri di bidang olahraga yang di selengarakan oleh lembaga pendidikan ma'arif nahdatul ulama yaitu PORSEMA, PORSEMANAS dan Liga santri.

Dari hasil observasi dan penjelasan tersebut banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pendapat pentingnya berolahraga santri untuk melakukan kegiatan berolahraga salah satunya santri kurang memperdulikan tentang berolahraga kurangnya waktu bermain pun salah satu masalah yang terjadi bagi santri untuk melalukan kegiatan olahraga sehingga pendapat penting berolahraga santri di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Kabupaten Jepara berbeda-beda sesuai persepsi yang di ambil oleh santri tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun