Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah dilecehkan sejak beliau diangkat oleh Allah Subhannallah Wa Ta’ala (SWT) sebagai Rasul-Nya oleh orang-orang Qurais Mekah, yang tidak percaya kepada Allah saat itu, padahal sebelum diangkat menjadi Rasulullah, Muhammad mendapat julukan Al Amin, yang sangat terpercaya.
Karena sebgain besar orang-orang Mekah saat itu, termasuk sanak keluarganya tidak percaya kepada kenabian Nabi Muhammad SAW, maka Rasulullah pergi ke Taif, suatau kota yang banyak penduduknya. Nabi berharap di kota itu beliau akan diterima dengan baik dan ingin menjadikan kota itu sebagai pusat penyebaran agama Islam.
Namun apa yang beliau alami? Bukan sambutan dan keramahan, tetapi sebaliknya. Hinaan dan caci maki yang beliau dapatkan. Orang-orang Taifada yang menghina beliau dengan berkata: “Kamu kah yang telah diangkat sebagai Nabi?”. Yang lain berkata,: “Tidak adakah orang lain yang lebih pantas untuk diangkat sebgai Nabi?”. Dan kata-kata lain yang menghina dan merendahkan Nabi.
Bukan itu saja, para pemuda Taif melemparai beliau dengan batu sehingga beliau berdarah-darah. Sehingga beliau meninggalkan Kota Taif dengan sedih dan berdoa kepada Allah yang sangat memilukanhati semua umat Islam yang mencintai Nabi-nya. Doa Nabi anatara lain: “Ya Allah aku ikhlas menerima ini semua, asalkan Engkau ridha”.
Saking sedihnya Nabi, maka malaikat Jibril alaihi salam (AS) datang menemui Rasuullah SAW, setelah memberi salam dan salawat kepada Nabi, malikat Jibril berkata: “Ya Rasulullah, Alah telah menyaksikan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Taif ini kepada engkau. Dan malaikat penjaga gunung di sekitar Taif ini telah siap menjalankan apapun perintahmu, untuk memebnturkan gunung ini sehingga mereka binasa semua”.
Tapi apa jawab Rasulullah SAW yang mulia itu?. Beliau hanya mengatakan: “Jangan, kalaupun saat ini mereka tidak beriman kepada Allah dan kepadaku, siapa tahu kelak di antara anak keturunan mereka ada yang beriman. Dan menurut para ulama, doa Nabi itu dikabulkan Allah. Di antra keturunan orang Taif itu, ada ulama-ulama dan dai-dai (penyampai agama), yang akhirnya datang ke India dan akhirnya sampai ke Indonesia untuk berdakwah, sehingga Indonesia yang saat itu merupakan pusat agama Hindu (Sriwijaya dan Majapahit), yang saat ini menjadi negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. (Dari buku Fadilah Amal dan Kisah Para Sahabat).
Nabi Muhammad Tetap Mulia di Sisi Allah
Walaupun Nabi Muhammad SAW telah dilecehkan sejak beliau masih hidup saat mendakwahkan Kalimah: “La Ilaha Illallah”, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tetapi Nabi Muhammad SAW tetap berdakwah dari gang-gang dan dari rumah ke rumah di seluruh Kota Mekah, yang diikuti dan dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW..
Bila saat pergi dari rumah untuk berdakwah, pakaian dan diri beliau dalam keadaan putih bersih, tapi saat kembali ke rumahnya dalam keadaan kotor, baik tubuh maupun beliau, bahkan tidak jarang berlumuran darah, sehingga putri beliau Fatimah, yang selalu membersihkan kotoran-kotoran (termasuk tahi unta) dari tubuh dan rambut beliau sambil menangis. Tapi Rasulullah berkata: “Jangan menangis putriku, kelak Islam akan tersebar sampai ke gunung-gunung dan rumah-rumah gubug”.
Dan ternyata benar, Islam sekarang telah tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dapat kita bayangkan, seandainya tidak ada dakwah, mungkin saat ini kita termasuk penulis yang dilahirkan dan dibesarkan di Palembang sebagai pusat Agama Hindu waktu itu, masih menyembah berhala!. Allahu Akbar.
Menurut ajaran Agama Islam, saat nabi Adam AS diciptakan, dia telah melihat Nama Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir, Nabi yang sangat dikasihi Allah SWT, sehinnga nama Nabi Muhammad SAW selalu “digandengkan” dengan Nama Allah. Dan tidak syah iman seorang muslim atau muslimah tanpa mengakui bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.
Jadi, sebejad apapun tindakan orang-orang yang mau melecehkan dan merendahkan Nabi Muhammad SAW, namun di”mata” Allah dan di mata seluruh umat Islam, Nabi Muhammad Saw adalah orang yang paling mulia, kapan pun dan di manapun sampai Hari Kiamat.
Semoga Allah meridhoi tulisan ini. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Depok, 26 September 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H